Bina Perusahaan Startup, LLP-KUKM Hadirkan Praktisi Profesional

Senin, 27 Maret 2017 - 16:03 WIB
Bina Perusahaan Startup, LLP-KUKM Hadirkan Praktisi Profesional
Bina Perusahaan Startup, LLP-KUKM Hadirkan Praktisi Profesional
A A A
JAKARTA - Kehadiran perusahaan startup atau pebisnis pemula yang kian ramai bermunculan mendapatkan dukungan dari Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UKM (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM. Sebagai lembaga yang juga bertanggung jawab dengan perkembangan pelaku KUKM, tentunya eksistensi startup masuk dalam program kerjanya.

Karena itu, LLP-KUKM menggandeng para penggerak startup lewat Wonderful Start-Up Academy (WSA) di Gedung SMESCO RumahKU (Rumahnya koperasi dan UKM), Jakarta Selatan. "Program WSA sudah diluncurkan sejak Januari lalu. Kini, sudah masuk sesi ke-18," ujar Direktur Utama LLP-KUKM Ahmad Zabadi lewat keterangan resmi di Jakarta, Senin (27/3/2017).

Lebih lanjut dia menjelaskan, LLP-KUKM selalu menghadirkan mentor yang profesional atau praktisi di bidangnya. Contohnya, pada sesi awal dihadirkan Wisnu Dewobroto (head of Trisakti University Business Incubator) dan Johanes Adi Purnama Putra (manager Incubator Management Telkom).

Kemudian di sesi pertengahan menghadirkan Hermawan Kartajaya (President of ICSB Indonesia, President of Asian Council for Small Business, Founder and Chairman Markplus, Inc. & IC-SME Foundation) dan Ahman Sya (Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Kementerian Pariwisata).

Zabadi menambahkan pada sesi ke-18 menghadirkan Samuel Wattimena yang dikenal sebagai desainer atau perancang busana kondang. Sesi tersebut bertajuk Local Fashion for Tourism. "Mengambil tema itu, karena melihat besarnya potensi industri fashion yang siap berkolaborasi dengan sektor pariwisata," terangnya

Dipaparkan olehnya sekitar 60 startup yang terpilih dan diikutsertakan dalam program mentoring tersebut begitu antusias mengikuti pelatihan di WSA. "Semangat para star-up besar. Kami pun membantu strategi memasarkan produk agar bisa bersaing dan menembus pasar domestik," ujar Zabadi.

Dalam program WSA tersebut, kata dia para pebisnis yang baru memulai usahanya dilatih teknik pengelolaan. Contohnya, dari mulai membuka usaha, merancang kemasan, hingga memasarkan produk agar bisa bersaing di pasaran. "Program WSA diharapkan menjadi terobosan baru untuk membimbing para startup agar menghadirkan produk terbaik yang bisa dipasarkan dan dipromosikan lebih meluas lagi," ungkapnya.

Sementara itu, dalam sesi ke-18, Samuel Wattimena memaparkan, tentang kreativitas dalam industri fashion. Menurut dia, berkreasi atau membuat karya baru dalam dunia fashion harus terus dilakukan. "Inilah asyiknya di bidang fashion, tidak ada yang salah sejauh kamu bisa memberikan pemahaman. Segala sesuatu tergantung bagaimana kamu menyampaikannya. Itulah prinsip dasarnya," ujarnya.

Menghadapi akulturasi budaya, pria yang akrab disapa Sammy itu, mengatakan bahwa budaya juga harus move on agar tidak mati. Dalam berkarya pun harus punya dinamika. Kalau tidak ada kreativitas, budaya akan jalan di tempat.

Berkaitan dengan tourism, lanjut Sammy, jangan hanya terfokus pada penjualan, tetapi harus memberikan pemahaman tentang produk. Bahkan, sangat penting membawa unsur heritagesebagai modal untuk memperkaya produk. "Heritage juga untuk memperkaya wawasan kita," tegasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9269 seconds (0.1#10.140)