5 Proyek Infrastruktur di Afrika yang Menggunakan Utang China, Nomor 3 Sempat Diisukan Bakal Disita
Rabu, 23 Agustus 2023 - 07:53 WIB
Proyek ini diresmikan Civil Aviation Authority of Uganda (CAA) pada Januari 2015. Pekerjaan itu rencananya dilakukan dalam tiga tahap oleh China Communication Construction Company (CCCC).
Perluasan bandara Entebbe diketahui sempat mendapat suntikan dana dari China. Sebelumnya, CAA menerima persetujuan dari Parlemen Uganda untuk mendapatkan pinjaman sekitar USD200 juta dari Bank Ekspor-Impor (Exim Bank) China guna mengerjakan fase pertama proyek pada Juli 2015.
Abuja Rail Mass Transit atau biasa dikenal Abuja Light Rail adalah proyek sistem transportasi kereta api regional di ibu kota Nigeria. Dulunya, pembangunan proyek ini ditujukan memudahkan akses masyarakat ke berbagai tempat.
Namun, keberadaan proyek tersebut justru diliputi ketidakjelasan. Mengutip The Insight, Centre for Journalism Innovation and Development (CJID) melaporkan bahwa dulunya pengerjaan proyek ini juga disuntik dana China.
Dana untuk tahap pertama proyek (lot 1 dan 3) diberikan tahun 2007 senilai USD840 juta selama empat tahun oleh pemerintahan Presiden Obasanjo. Dari total angkanya, sekitar 60% di antaranya didanai Exim Bank of China di bawah perjanjian Preferential Buyer’s Credit (PBC).
Pada tahap 1 itu, China Civil Engineering Construction Company (CCECC) adalah kontraktor yang bertanggung jawab. Lebih lanjut, PBC memiliki jatuh tempo 20 tahun dengan masa tenggang 7 tahun, serta tingkat bunga 2,5%. Adapun tanggal jatuh tempo terakhir pinjaman ini adalah sekitar 21 September 2032.
Baca Juga
Perluasan bandara Entebbe diketahui sempat mendapat suntikan dana dari China. Sebelumnya, CAA menerima persetujuan dari Parlemen Uganda untuk mendapatkan pinjaman sekitar USD200 juta dari Bank Ekspor-Impor (Exim Bank) China guna mengerjakan fase pertama proyek pada Juli 2015.
2. Abuja Light Rail (Nigeria)
Abuja Rail Mass Transit atau biasa dikenal Abuja Light Rail adalah proyek sistem transportasi kereta api regional di ibu kota Nigeria. Dulunya, pembangunan proyek ini ditujukan memudahkan akses masyarakat ke berbagai tempat.
Namun, keberadaan proyek tersebut justru diliputi ketidakjelasan. Mengutip The Insight, Centre for Journalism Innovation and Development (CJID) melaporkan bahwa dulunya pengerjaan proyek ini juga disuntik dana China.
Dana untuk tahap pertama proyek (lot 1 dan 3) diberikan tahun 2007 senilai USD840 juta selama empat tahun oleh pemerintahan Presiden Obasanjo. Dari total angkanya, sekitar 60% di antaranya didanai Exim Bank of China di bawah perjanjian Preferential Buyer’s Credit (PBC).
Pada tahap 1 itu, China Civil Engineering Construction Company (CCECC) adalah kontraktor yang bertanggung jawab. Lebih lanjut, PBC memiliki jatuh tempo 20 tahun dengan masa tenggang 7 tahun, serta tingkat bunga 2,5%. Adapun tanggal jatuh tempo terakhir pinjaman ini adalah sekitar 21 September 2032.
Lihat Juga :
tulis komentar anda