Sri Mulyani: Kinerja Manufaktur RI Jatuh Paling Dalam di ASEAN
Senin, 04 Mei 2020 - 19:57 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan posisi Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia di April 2020 berada di angka 27,5. Posisi ini merosot tajam dibandingkan dengan bulan Maret sebesar 43,5. Adapun angka tersebut didapat berdasarkan survei dilakukan oleh IHS Market.
Survei itu memperlihatkan , penurunan PMI ke posisi terendah sepanjang survei pada bulan April ini, dipengaruhi oleh penyebaran wabah corona yang berimbas pada penutupan pabrik dan anjloknya permintaan, output, dan permintaan baru.
"Hari ini bahwa kita baru mendapatkan angka untuk PMI Indonesia kita ada di level 27 atau paling dalam di banding ASEAN," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, dengan posisi PMI manufaktur Indonesia sebesar 27 maka menjadi terparah sejak 2011. Posisi Indonesia tidak sendirian nilai PMI di Jepang dan Korea Selatan juga mengalami jatuh cukup mendalam. "Sektor manufaktur ini harus kita waspadai itu adalah untuk bulan April terutama," katanya.
Dia menekankan pemerintah saat ini terus berupaya untuk bisa mengatasi COVID-19. Salah satu yang menjadi fokusnya ialah melakukan pencegahan dan penanganan atas pandemi corona di pusat pandemi yang kini dikhawatirkan mulai bergeser ke daerah-daerah di Indonesia.
"Jangan sampai Indonesia mengalami efek ping pong masuk lagi ke Jakarta dan keluar lagi ini jadi masalah menantang di daerah masing-masing," tegasnya.
Survei itu memperlihatkan , penurunan PMI ke posisi terendah sepanjang survei pada bulan April ini, dipengaruhi oleh penyebaran wabah corona yang berimbas pada penutupan pabrik dan anjloknya permintaan, output, dan permintaan baru.
"Hari ini bahwa kita baru mendapatkan angka untuk PMI Indonesia kita ada di level 27 atau paling dalam di banding ASEAN," ujar Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Mantan Direktur Bank Dunia itu menambahkan, dengan posisi PMI manufaktur Indonesia sebesar 27 maka menjadi terparah sejak 2011. Posisi Indonesia tidak sendirian nilai PMI di Jepang dan Korea Selatan juga mengalami jatuh cukup mendalam. "Sektor manufaktur ini harus kita waspadai itu adalah untuk bulan April terutama," katanya.
Dia menekankan pemerintah saat ini terus berupaya untuk bisa mengatasi COVID-19. Salah satu yang menjadi fokusnya ialah melakukan pencegahan dan penanganan atas pandemi corona di pusat pandemi yang kini dikhawatirkan mulai bergeser ke daerah-daerah di Indonesia.
"Jangan sampai Indonesia mengalami efek ping pong masuk lagi ke Jakarta dan keluar lagi ini jadi masalah menantang di daerah masing-masing," tegasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda