Kepala BKPM: Tol Laut Jokowi Miliki Kesamaan Visi dengan Program Xi Jinping
A
A
A
JAKARTA - Hubungan Indonesia dengan China naik turun dan berliku bak Jalur Sutera di masa lampau. Jalinan hubungan yang telah berlangsung berabad lamanya, kian lekat di masa Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Dihadapan 140 pengusaha China, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyampaikan kesamaan visi program Tol Laut Presiden Jokowi dengan program One Belt One Road dari Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping.
One Belt One Road merupakan Jalur Sutera abad modern, yaitu penciptaan sebuah sabuk lahan ekonomi. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan perdagangan dan hubungan China dengan negara-negara tetangga.
Dan menurut Franky, salah satu kunci penting dalam visi Presiden Jokowi dan Xi Jinping tersebut adalah membangun konektivitas. “Saat ini pemerintah gencar melakukan pembangunan terutama dalam sarana transportasi seperti pelabuhan, bandara, rute tol laut dan jalan tol,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews di Jakarta, Senin (27/6/2016)
Menurut Franky, langkah konkret untuk membangun berbagai sarana infrastruktur serta moda transportasi tersebut dilakukan untuk mempermudah perpindahan arus barang dan arus modal di berbagai daerah di Indonesia.
“Dengan tersambungnya jaringan transportasi di Indonesia, investor yang menanamkan modalnya di satu daerah di Indonesia dapat secara optimal memanfaatkan dan mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia,” jelasnya.
Alumnus Institut Pertanian Bogor ini, menambahkan bahwa kesamaan program di atas dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan untuk mencapai salah satu visi Presiden Jokowi, yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros utama maritim dunia. ”Dari sisi investasi konektivitas China dan Indonesia dapat berkontribusi positif pada meningkatnya investasi dari China ke Indonesia,” paparnya.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 50 tahun ini berujar bahwa pembangunan Indonesia ditekankan pada rencana pembangunan sepanjang 2015-2019, pembangunan di bidang energi dan infrastruktur serta memiliki visi untuk menjadi poros maritim dunia. Potensi yang dimiliki Indonesia terus dikembangkan sebagai penguat peluang bisnis.
Letak yang strategis bagi perdagangan dunia, sumber daya alam yang melimpah, ekonomi digital yang berkembang pesat, GDP yang stabil, serta tujuan investasi dunia. Karena itu, sangat luas peluang untuk berinvestasi di Indonesia.
“Selain program pembangunan yang ditekankan pada sektor energi dan infrastruktur, dan program di bidang maritim, kita didukung berbagai potensi alam dan lainnya. Sehingga peluang berbisnis bagi para investor sangat luas. Melalui kerja sama Indonesia dan China dapat meningkatkan nilai investasi dan pembangunan terutama tol laut dapat tercapai, karena saat ini sudah mulai dibangun,” tutup dia.
Dihadapan 140 pengusaha China, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyampaikan kesamaan visi program Tol Laut Presiden Jokowi dengan program One Belt One Road dari Presiden Republik Rakyat China, Xi Jinping.
One Belt One Road merupakan Jalur Sutera abad modern, yaitu penciptaan sebuah sabuk lahan ekonomi. Pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan perdagangan dan hubungan China dengan negara-negara tetangga.
Dan menurut Franky, salah satu kunci penting dalam visi Presiden Jokowi dan Xi Jinping tersebut adalah membangun konektivitas. “Saat ini pemerintah gencar melakukan pembangunan terutama dalam sarana transportasi seperti pelabuhan, bandara, rute tol laut dan jalan tol,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews di Jakarta, Senin (27/6/2016)
Menurut Franky, langkah konkret untuk membangun berbagai sarana infrastruktur serta moda transportasi tersebut dilakukan untuk mempermudah perpindahan arus barang dan arus modal di berbagai daerah di Indonesia.
“Dengan tersambungnya jaringan transportasi di Indonesia, investor yang menanamkan modalnya di satu daerah di Indonesia dapat secara optimal memanfaatkan dan mendistribusikan produknya ke seluruh Indonesia,” jelasnya.
Alumnus Institut Pertanian Bogor ini, menambahkan bahwa kesamaan program di atas dapat meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan untuk mencapai salah satu visi Presiden Jokowi, yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros utama maritim dunia. ”Dari sisi investasi konektivitas China dan Indonesia dapat berkontribusi positif pada meningkatnya investasi dari China ke Indonesia,” paparnya.
Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 50 tahun ini berujar bahwa pembangunan Indonesia ditekankan pada rencana pembangunan sepanjang 2015-2019, pembangunan di bidang energi dan infrastruktur serta memiliki visi untuk menjadi poros maritim dunia. Potensi yang dimiliki Indonesia terus dikembangkan sebagai penguat peluang bisnis.
Letak yang strategis bagi perdagangan dunia, sumber daya alam yang melimpah, ekonomi digital yang berkembang pesat, GDP yang stabil, serta tujuan investasi dunia. Karena itu, sangat luas peluang untuk berinvestasi di Indonesia.
“Selain program pembangunan yang ditekankan pada sektor energi dan infrastruktur, dan program di bidang maritim, kita didukung berbagai potensi alam dan lainnya. Sehingga peluang berbisnis bagi para investor sangat luas. Melalui kerja sama Indonesia dan China dapat meningkatkan nilai investasi dan pembangunan terutama tol laut dapat tercapai, karena saat ini sudah mulai dibangun,” tutup dia.
(ven)