Goldman Sachs Akan PHK 3.000 Karyawan, Terbesar Sejak Krisis Keuangan 2008
loading...
A
A
A
JAKARTA - Goldman Sachs Group akan mulai memangkas ribuan pekerja di seluruh perusahaan untuk bersiap menghadapi ekonomi sulit tahun ini. Lebih dari 3.000 karyawan akan diberhentikan meskipun jumlah secara pasti belum ditentukan.
Melansir Reuters, skala PHK tersebut akan menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan 2008. Sementara Bloomberg melaporkan Goldman akan melakukan PHK sekitar 3.200 karyawan. Hingga Kuartal III-2022, Goldman memiliki 49.100 karyawan setelah menambah jumlah staf yang signifikan selama pandemi Covid-19.
PHK kemungkinan akan mempengaruhi sebagian besar divisi di sektor perbankan yang berpusat di kantor cabang perbankan investasi Goldman Sachs. Bank-bank Wall Street telah mengalami penurunan besar dalam aktivitas pembuatan kesepakatan perusahaan sebagai akibat dari pasar keuangan global yang bergejolak.
Ratusan pekerja juga kemungkinan akan dikurangi dari di sektor bisnis konsumen setelah mengalami kerugian. Salah satu sumber menyebutka, Kepala Eksekutif Bank David Solomon mengirim memo akhir tahun kepada staf yang memperingatkan pemangkasan karyawan pada paruh pertama Januari. Namun demikian Goldman Sachs enggan mengomentari rencana tersebut.
PHK terjadi menjelang pembayaran bonus tahunan bank yang biasanya dikirimkan akhir Januari dan diperkirakan turun sekitar 40%. Bank memulai kembali proses peninjauan kinerja tahunan dan pengurangan staf pada September setelah berhenti selama dua tahun selama pandemi.
Sementara, raksasa Wall Street biasanya memangkas sekitar 1% hingga 5% karyawan setiap tahun. Namun PHK kali ini akan lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Bank-bank global, termasuk Morgan Stanley dan Citigroup Inc, telah mengurangi tenaga kerja mereka dalam beberapa bulan terakhir karena penurunan Wall Street, suku bunga tinggi, ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China, perang antara Rusia dan Ukraina, dan melonjaknya inflasi.
Data Dealogic menunjukkan pembiayaan perbankan untuk investasi global turun hampir separuh dengan nilai USD77 miliar atau turun dari USD132,3 miliar. Nilai total merger dan akuisisi (M&A) secara global juga merosot 37% menjadi USD3,66 triliun pada 20 Desember setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar USD5,9 triliun tahun lalu.
Bank telah mengeksekusi transaksi pasar modal ekuitas (ECM) senilai USD517 miliar pada akhir Desember 2022, level terendah sejak awal 2000-an dan penurunan 66% dari keuntungan tahun 2021. Meskipun terjadi perlambatan, pembuat kesepakatan utama Goldman mengatakan kepada Reuters dalam wawancara baru-baru ini bahwa mereka optimistis pada pemulihan M&A di paruh kedua tahun 2023.
Melansir Reuters, skala PHK tersebut akan menjadi yang terbesar sejak krisis keuangan 2008. Sementara Bloomberg melaporkan Goldman akan melakukan PHK sekitar 3.200 karyawan. Hingga Kuartal III-2022, Goldman memiliki 49.100 karyawan setelah menambah jumlah staf yang signifikan selama pandemi Covid-19.
PHK kemungkinan akan mempengaruhi sebagian besar divisi di sektor perbankan yang berpusat di kantor cabang perbankan investasi Goldman Sachs. Bank-bank Wall Street telah mengalami penurunan besar dalam aktivitas pembuatan kesepakatan perusahaan sebagai akibat dari pasar keuangan global yang bergejolak.
Ratusan pekerja juga kemungkinan akan dikurangi dari di sektor bisnis konsumen setelah mengalami kerugian. Salah satu sumber menyebutka, Kepala Eksekutif Bank David Solomon mengirim memo akhir tahun kepada staf yang memperingatkan pemangkasan karyawan pada paruh pertama Januari. Namun demikian Goldman Sachs enggan mengomentari rencana tersebut.
PHK terjadi menjelang pembayaran bonus tahunan bank yang biasanya dikirimkan akhir Januari dan diperkirakan turun sekitar 40%. Bank memulai kembali proses peninjauan kinerja tahunan dan pengurangan staf pada September setelah berhenti selama dua tahun selama pandemi.
Sementara, raksasa Wall Street biasanya memangkas sekitar 1% hingga 5% karyawan setiap tahun. Namun PHK kali ini akan lebih meningkat dari tahun sebelumnya. Bank-bank global, termasuk Morgan Stanley dan Citigroup Inc, telah mengurangi tenaga kerja mereka dalam beberapa bulan terakhir karena penurunan Wall Street, suku bunga tinggi, ketegangan Amerika Serikat (AS) dan China, perang antara Rusia dan Ukraina, dan melonjaknya inflasi.
Data Dealogic menunjukkan pembiayaan perbankan untuk investasi global turun hampir separuh dengan nilai USD77 miliar atau turun dari USD132,3 miliar. Nilai total merger dan akuisisi (M&A) secara global juga merosot 37% menjadi USD3,66 triliun pada 20 Desember setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar USD5,9 triliun tahun lalu.
Bank telah mengeksekusi transaksi pasar modal ekuitas (ECM) senilai USD517 miliar pada akhir Desember 2022, level terendah sejak awal 2000-an dan penurunan 66% dari keuntungan tahun 2021. Meskipun terjadi perlambatan, pembuat kesepakatan utama Goldman mengatakan kepada Reuters dalam wawancara baru-baru ini bahwa mereka optimistis pada pemulihan M&A di paruh kedua tahun 2023.
(nng)