Geliatkan Sektor Pariwisata, Jangan Takut Terbang
Selasa, 18 Agustus 2020 - 10:35 WIB
JAKARTA - Sektor pariwisata tidak bisa dilepaskan dari sektor transportasi yang menopangnya. Salah satu yang menopang sektor ini adalah sektor transportasi udara.
Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, kedua industri ini terkena dampak paling besar. Industri perhotelan dan restoran, misalnya, mencatat puluhan triliun rupiah hilang.
Tentu kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Industri penerbangan yang menunjang sektor pariwisata harus dibangkitkan. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, untuk bisa membangkitkan industri penerbangan harus menghilangkan stigma di masyarakat bahwa naik pesawat tidak aman dari Covid-19 .
“Karena itu, yang perlu dilakukan adalah menyosialisasikan bahwa terbang itu aman, mulai dari bandara hingga berada di atas pesawat,” ujar Irfan. (Baca: Tetap Aman Berkunjung ke Rumah Sakit di Masa New Normal)
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah melakukan langkah-langkah dengan menjamin terbang aman berdasarkan rekomendasi organisasi penerbangan internasional (ICAO) bahwa sistem pendingin udara di dalam pesawat aman dan telah teruji.
“Sistem pendingin udara di dalam pesawat itu aman. Namanya HEPA dan ini telah teruji. Jadi, kalau sejak di bandara sudah dilakukan pemeriksaan bebas Covid-19, ya kita tentu memastikan sela ma protokol di dalam pesawat dijalani maka semua aman,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, untuk menggairahkan industri penerbangan harus dilakukan kampanye terus-menerus sehingga masyarakat menjadi yakin bahwa terbang naik pesawat itu aman.
“Karena tidak mungkin akan berjalan begini terus. Makanya, ada adaptasi kebiasaan baru. Nah adaptasi atau perilaku kebiasaan baru itu di antaranya taruhlah datang lebih awal di bandara dua atau tiga jam karena ada proses pemeriksaan Covid-19 yang ketat dilakukan,” ungkapnya.
PT Angkasa Pura (AP) II menyatakan untuk mendukung kampanye tersebut, pihaknya telah menggelar Safe Travel Campaign sejak 29 Juli 2020. Melalui Safe Travel Campaign ini seluruh personel PT Angkasa Pura II selaku pengelola 19 bandara dan personel stakeholder berkomitmen penuh menjaga dipatuhinya protokol kesehatan berstandar global diantaranya sesuai World Travel and Tourism Council (WTTC) yang juga merujuk ke Airport Council International (ACI). (Baca juga: Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal)
Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Tanah Air, kedua industri ini terkena dampak paling besar. Industri perhotelan dan restoran, misalnya, mencatat puluhan triliun rupiah hilang.
Tentu kondisi ini tidak bisa dibiarkan. Industri penerbangan yang menunjang sektor pariwisata harus dibangkitkan. Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, untuk bisa membangkitkan industri penerbangan harus menghilangkan stigma di masyarakat bahwa naik pesawat tidak aman dari Covid-19 .
“Karena itu, yang perlu dilakukan adalah menyosialisasikan bahwa terbang itu aman, mulai dari bandara hingga berada di atas pesawat,” ujar Irfan. (Baca: Tetap Aman Berkunjung ke Rumah Sakit di Masa New Normal)
Untuk mewujudkan keinginan tersebut, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah melakukan langkah-langkah dengan menjamin terbang aman berdasarkan rekomendasi organisasi penerbangan internasional (ICAO) bahwa sistem pendingin udara di dalam pesawat aman dan telah teruji.
“Sistem pendingin udara di dalam pesawat itu aman. Namanya HEPA dan ini telah teruji. Jadi, kalau sejak di bandara sudah dilakukan pemeriksaan bebas Covid-19, ya kita tentu memastikan sela ma protokol di dalam pesawat dijalani maka semua aman,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, untuk menggairahkan industri penerbangan harus dilakukan kampanye terus-menerus sehingga masyarakat menjadi yakin bahwa terbang naik pesawat itu aman.
“Karena tidak mungkin akan berjalan begini terus. Makanya, ada adaptasi kebiasaan baru. Nah adaptasi atau perilaku kebiasaan baru itu di antaranya taruhlah datang lebih awal di bandara dua atau tiga jam karena ada proses pemeriksaan Covid-19 yang ketat dilakukan,” ungkapnya.
PT Angkasa Pura (AP) II menyatakan untuk mendukung kampanye tersebut, pihaknya telah menggelar Safe Travel Campaign sejak 29 Juli 2020. Melalui Safe Travel Campaign ini seluruh personel PT Angkasa Pura II selaku pengelola 19 bandara dan personel stakeholder berkomitmen penuh menjaga dipatuhinya protokol kesehatan berstandar global diantaranya sesuai World Travel and Tourism Council (WTTC) yang juga merujuk ke Airport Council International (ACI). (Baca juga: Bangun Jalan Tol Terpanjang di Indonesia, Hutama Karya Pakai Produk Lokal)
Lihat Juga :
tulis komentar anda