Isu Ramah Lingkungan Mulai Merambah ke Produk Bahan Bangunan

Rabu, 30 November 2022 - 07:49 WIB
loading...
Isu Ramah Lingkungan Mulai Merambah ke Produk Bahan Bangunan
Pengembangan real estate mulai mengadopsi isu ramah lingkungan (green) hingga mulai meluas ke produk bahan bangunan. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pengembangan real estate mulai mengadopsi isu ramah lingkungan (green) menyusul menguatnya isu pemanasan global (global warming). Jika sebelumnya istilah green hanya sebatas penghijauan melalui media tanam seperti taman. Kini mulai meluas hingga produk bahan bangunan ramah lingkungan.



Setuju bahwa konsep green merupakan keharusan di masa depan, pada bulan Februari lalu produsen atap bitumen PT Onduline Indonesia menginisiasikan proses untuk mendapatkan label ramah lingkungan untuk sejumlah produk atap ringan bitumen andalannya.

Setelah melalui proses panjang selama delapan bulan, pada 7 Oktober 2022 lalu, sebanyak lima produk atap ringan bitumen dari PT Onduline Indonesia memperoleh sertifikasi Green Label Indonesia dengan predikat tertinggi GOLD dari Green Product Council (GPC) Indonesia.

Penyerahan sertifikat diberikan oleh Chief Operation Officer (COO) GPC Indonesia Yoyok Setio Hermanto kepada Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane secara langsung pada, Selasa (22/11) di Kota Tangerang, Banten.

Sertifikasi Green Label merupakan prestasi bagi PT Onduline Indonesia dalam mewujudkan atap ringan yang ramah lingkungan. Selain itu, hal ini juga merupakan upaya perusahaan untuk terus berkomitmen untuk berkontribusi pada keberlangsungan lingkungan.

Adapun terdapat lima produk PT Onduline Indonesia yang mendapat sertifikasi Green Label yaitu Onduline Classic, Onduvilla, Onduline Tile, Onducasa dan Onduline Ridge C100 Classic.



Seluruh produk atap tersebut dinyatakan lolos uji produk hijau setelah melakukan sejumlah verifikasi lapangan oleh lembaga pengujian dan inspeksi Internasional Association of Plumbing and Mechanical Official (IAPMO) dengan referensi dari berbagai instansi negara lainnya.

Hal itu untuk memastikan produk dibuat dengan standar keberlanjutan (sustainability) sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1487 seconds (0.1#10.140)