Menteri ESDM Jonan Lirik Smelter dan Mobil Listrik ITS

Jum'at, 09 Februari 2018 - 20:08 WIB
Menteri ESDM Jonan Lirik Smelter dan Mobil Listrik ITS
Menteri ESDM Jonan Lirik Smelter dan Mobil Listrik ITS
A A A
SURABAYA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan mengapresiasi pengembangan mobil listrik dan energi di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Kehadiran teknologi tersebut dianggap bisa mempercepat pembangunan dan kemajuan negara.

Selain memberikan kuliah umum, Jonan juga meninjau langsung prototype Smelter dan mobil listrik Ezzy ITS yang dianggapnya sebagai mobil masa depan. Kendaraan ramah lingkungan itu dinilai cocok untuk dipakai di Indonesia.

Keterlibatan ITS dalam pengembangan kedaulatan energi di Indonesia melalui inovasi kendaraan listrik yang telah dihasilkan patut diapresiasi. Dirinya juga sempat menjajal langsung keandalan mobil listrik ITS yang sebelumnya pernah dikendarai oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berkeliling di halaman Rektorat ITS.

“Saya tertarik untuk bekerja sama dengan ITS dalam mengembangkan teknologi ini,” ujar Menteri Jonan ketika ditemui di Rektorat ITS Surabaya, Jumat (9/2/2018).

Mantan Menteri Perhubungan itu melanjutkan, pihaknya juga tertarik dengan pengembangan smelter yang dibuat ITS. Dalam skala industri mineral, pemerintah sangat mengapresiasi produk prototype smelter yang dirancang oleh Departemen Teknik Material ITS.

Smelter ini merupakan alat pemurni utama bahan tambang yang menempati industri hulu dalam pengolahan mineral logam. Karena itu, harga investasi alat smelter ini menjadi selangit. Kondisi inilah yang membuat kepemilikan smelter oleh Departemen Teknik Material ITS sangat diapresiasi oleh Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu.

Kendati masih merupakan skala kecil, katanya, smelter milik Laboratorium Pengolahan Mineral dan Material (LPMM) Departemen Teknik Material ITS ini digadang-gadang akan turut berswadaya membantu penambang kelas menengah ke bawah. Ke depannya, kehadiran teknologi dan pengembangan energi ini terang dia bisa terus dirintis. “Seringkali perusahaan tambang skala kecil langsung menjual logam mentah tanpa mengolahnya,” sahut Kepala LPMM Dr Sungging Pintowantoro.

Situasi itu, katanya, tentu sangat disayangkan karena bertentangan dengan UU Nomor 4 tahun 2009 mengenai Mineral dan Batu Bara. Dengan adanya pengembangan smelter ini, berarti kemandirian dan kedaulatan energi negeri sudah di depan mata.

Buktinya, smelter yang juga mendapat dana hibah Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI ini rencananya akan segera dikomersialkan untuk beberapa perusahaan tambang di kawasan Luwu Timur, Makassar.

Selain meninjau produk teknologi ITS, kehadiran Jonan juga dinantikan banyak mahasiswa serta civitas akademika ITS untuk memberikan Kuliah Umum bertajuk Energi Berkeadilan di Ruang Sidang Utama Rektorat ITS.

Dalam kuliah umumnya, Jonan sempat menyinggung tentang pemerataan dan peningkatan rasio elektrifikasi. Pemerataan ini bisa membawa dampak serta perubahan bagi daerah-daerah pelosok di Indonesia. “Dari target 92,75% pada tahun 2017, terealisasi sebesar 95,35%,” jelas Jonan.

Realisasi itu katanya, terlaksana berkat kemajuan kontrak pembangkit listrik Energi Baru Terbarukan (EBT). Kehadiran EBT di masa mendatang sangat memiliki andil besar dalam jangkauan energi. “Sebanyak 70 kontrak ditandatangani sepanjang tahun 2017 kemarin,” jelas pria kelahiran Surabaya ini.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan pembaruan nota kesepahaman (MoU) antara ITS dengan Balitbang Kementerian ESDM. Beberapa pembaharuan ruang lingkup nota kesepahaman pada Maret 2014 tersebut adalah terkait peningkatan dan pengembangan sumber daya mineral, minyak dan gas bumi, serta energi laut.

“Selain itu disepakati juga mengenai pengolahan dan pemurnian mineral, serta pengembangan transportasi dengan kendaraan listrik,” ungkap Rektor ITS Prof Joni Hermana.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3590 seconds (0.1#10.140)