Tak Hanya Menekan Emisi, Ekosistem EV PLN Dorong Ekonomi Berkelanjutan
Jum'at, 15 Desember 2023 - 20:14 WIB
JAKARTA - Polusi udara dan mahalnya biaya energi menjadi salah satu pemantik kesadaran masyarakat untuk beralih menggunakan energi bersih dengan biaya terjangkau. Ketersediaan infrastruktur dan kemudahaan mengakses energi bersih membuat masyarakat semakin antusias untuk menjadi bagian dari program pemerintah untuk menurunkan emisi dan mendongkrak ekonomi nasional dengan beralih menggunakan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV).
Motor listrik Kymco bernopol B 4502 SXU yang dikendrai Aditya (34) melaju pelan memasuki area parkir PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan(UP3) Bulungan Jakarta Selatan. Sejumlah satpam yang berjaga menyapanya ramah. Dengan cekatan Hendra membuka jok motornya, melepas dua baterai dan memasukannya ke dalam kotak besar warna putih. Hanya lima detik, baterai motor Aditya berganti dengan yang baru. “Proses penukaran baterai memang sangat cepat, perlu beberapa detik saja,” ujarnya kepada SINDOnews, kemarin.
Aditya baru satu tahun menggunakan motor listrik sebagai alat ikhtiarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Menjadi pengemudi ojek online sejak 2017, Aditya merasakan perubahan drastis dalam kehidupannya. “Sebelumnya, saya menggunakan motor konvensional Honda Vario. Setiap hari harus keluar uang Rp50 ribu hingga Rp60 ribu untuk beli BBM,”ungkapnya. Dengan beralih menggunakan motor listrik, Aditya hanya perlu mengeluarkan uang Rp25 ribu. “Jika di total dengan biaya sewa motor, rata-rata saya bisa bawa pulang Rp300 ribu sehari. Dulu, saat menggunakan motor konvensional hanya Rp150 ribu saja sehari,”tegasnya. Dua baterai yang ditanam di motornya masing-masing mampu menggerakkan roda hingga jarak 30 kilometer. Dengan lima kali penukaran, setiap hari Aditya menempuh 200 kilometer perjalanan.
Aditya pun mengaku, kini bisa memiliki tabungan yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Tak hanya itu, dia mengklaim, dengan menggunakan motor listrik, kualitas hidup keluarganya pun membaik. “Menggunakan motor konvensional perlu dipanaskan sebelum digunakan. Dulu asapnya sering masuk rumah, dan menyebabkan batuk. Sejak menggunakan motor listrik, tidak ada lagi polusi asap,”ujar pria yang bermukim di jalan H. Sholeh I Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.
Banyak keuntungan yang dia rasakan sekal beralih menggunakan motor listrik. Selain mampu memperbaiki ekonomi keluarga, Aditya juga mengaku secara tak langsung merasakan dampak positif dari penggunaan motor listrik. “Saat melaju di jalan tidak mengeluarkan emisi, jadi motor saya sekarang tidak menghadirkan polusi yang mengganggu pengendara lain,”ucapnya.
Senada dengan Aditya, Alfian Alamsyah (33) merasakan perubahan drastis dalam kehidupannya. Tak hanya dari sisi ekonomi, saat beralih menggunakan mobil listrik, dia terpacu untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. “Dari sisi ekonomi perubahannya sangat drastis. Biaya untuk BBM jadi terpangkas,” katanya.
Dia memberikan contoh, perjalanan dari Mal Kota Kasablanka menuju Bulak Kapal Bekasi Timur dilanjutkan ke Bintaro Tangerang Selatan dan berakhir di Wisma 46 jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, biaya yang dia keluarkan hanya Rp40 ribu untuk jarak tempuh total sekitar 160 kilometer. “Hanya sekali charge di mal Kota Kasablanka. Jika menggunakan mobil konvensional, saya hitung bisa mencapai Rp150 ribuan,”katanya.
