Vaksin Corona Ditemukan, Erick Thohir Optimis Ekonomi RI Pulih Lebih Cepat
Selasa, 21 Juli 2020 - 14:02 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir optimistis setelah vaksin ditemukan dalam beberapa bulan ke depan ekonomi akan segera pulih lebih cepat bahkan tidak lama lagi diprediksi akan kembali normal. Apalagi dalam waktu dekat waktu dekat fase uji klinis vaksin asal China Sinovac sudah mulai uji klinis tahap 3 pada Agustus 2020 mendatang setelah 2.400 vaksin tiba di Indonesia melalui Bio Farma.
''Ekonomi harus mulai bergerak, dan kita yakin dalam beberapa bulan ke depan, maksimal ekonomi 50% akan kembali,'' ujar Erick, di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Menurut dia sebelum vaksin ditemukan maka yang harus dilakukan ialah tetap beraktivitas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya mengungkapkan upaya pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown sudah tepat sehingga di kuartal pertama ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,9% sementara sejumlah negara lain di periode sama ada yang sudah minus hingga 17%.
Ketua tim pelaksana penanganan pandemi virus corona dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) itu berharap kebijakan new normal yang dibarengi penerapan protokol kesehatan, ekonomi akan semakin meningkat. Erick pun tak memungkiri, apabila dampak Covid-19 juga terasa ke perusahaan BUMN. Sebelum Covid-19, di periode Februari 2020, ia masih optimis BUMN akan mampu memberi deviden besar ke nagara. Namun akibat Covid-19 semua berubah di mana mayoritas BUMN terkena dampak dan dari sisi pertumbuhan terganggu, hanya BUMN sektor digital, kesehatan, perkebunan yang masih bertahan.
"Hanya 10 persen masih bertahan, sisanya berat. Karena itu saya juga tidak malu sampaikan ke DPR bahwa untuk dividen mungkin hanya seperempat. Namun program efisiensi, pengawasan manajemen BUMN terus dilakukan," kata dia.
Tidak hanya itu, BUMN juga dirampingkan agar efisien, dari 142 BUMN sekarang tinggal 107 dan jumlah komisaris juga dikurangi, supaya perusahaan menjadi lebih sehat. Ia menandaskan BUMN perlu melakukan back to basic, fokus di bisnis, expertise, agar bisa leading tanpa melupakan dua hal yakni percepatan digital dan perbaikan sumber daya manusia.
Disisi lain, terkait kritikan yang sering hilir mudik, Erick menyebut hal itu bagian lumrah dari proses demokrasi dan ia mampu memilah mana kritik yang benar dan memiliki kepentingan. Ia memastikan, sebagai menteri keberpihakan pada masyarakat luas dan loyal pada presiden untuk menjalankan kebijakan sesuai blue print dan visi presiden dan dilakukan dengan terukur, karena BUMN harus berkontribusi, salah satunya dalam bentuk deviden.
Erick menegaskan, hitungan pakar ekonomi, ekonomi akan kembali normal di 2022 namun pemerintah melakukan berbagai langkah percepatan agar bisa pulih lebih cepat dibanding negara lain. Apalagi Indonesia punya dua hal, yaitu jumlah penduduk, sumber daya alam, tinggal menjag logistik agar lebih kompetitif dan fokus menerapkan digitalisasi.
Dia menegaskan, sebagaimana arahan presiden untuk memangkas birokrasi, pihaknya juga membuat agar sistem di dalam BUMN lebih efisien dan transparan. ''Namun, ada banyak perubahab baru akibat Covid-19, yaitu digitalisasi, semua dipaksa berubah dalam waktu sesingkat-singkatnya,'' ujar Erick.
''Ekonomi harus mulai bergerak, dan kita yakin dalam beberapa bulan ke depan, maksimal ekonomi 50% akan kembali,'' ujar Erick, di Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Menurut dia sebelum vaksin ditemukan maka yang harus dilakukan ialah tetap beraktivitas dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Bahkan pihaknya mengungkapkan upaya pemerintah tidak mengambil kebijakan lockdown sudah tepat sehingga di kuartal pertama ekonomi Indonesia masih tumbuh 2,9% sementara sejumlah negara lain di periode sama ada yang sudah minus hingga 17%.
Ketua tim pelaksana penanganan pandemi virus corona dan pemulihan ekonomi nasional (PEN) itu berharap kebijakan new normal yang dibarengi penerapan protokol kesehatan, ekonomi akan semakin meningkat. Erick pun tak memungkiri, apabila dampak Covid-19 juga terasa ke perusahaan BUMN. Sebelum Covid-19, di periode Februari 2020, ia masih optimis BUMN akan mampu memberi deviden besar ke nagara. Namun akibat Covid-19 semua berubah di mana mayoritas BUMN terkena dampak dan dari sisi pertumbuhan terganggu, hanya BUMN sektor digital, kesehatan, perkebunan yang masih bertahan.
"Hanya 10 persen masih bertahan, sisanya berat. Karena itu saya juga tidak malu sampaikan ke DPR bahwa untuk dividen mungkin hanya seperempat. Namun program efisiensi, pengawasan manajemen BUMN terus dilakukan," kata dia.
Tidak hanya itu, BUMN juga dirampingkan agar efisien, dari 142 BUMN sekarang tinggal 107 dan jumlah komisaris juga dikurangi, supaya perusahaan menjadi lebih sehat. Ia menandaskan BUMN perlu melakukan back to basic, fokus di bisnis, expertise, agar bisa leading tanpa melupakan dua hal yakni percepatan digital dan perbaikan sumber daya manusia.
Disisi lain, terkait kritikan yang sering hilir mudik, Erick menyebut hal itu bagian lumrah dari proses demokrasi dan ia mampu memilah mana kritik yang benar dan memiliki kepentingan. Ia memastikan, sebagai menteri keberpihakan pada masyarakat luas dan loyal pada presiden untuk menjalankan kebijakan sesuai blue print dan visi presiden dan dilakukan dengan terukur, karena BUMN harus berkontribusi, salah satunya dalam bentuk deviden.
Erick menegaskan, hitungan pakar ekonomi, ekonomi akan kembali normal di 2022 namun pemerintah melakukan berbagai langkah percepatan agar bisa pulih lebih cepat dibanding negara lain. Apalagi Indonesia punya dua hal, yaitu jumlah penduduk, sumber daya alam, tinggal menjag logistik agar lebih kompetitif dan fokus menerapkan digitalisasi.
Dia menegaskan, sebagaimana arahan presiden untuk memangkas birokrasi, pihaknya juga membuat agar sistem di dalam BUMN lebih efisien dan transparan. ''Namun, ada banyak perubahab baru akibat Covid-19, yaitu digitalisasi, semua dipaksa berubah dalam waktu sesingkat-singkatnya,'' ujar Erick.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda