Gaji Dibayar Sesuai UMK, Ganjar Gelontorkan Rp144 Miliar Biayai Guru Honorer
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo terus mendorong kesejahteraan dan meningkatkan kualitas guru honorer. Berdasarkan laporan gaji sebanyak 5.546 guru honorer dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi.
Alokasi APBD dengan rata-rata sesuai nilai UMK, ditambah bonus sesuai jenjang pendidikan, sekitar Rp2,6 juta per orang atau dengan total anggaran kurang lebih Rp144 miliar.
"Guru honorer saat ini masih banyak, kita kekurangan guru. Maka ada dua cara, satu sistemnya diperbaiki dan peralatannya ditambah. Sehingga satu guru punya banyak keterampilan, bahkan multi platform bisa dikerjakan," kata Ganjar dalam keterangan resminya, Jumat (25/11/2022).
Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi inspektur upacara Hari Guru Nasional yang dilaksanakan di Museum Ranggawarsita, Kota Semarang pada Jumat (25/11) pagi. Upacara diikuti guru honorer, ASN, murid sekolah dan taruna pelajar.
Sebagaimana diketahui, guru honorer di bawah naungan Pemprov Jawa Tengah telah disejahterakan dalam bentuk pemberian gaji setara dengan nilai upah minimum kabupaten/kota (UMK). Dulu, guru honorer hanya mendapatkan bayaran Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per bulan.
Tak hanya itu, Ganjar juga telah menginstruksikan jajaran bupati dan wali kota untuk mengalokasikan 20 persen APBD untuk bidang pendidikan, termasuk kesejahteraan guru honorer.
Hal itu dilakukan, kata Ganjar, sebagai bentuk apresiasi kepada tenaga pengajar yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dan kesehahteraannya memprihatinkan. Sebab mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa sehingga patut diapresiasi.
"Kalau UMK saja semua guru yang ada di Jawa Tengah, itu sudah akan memberikan apresiasi. Kita tidak bisa seperti ini tanpa guru-guru itu. Maka saya minta kabupaten kota untuk prioritaskan mereka," jelas Ganjar.
Dengan demikian di Hari Guru Nasional ini, Ganjar menyebutkan menjadi momen yang tepat untuk meninjau regulasi tenaga pengajar serta penerapannya, agar para tenaga pengajar lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga melaunching program 'Sidak SMK' untuk digitalisasi pembelajaran SMK, 'Si Pungkur Merak' untuk digitalisasi penilaian angka kredit guru dan 'Duren Pulen' yang bertujuan untuk perencanaan pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
"Menurut saya, di hari guru ini kesempatan kita melakukan perubahan besar. Guru lebih diperhatikan, kesejahteraannya diperhatikan, ini kita launching sistem-sistem yang bisa membantu guru lebih termotivasi, berprestasi dan lebih mudah dalam pelayanan," ujar Ganjar.
Alokasi APBD dengan rata-rata sesuai nilai UMK, ditambah bonus sesuai jenjang pendidikan, sekitar Rp2,6 juta per orang atau dengan total anggaran kurang lebih Rp144 miliar.
"Guru honorer saat ini masih banyak, kita kekurangan guru. Maka ada dua cara, satu sistemnya diperbaiki dan peralatannya ditambah. Sehingga satu guru punya banyak keterampilan, bahkan multi platform bisa dikerjakan," kata Ganjar dalam keterangan resminya, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga
Hal itu disampaikan Ganjar saat menjadi inspektur upacara Hari Guru Nasional yang dilaksanakan di Museum Ranggawarsita, Kota Semarang pada Jumat (25/11) pagi. Upacara diikuti guru honorer, ASN, murid sekolah dan taruna pelajar.
Sebagaimana diketahui, guru honorer di bawah naungan Pemprov Jawa Tengah telah disejahterakan dalam bentuk pemberian gaji setara dengan nilai upah minimum kabupaten/kota (UMK). Dulu, guru honorer hanya mendapatkan bayaran Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per bulan.
Tak hanya itu, Ganjar juga telah menginstruksikan jajaran bupati dan wali kota untuk mengalokasikan 20 persen APBD untuk bidang pendidikan, termasuk kesejahteraan guru honorer.
Hal itu dilakukan, kata Ganjar, sebagai bentuk apresiasi kepada tenaga pengajar yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dan kesehahteraannya memprihatinkan. Sebab mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa sehingga patut diapresiasi.
"Kalau UMK saja semua guru yang ada di Jawa Tengah, itu sudah akan memberikan apresiasi. Kita tidak bisa seperti ini tanpa guru-guru itu. Maka saya minta kabupaten kota untuk prioritaskan mereka," jelas Ganjar.
Dengan demikian di Hari Guru Nasional ini, Ganjar menyebutkan menjadi momen yang tepat untuk meninjau regulasi tenaga pengajar serta penerapannya, agar para tenaga pengajar lebih termotivasi untuk meningkatkan kualitas.
Pada kesempatan itu, Ganjar juga melaunching program 'Sidak SMK' untuk digitalisasi pembelajaran SMK, 'Si Pungkur Merak' untuk digitalisasi penilaian angka kredit guru dan 'Duren Pulen' yang bertujuan untuk perencanaan pendidikan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
"Menurut saya, di hari guru ini kesempatan kita melakukan perubahan besar. Guru lebih diperhatikan, kesejahteraannya diperhatikan, ini kita launching sistem-sistem yang bisa membantu guru lebih termotivasi, berprestasi dan lebih mudah dalam pelayanan," ujar Ganjar.
(nng)