Semakin banyak infrastruktur kendaraan listrik yang dibangun PLN membuat populasi kendaraan ramah lingkungan itu kian meningkat. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, hingga Semester I 2023, penjualan mobil listrik menembus 23.260 unit, naik 557,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Motor listrik Kymco bernopol B 4502 SXU yang dikendrai Aditya (34) melaju pelan memasuki area parkir PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan(UP3) Bulungan Jakarta Selatan. Sejumlah satpam yang berjaga menyapanya ramah. Dengan cekatan Hendra membuka jok motornya, melepas dua baterai dan memasukannya ke dalam kotak besar warna putih. Hanya lima detik, baterai motor Aditya berganti dengan yang baru. “Proses penukaran baterai memang sangat cepat, perlu beberapa detik saja,” ujarnya kepada SINDOnews, kemarin.
Aditya baru satu tahun menggunakan motor listrik sebagai alat ikhtiarnya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Menjadi pengemudi ojek online sejak 2017, Aditya merasakan perubahan drastis dalam kehidupannya. “Sebelumnya, saya menggunakan motor konvensional Honda Vario. Setiap hari harus keluar uang Rp50 ribu hingga Rp60 ribu untuk beli BBM,”ungkapnya. Dengan beralih menggunakan motor listrik, Aditya hanya perlu mengeluarkan uang Rp25 ribu. “Jika di total dengan biaya sewa motor, rata-rata saya bisa bawa pulang Rp300 ribu sehari. Dulu, saat menggunakan motor konvensional hanya Rp150 ribu saja sehari,”tegasnya. Dua baterai yang ditanam di motornya masing-masing mampu menggerakkan roda hingga jarak 30 kilometer. Dengan lima kali penukaran, setiap hari Aditya menempuh 200 kilometer perjalanan.
Aditya pun mengaku, kini bisa memiliki tabungan yang cukup untuk memenuhi kehidupannya. Tak hanya itu, dia mengklaim, dengan menggunakan motor listrik, kualitas hidup keluarganya pun membaik. “Menggunakan motor konvensional perlu dipanaskan sebelum digunakan. Dulu asapnya sering masuk rumah, dan menyebabkan batuk. Sejak menggunakan motor listrik, tidak ada lagi polusi asap,”ujar pria yang bermukim di jalan H. Sholeh I Kelurahan Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat itu.
Banyak keuntungan yang dia rasakan sekal beralih menggunakan motor listrik. Selain mampu memperbaiki ekonomi keluarga, Aditya juga mengaku secara tak langsung merasakan dampak positif dari penggunaan motor listrik. “Saat melaju di jalan tidak mengeluarkan emisi, jadi motor saya sekarang tidak menghadirkan polusi yang mengganggu pengendara lain,”ucapnya.
Senada dengan Aditya, Alfian Alamsyah (33) merasakan perubahan drastis dalam kehidupannya. Tak hanya dari sisi ekonomi, saat beralih menggunakan mobil listrik, dia terpacu untuk menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. “Dari sisi ekonomi perubahannya sangat drastis. Biaya untuk BBM jadi terpangkas,” katanya.
Dia memberikan contoh, perjalanan dari Mal Kota Kasablanka menuju Bulak Kapal Bekasi Timur dilanjutkan ke Bintaro Tangerang Selatan dan berakhir di Wisma 46 jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, biaya yang dia keluarkan hanya Rp40 ribu untuk jarak tempuh total sekitar 160 kilometer. “Hanya sekali charge di mal Kota Kasablanka. Jika menggunakan mobil konvensional, saya hitung bisa mencapai Rp150 ribuan,”katanya.
Semakin banyak infrastruktur kendaraan listrik yang dibangun PLN membuat populasi kendaraan ramah lingkungan itu kian meningkat. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, hingga Semester I 2023, penjualan mobil listrik menembus 23.260 unit, naik 557,99% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
tulis komentar anda