Industri Keuangan Digital Terus Tumbuh, Aftech Beberkan Tantangannya

Sabtu, 17 Desember 2022 - 08:08 WIB
loading...
Industri Keuangan Digital Terus Tumbuh, Aftech Beberkan Tantangannya
Penutupan rangkaian acara Indonesia Fintech Summit (IFS) ke-4 dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 di Yogyakarta, 12-13 Desember 2022. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Perkembangan industri keuangan digital dalam tiga tahun terakhir ini terakselerasi oleh munculnya pandemi Covid-19 di awal tahun 2020. Dengan berbagai pembatasan mobilitas, transaksi digital kian diminati dan dibutuhkan.

Masyarakat menjadi punya lebih banyak pilihan untuk mengakses layanan keuangan tanpa perlu mendatangi kantor lembaga jasa keuangan.

Dalam jangka panjang, semua transaksi keuangan diproyeksikan akan beralih ke teknologi digital dan menuju transaksi nontunai. Sejalan dengan itu, financial technology atau fintech pun menjamur dan terus bertumbuh.

Mengutip Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fintech berpusat pada perusahaan yang melakukan inovasi di bidang jasa keuangan dengan sentuhan teknologi modern.

Fintech merupakan salah satu alternatif berinvestasi yang menghadirkan pilihan bagi masyarakat yang mempunyai keinginan untuk mengakses layanan jasa keuangan secara praktis, efisien, nyaman, dan ekonomis.

Industri fintech di berbagai sektor terus mengalami pertumbuhan dari aspek penggunanya. Sebagai contoh pengguna Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, berdasarkan data Bank Indonesia BI telah mencapai lebih dari 25 juta orang hingga November 2022.

Dari sektor investasi juga mengalami peningkatan signifikan, seperti data yang dikutip dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) di mana pada November 2022 jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,15 juta.

Sedangkan untuk investor kripto merujuk data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlahnya menyentuh 16,3 juta per September 2022.

Meski menunjukkan pertumbuhan cukup pesat, semuanya tak lepas dari tantangan. Sekjen Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Budi Gandasoebrata dalam penutupan rangkaian acara Indonesia Fintech Summit (IFS) ke-4 dan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2022 menyatakan, industri keuangan digital di Indonesia, mulai dari sistem pembayaran, uang elektronik, dompet digital hingga industri kripto, seluruhnya memiliki tantangan yang sama.

“Apalagi industri baru seperti kripto yang pertumbuhannya cukup pesat namun pengertiannya masih minim,” ujarnya melalui siaran pers, dikutip Sabtu (17/12/2022).



Menurut dia, tantangan terbesarnya adalah untuk membuka wawasan dan edukasi yang lebih banyak agar masyarakat semakin mengetahui industri kripto atau keuangan digital lainnya seperti apa, manfaat ke depannya, dan bagaimana bisa berkontribusi lebih baik ke ekonomi Indonesia.

“Tantangannya lainnya adalah membuka awareness masyarakat terhadap industri kripto dan bekerja sama dengan regulator untuk menciptakan situasi yang kondusif agar industri kripto tumbuh dan tidak dihalangi oleh regulasi yang terlalu ketat,” tukasnya.

Hal itu diamini oleh perusahaan platform investasi dan jual beli aset kripto PT Pintu Kemana Saja (Pintu) yang juga anggota tetap Aftech.

General Counsel Pintu Malikulkusno Wijoyo Adhi Utomo (Dimas) menilai, Indonesia merupakan negara dengan regulasi yang sangat dinamis dan mendukung pertumbuhan industri, seperti halnya kripto.

Dalam hal regulasi kripto, menurut dia, Indonesia merupakan negara terdepan dibandingkan negara-negara lainnya dari mulai aturan pajak, travel rule, anti-money laundry, hingga Central Bank Digital Currency (CBDC).

“Seluruh aturan atau regulasi terkait industri keuangan digital dan kripto di Indonesia sangat baik dan memiliki peranan yang kolaboratif antar berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, asosiasi, hingga melibatkan masyarakat salah satunya melalui kegiatan IFS dan BFN 2022,” tuturnya.



Pihaknya mendukung penuh dalam penyelenggaraan BFN 2022. Dimas bilang, seluruh rangkaian kegiatan yang diadakan oleh Aftech dapat menjadi wadah yang berdampak positif bagi masyarakat khususnya guna meningkatkan edukasi dan literasi dalam industri fintech di Indonesia.

Budi Gandasoebrata berharap IFS dan BFN 2022 dapat menciptakan kondisi dan situasi bagi pemain di industri keuangan digital agar lebih baik.

“Dari sisi regulasi juga diharapkan mendukung dan mendorong pertumbuhan untuk mencapai misi akhir Aftech dalam menciptakan literasi, edukasi, dan inklusi keuangan yang lebih baik untuk masyarakat Indonesia melalui berbagai industri dari mulai payment, lending, pendanaan, maupun pemain aset kripto,” tandasnya.

Sebagai informasi, IFS dan BFN 2022 mengangkat tema besar Moving Forward Together; The Role of Digital Finance & Fintech in Promoting Resilient Economic Growth and Financial Stability.

(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3623 seconds (0.1#10.140)