Industri Hulu Migas Terus Ngegas Demi Ketahanan Energi
Rabu, 21 Agustus 2024 - 01:06 WIB
Proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) di blok Cepu, Jawa Timur yang mencapai 13.300 barel minyak per hari (BOPD) merupakan satu kontributor penambahan produksi minyak nasional. Volume sebesar itu berasal dari 7 sumur yang dibor hingga 2025 mendatang. Berbagai pencapaian industri hulu migas ini, tentunya akan menjadi langkah penting untuk mencapai ketahanan energi nasional.
“Pencapaian ini menegaskan komitmen para pelaku industri hulu migas, termasuk seluruh KKKS, dalam mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Hudi.
Tak hanya SKK Migas, para KKKS pun optimistis dengan masa depan industri hulu migas di Tanah Air. President of ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall di atas panggung SCM Summit 2024 menegaskan optimismenya terhadap masa depan sektor hulu migas di Indonesia.
Mengutip data kebutuhan energi di dunia, dia menyampaikan kebutuhan migas global menunjukkan tren meningkat. Meskipun laju pertumbuhan energi alternatif rendah emisi meningkat cepat, namun minyak dan gas masih menjadi energi terbesar yang dikonsumsi hingga 2050 nanti, terutama untuk sektor industri dan transportasi.
“Kami optimistis terhadap opportunity dan masa depan (industri migas) di Indonesia,”tegasnya.
ExxonMobil menilai, transisi energi justru menjadi peluang untuk bersiap menjalankan bisnis baru. Era transisi energi dan isu perubahan iklim, lanjut dia, memacu industri migas untuk berinovasi dalam rangka mencari solusi untuk mereduksi emisi.
Menurut Gall, kebutuhan energi yang disampaikan di Global Energy Outlook memiliki kesamaan di berbagai negara.
“Bahwa ada forecast di masa depan, kontribusi minyak dan gas masih akan signifikan pada beberapa dekade mendatang. Kami pun percaya bahwa (kebutuhan) minyak dan gas masih besar termasuk di Indonesia,”tegasnya.
Hingga saat ini, ExxonMobil telah menghasilkan 650 juta barel minyak selama beroperasi di Indonesia. “Bojonegoro merupakan world class asset kami, dengan (cadangan) jutaan barel. Kami sedang melakukan pengeboran di sana untuk menyediakan kebutuhan energi bagi Indonesia,”papar Gall.
“Pencapaian ini menegaskan komitmen para pelaku industri hulu migas, termasuk seluruh KKKS, dalam mewujudkan ketahanan energi nasional,” kata Hudi.
Tak hanya SKK Migas, para KKKS pun optimistis dengan masa depan industri hulu migas di Tanah Air. President of ExxonMobil Indonesia, Carole J. Gall di atas panggung SCM Summit 2024 menegaskan optimismenya terhadap masa depan sektor hulu migas di Indonesia.
Mengutip data kebutuhan energi di dunia, dia menyampaikan kebutuhan migas global menunjukkan tren meningkat. Meskipun laju pertumbuhan energi alternatif rendah emisi meningkat cepat, namun minyak dan gas masih menjadi energi terbesar yang dikonsumsi hingga 2050 nanti, terutama untuk sektor industri dan transportasi.
“Kami optimistis terhadap opportunity dan masa depan (industri migas) di Indonesia,”tegasnya.
ExxonMobil menilai, transisi energi justru menjadi peluang untuk bersiap menjalankan bisnis baru. Era transisi energi dan isu perubahan iklim, lanjut dia, memacu industri migas untuk berinovasi dalam rangka mencari solusi untuk mereduksi emisi.
Menurut Gall, kebutuhan energi yang disampaikan di Global Energy Outlook memiliki kesamaan di berbagai negara.
“Bahwa ada forecast di masa depan, kontribusi minyak dan gas masih akan signifikan pada beberapa dekade mendatang. Kami pun percaya bahwa (kebutuhan) minyak dan gas masih besar termasuk di Indonesia,”tegasnya.
Hingga saat ini, ExxonMobil telah menghasilkan 650 juta barel minyak selama beroperasi di Indonesia. “Bojonegoro merupakan world class asset kami, dengan (cadangan) jutaan barel. Kami sedang melakukan pengeboran di sana untuk menyediakan kebutuhan energi bagi Indonesia,”papar Gall.
Lihat Juga :
tulis komentar anda