Ekonomi Israel Harus Membayar Mahal Perang dengan Iran

Senin, 14 Oktober 2024 - 18:23 WIB
Biaya itu tampaknya akan terus membengkak karena pertempuran Iran dan proksinya bakal semakin sengit, termasuk Hizbullah di Lebanon. Kondisi ini membuat warga Israel menunda kembali ke rumah mereka di bagian utara negara tersebut.

Israel meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan yang menargetkan Hizbullah pada 30 September, kemarin.

Flug, mantan gubernur Bank of Israel dan sekarang wakil presiden penelitian di Institut Demokrasi Israel, mengatakan ada risiko memangkas investasi. "Itu akan mengurangi potensi pertumbuhan (ekonomi) ke depan," katanya.

Para peneliti di Institute for National Security Studies juga memprediksi suramnya ekonomi Israel.

Bahkan penarikan dari Gaza dan ketenangan di perbatasan dengan Lebanon akan membuat ekonomi Israel dalam posisi yang lebih lemah daripada sebelum perang, kata para analis dalam sebuah laporan pada bulan Agustus. "Israel diperkirakan akan menderita kerusakan ekonomi jangka panjang terlepas dari hasilnya," tulis mereka.

Pada akhir Agustus – sebulan sebelum Israel melakukan serangan di ibu kota Lebanon dan serangan darat terhadap Hizbullah – Institut Studi Keamanan Nasional memperkirakan bahwa hanya satu bulan "perang intensitas tinggi" di Lebanon melawan kelompok militan, dengan "serangan intensif" yang merusak infrastruktur Israel, dapat menyebabkan defisit anggaran Israel melonjak menjadi 15% dan PDB-nya berkontraksi hingga 10% tahun ini.

Sektor lain dari ekonomi Israel, yangan mengalami tekanan adalah sektor pertanian. Meski beban yang ditanggung tidak lebih besar dari sektor teknologi, sektor pertanian dan konstruksi menghadapi berbagai persoalan.

Salah satunya yakni mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh warga Palestina yang izin kerjanya telah ditangguhkan sejak Oktober tahun lalu, mendorong lonjakan harga sayuran segar dan menyebabkan penurunan tajam dalam pembangunan rumah.

Pariwisata juga mengalami gejolak, dengan merosotnya kunjungan wisatawan. Kementerian pariwisata Israel memperkirakan bahwa penurunan wisatawan asing telah diterjemahkan menjadi hilangnya pendapatan USD4,9 miliar sejak dimulainya perang.

The Norman, sebuah hotel butik di Tel Aviv, harus memberhentikan beberapa staf dan memangkas tarif hotel hingga 25%, sebagian karena beberapa fasilitasnya dipaksa tutup untuk menghemat biaya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More