Kelola APBN di Tengah Gejolak Global, Sri Mulyani Tingkatkan Kewaspadaan
A
A
A
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menekankan, pemerintah masih terus mewaspadai potensi perlambatan ekonomi global yang juga berpengaruh pada kondisi di Indonesia, meski indikasinya belum dipaparkan secara rinci. Lantaran itu Ia mengatakan, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) bakal dikelola secara hati-hati.
"Oleh karena itu perlu terus tingkatkan kewaspadaan, baik dari sisi APBN, penerimaannya, TKD, pembiayaan, kita bicara pengelolaan kekayaan negara, kita anggap tiap tahun harus ada kemajuan. Dan kemajuan itu bisa diukur sehingga bisa akuntabel terhadap apa yang ingin kita capai," jelas Menkeu Sri Mulyani saat perayaan Hari Oeng yang ke-73 di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Sikap waspada dilakukan lantaran resesi ekonomi sudah terjadi di beberapa negara di dunia. Menurutnya pemerintah mengantisipasi berbagai tekanan ekonomi global melalui sejumlah kebijakan, dimana salah satunya kebijakan fiskal melalui pengelolaan APBN.
Sambung Menkeu menambahkan, karena itu setiap tahunnya dalam hal pengelolaan APBN harus ada kemajuan. Baik dari sisi pengelolaan penerimaan negara, belanja, transfer ke daerah, pengelolaan kekayaan negara, hingga pembiayaan.
"Kita arus selalu bisa diukur sehingga kinerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selalu kredibel dan akuntabel selaku pengelola uang negara. Kita akan terus tingkatkan diri karena tanggung jawab besar dan tantangan tidak mudah,” jelasnya.
Kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian membuat pengelolaan APBN perlu dilakukan secara hati-hati agar pemerintah bisa mempertahankan target defisit anggaran yang rendah. Selain itu Sri Mulyani minta agar penerapan APBN bisa menyentuh langsung masyarakat.
"Kita (Kemenkeu) mencoba agar keseluruhan uang negara bisa sampai ke semua daerah bahkan hingga tingkat individu, di antaranya melalui Bidikmisi, PKH, Kartu Indonesia Pintar. Jadi semua individu mendapatkan dari APBN secara langsung," paparnya.
"Oleh karena itu perlu terus tingkatkan kewaspadaan, baik dari sisi APBN, penerimaannya, TKD, pembiayaan, kita bicara pengelolaan kekayaan negara, kita anggap tiap tahun harus ada kemajuan. Dan kemajuan itu bisa diukur sehingga bisa akuntabel terhadap apa yang ingin kita capai," jelas Menkeu Sri Mulyani saat perayaan Hari Oeng yang ke-73 di Jakarta, Jumat (4/10/2019).
Sikap waspada dilakukan lantaran resesi ekonomi sudah terjadi di beberapa negara di dunia. Menurutnya pemerintah mengantisipasi berbagai tekanan ekonomi global melalui sejumlah kebijakan, dimana salah satunya kebijakan fiskal melalui pengelolaan APBN.
Sambung Menkeu menambahkan, karena itu setiap tahunnya dalam hal pengelolaan APBN harus ada kemajuan. Baik dari sisi pengelolaan penerimaan negara, belanja, transfer ke daerah, pengelolaan kekayaan negara, hingga pembiayaan.
"Kita arus selalu bisa diukur sehingga kinerja Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selalu kredibel dan akuntabel selaku pengelola uang negara. Kita akan terus tingkatkan diri karena tanggung jawab besar dan tantangan tidak mudah,” jelasnya.
Kondisi saat ini yang penuh ketidakpastian membuat pengelolaan APBN perlu dilakukan secara hati-hati agar pemerintah bisa mempertahankan target defisit anggaran yang rendah. Selain itu Sri Mulyani minta agar penerapan APBN bisa menyentuh langsung masyarakat.
"Kita (Kemenkeu) mencoba agar keseluruhan uang negara bisa sampai ke semua daerah bahkan hingga tingkat individu, di antaranya melalui Bidikmisi, PKH, Kartu Indonesia Pintar. Jadi semua individu mendapatkan dari APBN secara langsung," paparnya.
(akr)