Industri Penerbangan Belum Pulih, 5 Juta Pekerja Bakal Nganggur
Rabu, 23 September 2020 - 21:15 WIB
JAKARTA - Industri penerbangan diprediksi belum akan pulih dalam waktu dekat, seiring pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian. Sosiolog Universitas Indonesia, Ricardi S Adnan mengatakan, dengan industri penerbangan yang belum pulih maka pemutusan hubungan kerja (PHK) akan semakin banyak.
(Baca Juga: Holding Aviasi dan Pariwisata Jadi Instrumen Pemulihan Ekonomi RI )
"Kalau kita lihat penurunan sektor penerbangan diproyeksikan bisa menurunkan PDB dunia sebesar 0,02% hingga 1,98%. Lalu bisa mengakibatkan hilangnya pekerjaan 4,2 juta-5 juta pekerja secara global," ujar Ricardi dalam video virtual di Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Lanjutnya, pergerakan revenue passenger kilometres (RPK) global mengalami penurunan yang cukup drastis hingga Maret 2020. Kemudian sejak April 2020 barulah mengalami tren peningkatan kembali, namun lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019.
"Passenger load factor (PLF) di bulan Juni 2020 turun ke 57,6% terendah sepanjang sejarah. Industri kargo menunjukkan tren naik sejak Mei 2020 walaupun masih di bawah angka pada tahun 2019. Freight Tonne kilometres (FTK) pada bulan Mei 2020 turun sebesar 20,1% yoy dan 17,6% yoy pada bulan Juni 2020," katanya.
(Baca Juga: Orang-orang Jadi Takut Terbang Lagi Seiring Kasus Covid-19 Meningkat )
Dia menambahkan, Covid-19 menyebabkan adanya disrupsi perdagangan internasional karena resesi global, penurunan jumlah wisman (wisatawan mancanegara), containment measure atau pembatasan sosial dan disertai adanya stimulus fiskal.
"Yang menjadi tantangan kita, paling tidak tren yang kita temukan sudah terlihat salah satunya adalah dampak covid-19 pada PDB itu sudah dapat dipastikan minus," tandasnya.
(Baca Juga: Holding Aviasi dan Pariwisata Jadi Instrumen Pemulihan Ekonomi RI )
"Kalau kita lihat penurunan sektor penerbangan diproyeksikan bisa menurunkan PDB dunia sebesar 0,02% hingga 1,98%. Lalu bisa mengakibatkan hilangnya pekerjaan 4,2 juta-5 juta pekerja secara global," ujar Ricardi dalam video virtual di Jakarta, Rabu (23/9/2020).
Lanjutnya, pergerakan revenue passenger kilometres (RPK) global mengalami penurunan yang cukup drastis hingga Maret 2020. Kemudian sejak April 2020 barulah mengalami tren peningkatan kembali, namun lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2019.
"Passenger load factor (PLF) di bulan Juni 2020 turun ke 57,6% terendah sepanjang sejarah. Industri kargo menunjukkan tren naik sejak Mei 2020 walaupun masih di bawah angka pada tahun 2019. Freight Tonne kilometres (FTK) pada bulan Mei 2020 turun sebesar 20,1% yoy dan 17,6% yoy pada bulan Juni 2020," katanya.
(Baca Juga: Orang-orang Jadi Takut Terbang Lagi Seiring Kasus Covid-19 Meningkat )
Dia menambahkan, Covid-19 menyebabkan adanya disrupsi perdagangan internasional karena resesi global, penurunan jumlah wisman (wisatawan mancanegara), containment measure atau pembatasan sosial dan disertai adanya stimulus fiskal.
"Yang menjadi tantangan kita, paling tidak tren yang kita temukan sudah terlihat salah satunya adalah dampak covid-19 pada PDB itu sudah dapat dipastikan minus," tandasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda