BNI Hong Kong Fokus Jadi Trading Arm Pengusaha RI
Rabu, 29 Juli 2020 - 09:35 WIB
JAKARTA - Kantor cabang BNI di luar negeri memfokuskan tugasnya menjembatani pebisnis Indonesia dengan dunia, salah satunya adalah BNI Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) Hongkong. Hal tersebut penting artinya bagi dunia usaha karena banyak pengusaha Indonesia yang membuka perusahaan trading arm di lokasi yang menjadi pusat bisnis di dunia itu.
“Karena China sudah menjadi kekuatan bisnis yang besar, sehingga peran Hongkong sangat dominan terutama bagi pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China. Para pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China biasanya membuat perusahaan semacam trading arm di Hongkong,” ujar Pemimpin BNI Cabang Hongkong Wan Andi Aryadi dalam diskusi online di Jakarta kemarin.
Hongkong juga memberikan berbagai kemudahan dan kepastian hukum dalam bisnis. Soal kepastian hukum, yang menarik bagi para pebisnis di Hongkong adalah kondisi undang-undang perlindungan terhadap pengusaha yang sangat jelas. (Baca: BNI Kembangkan Bank sampah di Bandung dan Kalimantan Utara)
Sedang soal kemudahan, pemerintah Hongkong memberikan kebijakan bebas pajak untuk ekspor dan impor barang dari dan keluar Hongkong. Kebijakan Ini yang membuat banyak orang membuat perusahaan di Hongkong untuk mengimpor barang dan kemudian mengekspornya ke negara lain.
“Salah satu bisnis yang kami lakukan di BNI Hongkong adalah mengajak perusahaan-perusahaan besar, terutama asal Indonesia, untuk kemudian membuka usaha di Hongkong, dan kemudian kami biayai ekspor impornya, dimana induk perusahaannya dibiayai BNI di Indonesia, kemudian di Hongkong kita biayai perusahaan trading arm-nya. Inilah pada dasarnya bisnis utama pada BNI Hongkong,” ujarnya.
Disamping itu, BNI Hongkong juga diperlukan oleh banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Saat ini terdapat sekitar 150 ribu PMI yang bekerja di Hongkong. Dari jumlah itu, menurut Wan Andi, 50 ribu diantaranya membuka rekening di BNI Hongkong.
Selain datang ke kantor cabang BNI KCLN Hongkong, para PMI ini membuka rekening lewat bantuan agen digital BNI KCLN Hongkong. “Dari 1.300 rekening bulan lalu, 650 adalah dari mereka, (PMI) sudah berkontribusi hampir separuh dari pembukaan rekening kita ini,” ujarnya.
Soal Agen Digital ini, awalnya ada pemikiran bagaimana caranya agar BNI KCLN Hongkong bisa menjangkau para pekerja migran itu. Lalu munculah ide untuk membuat sebuah komunitas yang beranggotakan para pekerja migran dengan nama Agen Digital BNI KCLN Hongkong. (Baca juga: Taliban Umumkan Gencatan Senjata Saat Idul Adha di Afghanistan)
Para pekerja migran dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda ini kemudian diajak bergabung dalam komunitas Agen Digital dan diberikan pengetahuan bagaimana cara membuka rekening BNI KCLN Hongkong lewat e-form BNI KCLN Hongkong. Kemudian, mereka mengajarkan lagi ke para pekerja migran lain untuk bisa memiliki rekening BNI.
“Karena China sudah menjadi kekuatan bisnis yang besar, sehingga peran Hongkong sangat dominan terutama bagi pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China. Para pengusaha Indonesia yang mau berbisnis ke China biasanya membuat perusahaan semacam trading arm di Hongkong,” ujar Pemimpin BNI Cabang Hongkong Wan Andi Aryadi dalam diskusi online di Jakarta kemarin.
Hongkong juga memberikan berbagai kemudahan dan kepastian hukum dalam bisnis. Soal kepastian hukum, yang menarik bagi para pebisnis di Hongkong adalah kondisi undang-undang perlindungan terhadap pengusaha yang sangat jelas. (Baca: BNI Kembangkan Bank sampah di Bandung dan Kalimantan Utara)
Sedang soal kemudahan, pemerintah Hongkong memberikan kebijakan bebas pajak untuk ekspor dan impor barang dari dan keluar Hongkong. Kebijakan Ini yang membuat banyak orang membuat perusahaan di Hongkong untuk mengimpor barang dan kemudian mengekspornya ke negara lain.
“Salah satu bisnis yang kami lakukan di BNI Hongkong adalah mengajak perusahaan-perusahaan besar, terutama asal Indonesia, untuk kemudian membuka usaha di Hongkong, dan kemudian kami biayai ekspor impornya, dimana induk perusahaannya dibiayai BNI di Indonesia, kemudian di Hongkong kita biayai perusahaan trading arm-nya. Inilah pada dasarnya bisnis utama pada BNI Hongkong,” ujarnya.
Disamping itu, BNI Hongkong juga diperlukan oleh banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI). Saat ini terdapat sekitar 150 ribu PMI yang bekerja di Hongkong. Dari jumlah itu, menurut Wan Andi, 50 ribu diantaranya membuka rekening di BNI Hongkong.
Selain datang ke kantor cabang BNI KCLN Hongkong, para PMI ini membuka rekening lewat bantuan agen digital BNI KCLN Hongkong. “Dari 1.300 rekening bulan lalu, 650 adalah dari mereka, (PMI) sudah berkontribusi hampir separuh dari pembukaan rekening kita ini,” ujarnya.
Soal Agen Digital ini, awalnya ada pemikiran bagaimana caranya agar BNI KCLN Hongkong bisa menjangkau para pekerja migran itu. Lalu munculah ide untuk membuat sebuah komunitas yang beranggotakan para pekerja migran dengan nama Agen Digital BNI KCLN Hongkong. (Baca juga: Taliban Umumkan Gencatan Senjata Saat Idul Adha di Afghanistan)
Para pekerja migran dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda ini kemudian diajak bergabung dalam komunitas Agen Digital dan diberikan pengetahuan bagaimana cara membuka rekening BNI KCLN Hongkong lewat e-form BNI KCLN Hongkong. Kemudian, mereka mengajarkan lagi ke para pekerja migran lain untuk bisa memiliki rekening BNI.
tulis komentar anda