Mengenal 2 Wanita Terkaya di RI 2023, Nomor 1 Kantongi Harta Rp69,1 triliun
Minggu, 17 Desember 2023 - 17:01 WIB
Selain mengantongi 10% saham Bayan Resources, Dewi Kam juga memiliki perusahaan PT Sumberenergi Sakti Prima (SSP). Perusahaan tersebut diketahui telah bermitra dengan PT Bosowa Energi.
Kerjasama kedua perusahaan tersebut merupakan bagian dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Proyek besar di sektor kelistrikan itu telah dibangun dan mulai dioperasikan penuh oleh Bosowa Energi dua tahun lalu setelah diresmikan oleh Jero Wacik selaku Menteri ESDM pada 19 Desember 2012 silam.
Kemudian dalam data Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menyebutkan jika proyek PLTU Cilacap yang berlokasi di Desa Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah, yang telah dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) di mana 51% sahamnya telah dimiliki oleh PT SSP dan sisanya dimiliki oleh PT Pembangkit Jawa-Bali.
Sementara itu, kekayaan dari Dewi Kam juga diketahui bersumber dari kepemilikan sahamnya di Birken Universal Corporation Virgin Islands Inggris.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Marina Budiman? Diketahui, Marina adalah Presiden Komisaris DCI Indonesia. Mengutip laman DCI Indonesia, Marina Budiman pernah berkuliah di University of Toronto, Kanada.
Pada tahun 1989, dirinya menjadi Project Manager Sigma Cipta Caraka dan menjadi CFO perusahaan pada tahun 2000. Kemudian, tahun 1994, Marina mendirikan Indo Internet (Indonet), provider internet pertama di Indonesia, bersama rekannya Toto Sugiri.
Pada tahun 2011, Marina bersama Toto Sugiri mendirikan DCI Indonesia. Sebelumnya Ia bekerja dengan Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada tahun 1985 dan bergabung dengan Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989.
PT DCI Indonesia diketahui bergerak di bidang layanan data cloud. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal Januari, saham perusahaan dengan kode DCII ini meroket 9.400%, dari yang awalnya Rp420 per saham saat IPO menjadi Rp39.500 per saham.
Lihat Juga: ASEAN Women Entrepreneurs Conference 2024: Mendorong Berkelanjutan, Inklusif dan Tangguh
Kerjasama kedua perusahaan tersebut merupakan bagian dari proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeneponto di Punagaya, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Proyek besar di sektor kelistrikan itu telah dibangun dan mulai dioperasikan penuh oleh Bosowa Energi dua tahun lalu setelah diresmikan oleh Jero Wacik selaku Menteri ESDM pada 19 Desember 2012 silam.
Kemudian dalam data Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga menyebutkan jika proyek PLTU Cilacap yang berlokasi di Desa Karangkandri, Cilacap, Jawa Tengah, yang telah dikembangkan oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) di mana 51% sahamnya telah dimiliki oleh PT SSP dan sisanya dimiliki oleh PT Pembangkit Jawa-Bali.
Sementara itu, kekayaan dari Dewi Kam juga diketahui bersumber dari kepemilikan sahamnya di Birken Universal Corporation Virgin Islands Inggris.
Marina Budiman
Berada dalam posisi 47 dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia tahun 2023, Marina Budiman adalah salah satu pendiri dan presiden komisaris perusahaan data center DCI Indonesia. Kekayaan perempuan berusia 62 tahun ini tercatat mencapai USD1,3 miliar atau sekitar Rp19,9 triliun.Lantas, siapakah sebenarnya sosok Marina Budiman? Diketahui, Marina adalah Presiden Komisaris DCI Indonesia. Mengutip laman DCI Indonesia, Marina Budiman pernah berkuliah di University of Toronto, Kanada.
Pada tahun 1989, dirinya menjadi Project Manager Sigma Cipta Caraka dan menjadi CFO perusahaan pada tahun 2000. Kemudian, tahun 1994, Marina mendirikan Indo Internet (Indonet), provider internet pertama di Indonesia, bersama rekannya Toto Sugiri.
Pada tahun 2011, Marina bersama Toto Sugiri mendirikan DCI Indonesia. Sebelumnya Ia bekerja dengan Otto Toto Sugiri di Bank Bali pada tahun 1985 dan bergabung dengan Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989.
PT DCI Indonesia diketahui bergerak di bidang layanan data cloud. Sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada awal Januari, saham perusahaan dengan kode DCII ini meroket 9.400%, dari yang awalnya Rp420 per saham saat IPO menjadi Rp39.500 per saham.
Lihat Juga: ASEAN Women Entrepreneurs Conference 2024: Mendorong Berkelanjutan, Inklusif dan Tangguh
(akr)
tulis komentar anda