Gas Rusia Diramalkan Pada Akhirnya Bakal Kembali ke Eropa

Senin, 16 Januari 2023 - 06:49 WIB
loading...
Gas Rusia Diramalkan Pada Akhirnya Bakal Kembali ke Eropa
Menteri energi Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) meyakini pada akhirnya gas Rusia bakal kembali di eropa. Ditekankan juga Bahia gas alam masih akan jadi primadona untuk waktu yang lama. Foto/Dok
A A A
QATAR - Dunia masih akan membutuhkan gas alam untuk waktu yang lama dan lebih banyak investasi diperlukan untuk memastikan keamanan pasokan dan harga yang terjangkau selama transisi energi global. Hal ini diungkapkan oleh menteri energi Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA) di akhir pekan.



Menteri Energi Qatar, Saad al-Kaabi mengatakan, dalam KTT Energi Global Dewan Atlantik bahwa musim dingin yang ringan di Eropa telah membuat harga turun. Akan tetapi volatilitas harga menurutnya akan tetap terjadi untuk beberapa waktu mendatang mengingat tidak banyak gas yang masuk ke pasar hingga 2025.

"Masalahnya adalah apa yang akan terjadi ketika mereka (Eropa) ingin mengisi kembali penyimpanan dalam beberapa tahun mendatang atau tahun depan," katanya.

Kaabi kemudian mengatakan, kepada wartawan bahwa Qatar, yang terus bekerja untuk memperluas produksi gasnya memiliki volume terbatas untuk pergi ke Eropa, "ada batasan untuk apa yang dapat kita lakukan".

Qatar sendiri merupakan, salah satu produsen gas alam cair (LNG) teratas di dunia. UEA adalah produsen minyak OPEC yang mempertajam fokusnya pada pasar gas ketika Eropa berusaha untuk menggantikan impor energi Rusia setelah pemotongan pasokan sejak sanksi Barat dijatuhkan pada Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Menteri Qatar mengungkapkan, dia percaya bahwa gas Rusia pada akhirnya akan kembali ke Eropa.

Menteri Energi UEA, Suhail al-Mazrouei berbicara pada panel yang sama di Abu Dhabi, setuju bahwa "untuk waktu yang sangat lama, gas akan ada di sana". Sementara saat lebih banyak energi terbarukan akan dipasang, dibutuhkan lebih banyak investasi dalam gas.

"Seluruh dunia perlu memikirkan sumber daya dan bagaimana memungkinkan perusahaan memproduksi lebih banyak gas agar tersedia dan terjangkau," kata Mazrouei.



Kaabi mengatakan, tidak adil bagi beberapa orang di Barat sebagai bagian dari dorongan energi hijaunya untuk mengatakan negara-negara Afrika tidak boleh mengebor minyak dan gas ketika itu penting bagi ekonomi mereka dan dunia membutuhkan lebih banyak pasokan.

Mazrouei juga mengutrakan, banyak negara menerapkan strategi yang "tidak jelas" sehingga mempersulit mereka untuk berkomitmen pada kontrak gas jangka panjang. Pada gilirannya menyulitkan perusahaan energi mendapatkan pembiayaan untuk berinvestasi dalam mengembangkan kapasitas produksi.

Ketika persaingan untuk LNG memanas, Jerman tahun lalu mencapai kesepakatan pasokan 15 tahun untuk LNG Qatar mulai 2026. Hal itu menjadi yang pertama bagi Eropa untuk proyek ekspansi Lapangan Utara Qatar. Selain itu QatarEnergy telah menandatangani kesepakatan 27 tahun untuk memasok Sinopec China.

Kaabi, yang juga CEO QatarEnergy, mengatakan negosiasi sedang berlangsung dengan banyak pemain di seluruh dunia.

"Ada banyak pembeli Eropa dan Asia, dan ada potensi bahwa pada akhir tahun, seluruh ekspansi Qatar akan terjual habis," katanya.

Rencana ekspansi North Field dua fase Qatar mencakup enam kereta LNG yang akan meningkatkan kapasitas pencairannya dari 77 juta ton per tahun menjadi 126 juta ton pada tahun 2027.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2231 seconds (0.1#10.140)