Di Tangan Milenial Masa Depan Pasar Modal
Sabtu, 10 Oktober 2020 - 19:20 WIB
Mahasiswi tengah membuka rekening investasi saham secara online di Pantai Losari, Makassar. Generasi Milenial merupakan generasi yang cukup aktif pada era digital sekarang, membuka rekening saham secara online menjadi salah satu solusi finansial yang menjanjikan dalam jangka panjang, terutama untuk kaum millennial.SINDONEWS/MUCHTAMIR ZAIDE
“Saat ini kami tengah menyelenggarakan kompetisi nabung saham buat milenial di Galleri Investasi dan di tengah pandemi ini mereka sangat antusias,” terangnya.
Menurutnya juga, keberadaan Galleri Investasi sangat efektif dalam mendorong minat millennial berinvestasi di pasar modal, karena saat mereka menerima pelajaran teori investasi di bangku kuliah maupun di kegiatan-kegiatan seminar yang mereka ikuti.
Hadirnya Galleri Investasi ini menjadi jembatan buat mereka untuk mengimplementasikan teori yang diperoleh dan di Galleri Investasi bukan hanya mereka sebagai investor, namun mereka juga bisa merasakan bagaimana menjadi profesional di pasar modal dengan mengikuti magang dan lainnya.
“Bonus demografi di mana penduduk usia produktif angkanya cukup tinggi tentu ini kami lihat sebagai peluang munculnya bibit investor cerdas di pasar modal, karena itu BEI melihat bahwa masa depan pasar modal Indonesia ada di tangan milenial saat ini sehingga investasi untuk pengembangan pasar modal ke depannya adalah edukasi, edukasi dan edukasi,” ujarnya, Rabu (7/10/2020).
Namun, tantangannya tentu ada di mana kita melihat bahwa budaya konsumtif masyarakat perlu diubah untuk berbudaya investment.
“Bukan berarti kami meminta mereka untuk tidak melakukan hal konsumtif untuk menyalurkan hasrat dan keinginan. Namun, kami berharap milenial bisa melakukan money management dengan baik sehingga bisa jadi kebutuhan konsumtifnya dibiayai oleh hasil investasi mereka. Dan, tantangan lainnya adalah masih bayaknya penawaran investasi bodong dan memakan banyak korban tentu ini menjadi sentimen negatif juga saat kita melakukan ajakan untuk berinvestasi,” jelasnya.
Per 30 September 2020 BEI Kantor Perwakilan Sulsel mencatatkan di Sulsel total sub rekening efek (SRE) sebanyak 28.085 rekening, sementara single investor identification (SID) sebanyak 23.585 dengan jumlah login sebanyak 3.308. Dari jumlah tersebut total transaksi mencapai Rp1,589 triliun lebih. Sementara, merujuk dari jenis kelamin, untuk SRE laki-laki tercatat 15.692 dan perempuan 10.696. Untuk SID, laki-laki 12.828 dan perempuan sebanyak 9.517.
Jika melihat trennya dari bulan yang sama di tahun lalu hanya dikisaran Rp659 miliar, bisa dipastikan terdapat kenaikan lebih dari 100%.
“Saat ini kami tengah menyelenggarakan kompetisi nabung saham buat milenial di Galleri Investasi dan di tengah pandemi ini mereka sangat antusias,” terangnya.
Menurutnya juga, keberadaan Galleri Investasi sangat efektif dalam mendorong minat millennial berinvestasi di pasar modal, karena saat mereka menerima pelajaran teori investasi di bangku kuliah maupun di kegiatan-kegiatan seminar yang mereka ikuti.
Hadirnya Galleri Investasi ini menjadi jembatan buat mereka untuk mengimplementasikan teori yang diperoleh dan di Galleri Investasi bukan hanya mereka sebagai investor, namun mereka juga bisa merasakan bagaimana menjadi profesional di pasar modal dengan mengikuti magang dan lainnya.
“Bonus demografi di mana penduduk usia produktif angkanya cukup tinggi tentu ini kami lihat sebagai peluang munculnya bibit investor cerdas di pasar modal, karena itu BEI melihat bahwa masa depan pasar modal Indonesia ada di tangan milenial saat ini sehingga investasi untuk pengembangan pasar modal ke depannya adalah edukasi, edukasi dan edukasi,” ujarnya, Rabu (7/10/2020).
Namun, tantangannya tentu ada di mana kita melihat bahwa budaya konsumtif masyarakat perlu diubah untuk berbudaya investment.
“Bukan berarti kami meminta mereka untuk tidak melakukan hal konsumtif untuk menyalurkan hasrat dan keinginan. Namun, kami berharap milenial bisa melakukan money management dengan baik sehingga bisa jadi kebutuhan konsumtifnya dibiayai oleh hasil investasi mereka. Dan, tantangan lainnya adalah masih bayaknya penawaran investasi bodong dan memakan banyak korban tentu ini menjadi sentimen negatif juga saat kita melakukan ajakan untuk berinvestasi,” jelasnya.
Per 30 September 2020 BEI Kantor Perwakilan Sulsel mencatatkan di Sulsel total sub rekening efek (SRE) sebanyak 28.085 rekening, sementara single investor identification (SID) sebanyak 23.585 dengan jumlah login sebanyak 3.308. Dari jumlah tersebut total transaksi mencapai Rp1,589 triliun lebih. Sementara, merujuk dari jenis kelamin, untuk SRE laki-laki tercatat 15.692 dan perempuan 10.696. Untuk SID, laki-laki 12.828 dan perempuan sebanyak 9.517.
Jika melihat trennya dari bulan yang sama di tahun lalu hanya dikisaran Rp659 miliar, bisa dipastikan terdapat kenaikan lebih dari 100%.
tulis komentar anda