Pesantrenpreneur Akan Jadi Jantung Ekonomi Umat
A
A
A
SURABAYA - Program penguatan ekonomi umat berbasis pondok pesantren atau Pesantrenpreneur yang digerakkan oleh Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dinilai mampu meningkatkan kualitas perekonomian umat. Terlebih pesantren merupakan sebuah kekuatan besar yang mempunyai sumber daya manusia (SDM) berlimpah.
Selama ini, pesantren telah meneguhkan diri sebagai pencetak SDM unggul dengan model pendidikannya yang spesial. ”Dengan Pesantrenpreneur, ke depan pesantren bisa menjadi jantung kekuatan ekonomi umat, menjadi salah satu titik berangkat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,” ujar Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (Unibraw) Dias Satria di Surabaya, Selasa (8/5/2018).
Doktor ekonomi lulusan University of Adelaide, Australia menambahkan, untuk membangun kekuatan ekonomi pesantren membutuhkan proses panjang yang harus dilalui. ”Proses ini harus bisa mendorong sebuah change mindset untuk konsisten tidak hanya mendorong peningkatan pendidikan agama, tapi juga mulai disisipi kurikulum kewirausahaan dengan praktik-praktik yang berkelanjutan,” sambungnya.
Dia menambahkan, Pesantrenpreneur harus menjadi wadah ”collective actions”. Sebab, ini merupakan kekuatan besar untuk melakukan kolaborasi yang bisa berdampak signifikan pada masyarakat. Kepala Program Internasional FEB UB ini menyebut, program Pesantrenpreneur juga bisa menjadi embrio untuk semakin memperkuat ekonomi syariah di Indonesia.
”Pasar tidak hanya butuh barang yang halal, tapi juga butuh tata niaga yang Islami. Perilaku bisnis dalam rantai produksi yang beretika. Dan itu bisa dimulai dari pesantren. Pesantrenpreneur bisa melahirkan santri pengusaha yang mengisi ceruk pasar tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Ketua HIPMI Jatim Mufti Anam menambahjan, program Pesantrenpreneur akan diresmikan pada 12 Mei mendatang di Pesantren Bayt al-Hikmah, Pasuruan. Peresmian itu akan direncanakan bakal dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, jajaran menteri kabinet kerja, Ketua HIPMI Pusat Bahlil Lahadalia, dan sejumlah tokoh nasional.
”Tujuan Pesantrenpreneur antara lain menggerakkan ekonomi kaum muda santri hingga ke pelosok desa yang merupakan basis pesantren. Ini saling menopang dengan konsep membangun dari pinggiran yang dijalankan pemerintah,” ujarnya.
Program Pesantrenpreneur ini akan dijalankan secara terintegrasi, mulai pelatihan, pendampingan, permodalan, hingga pemasaran. Salah satu wujud awal program ini adalah pembukaan gerai Ummart di 10 pesantren yang menjadi sarana pemasaran produk-produk lokal pesantren dan produk UMKM desa sekitar pesantren.
(akr)
Selama ini, pesantren telah meneguhkan diri sebagai pencetak SDM unggul dengan model pendidikannya yang spesial. ”Dengan Pesantrenpreneur, ke depan pesantren bisa menjadi jantung kekuatan ekonomi umat, menjadi salah satu titik berangkat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi,” ujar Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (Unibraw) Dias Satria di Surabaya, Selasa (8/5/2018).
Doktor ekonomi lulusan University of Adelaide, Australia menambahkan, untuk membangun kekuatan ekonomi pesantren membutuhkan proses panjang yang harus dilalui. ”Proses ini harus bisa mendorong sebuah change mindset untuk konsisten tidak hanya mendorong peningkatan pendidikan agama, tapi juga mulai disisipi kurikulum kewirausahaan dengan praktik-praktik yang berkelanjutan,” sambungnya.
Dia menambahkan, Pesantrenpreneur harus menjadi wadah ”collective actions”. Sebab, ini merupakan kekuatan besar untuk melakukan kolaborasi yang bisa berdampak signifikan pada masyarakat. Kepala Program Internasional FEB UB ini menyebut, program Pesantrenpreneur juga bisa menjadi embrio untuk semakin memperkuat ekonomi syariah di Indonesia.
”Pasar tidak hanya butuh barang yang halal, tapi juga butuh tata niaga yang Islami. Perilaku bisnis dalam rantai produksi yang beretika. Dan itu bisa dimulai dari pesantren. Pesantrenpreneur bisa melahirkan santri pengusaha yang mengisi ceruk pasar tersebut,” paparnya.
Sementara itu, Ketua HIPMI Jatim Mufti Anam menambahjan, program Pesantrenpreneur akan diresmikan pada 12 Mei mendatang di Pesantren Bayt al-Hikmah, Pasuruan. Peresmian itu akan direncanakan bakal dihadiri langsung oleh Presiden Joko Widodo, jajaran menteri kabinet kerja, Ketua HIPMI Pusat Bahlil Lahadalia, dan sejumlah tokoh nasional.
”Tujuan Pesantrenpreneur antara lain menggerakkan ekonomi kaum muda santri hingga ke pelosok desa yang merupakan basis pesantren. Ini saling menopang dengan konsep membangun dari pinggiran yang dijalankan pemerintah,” ujarnya.
Program Pesantrenpreneur ini akan dijalankan secara terintegrasi, mulai pelatihan, pendampingan, permodalan, hingga pemasaran. Salah satu wujud awal program ini adalah pembukaan gerai Ummart di 10 pesantren yang menjadi sarana pemasaran produk-produk lokal pesantren dan produk UMKM desa sekitar pesantren.
(akr)