Hasil Penelitian: Cukai Naik dan Harga Jual Tidak Efektif Turunkan Perokok Anak
Kamis, 22 Oktober 2020 - 17:10 WIB
“Berkaitan dengan harga rokok, hasil survey menunjukkan bahwa 57% perokok usia dini memilih tidak beralih produk rokok jika harga rokok mengalami kenaikan, sedangkan 43% lainnya memilih untuk beralih ke produk lain jika harga rokok naik. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan harga rokok tidak berpengaruh terhadap perubahan konsumsi rokok usia dini,” papar Imanina.
Selanjutnya, menggunakan analisis fuzzy c-means menunjukkan bahwa berdasarkan 9 variabel yang diuji yakni variabel keluarga, keluarga, teman sekolah, lingkungan rumah, kebiasaan, pendapatan keluarga, keingintahuan, pengendai stress, pendidikan ayah, dan pendidikan ibu, mampu memprediksi kecenderungan perilaku merokok usia dini sebesar 74% dengan standart deviasi sebesar 0,3.
Di sisi lain, berdasarkan 7 variabel yang diuji dengan fuzzy c-means menunjukkan bahwa variabel keluarga, teman sekolah, lingkungan rumah, keingintahuan, pengendai stress, pendidikan ayah, dan pendidikan ibu mampu memprediksi kecenderungan perilaku merokok pada usia dini sebesar 72% dengan standart deviasi sebesar 0,1.
Faktor dominan penyebab usia dini mengkonsumsi rokok adalah pendidikan ayah, lingkungan sosial sekitar rumah, teman sekolah.
Adanya keluarga merokok yang tinggal serumah berpeluang 3 kali menyebabkan usia dini mengkonsumsi rokok. Pendidikan ayah yang rendah berpeluang 1,4 kali lebih besar untuk usia dini mengkonsumsi rokok. Selanjutnya, adanya lingkungan sosial sekitar rumah yang merokok berpeluang 1,3 kali lebih besar untuk usia dini mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan temuan penelitiannya, tim peneliti PPKE Universitas Brawijaya memberikan rekomendasi dan usulan kepada pemerintah, untuk lebih mengoptimalisasi program pendidikan melalui wajib belajar untuk memberikan pemahaman terhadap dampak negatif perilaku merokok di usia dini dan perilaku merokok pada ibu hamil.
“Pengadaan program sosialisasi di sekolah maupun kegiatan di tingkat desa bagi orang tua (melalui PKK dan Posyandu) tentang penanggulangan merokok di usia dini dan pencegahan terjadinya stunting. Perlu penegasan aturan tentang pemasaran terbatas bagi produk IHT,” papar Joko Budi Santoso.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan kajiannya, lanjut Imanina, pihak PPKE Universitas Brawijaya menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis perilaku merokok pada usia dini dan prevalensi stunting, sedangkan metode kualitatif digunakan dalam analisis perilaku merokok pada ibu hamil.
Penelitian perilaku merokok pada usia dini dilakukan di beberapa wilayah yakni di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Banten. Berbagai provinsi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena masing-masing dari wilayah itu telah mewakili daerah penghasil tembakau dan daerah non-penghasil tembakau untuk melihat faktor dominan penyebab usia dini merokok.
Selanjutnya, menggunakan analisis fuzzy c-means menunjukkan bahwa berdasarkan 9 variabel yang diuji yakni variabel keluarga, keluarga, teman sekolah, lingkungan rumah, kebiasaan, pendapatan keluarga, keingintahuan, pengendai stress, pendidikan ayah, dan pendidikan ibu, mampu memprediksi kecenderungan perilaku merokok usia dini sebesar 74% dengan standart deviasi sebesar 0,3.
Di sisi lain, berdasarkan 7 variabel yang diuji dengan fuzzy c-means menunjukkan bahwa variabel keluarga, teman sekolah, lingkungan rumah, keingintahuan, pengendai stress, pendidikan ayah, dan pendidikan ibu mampu memprediksi kecenderungan perilaku merokok pada usia dini sebesar 72% dengan standart deviasi sebesar 0,1.
Faktor dominan penyebab usia dini mengkonsumsi rokok adalah pendidikan ayah, lingkungan sosial sekitar rumah, teman sekolah.
Adanya keluarga merokok yang tinggal serumah berpeluang 3 kali menyebabkan usia dini mengkonsumsi rokok. Pendidikan ayah yang rendah berpeluang 1,4 kali lebih besar untuk usia dini mengkonsumsi rokok. Selanjutnya, adanya lingkungan sosial sekitar rumah yang merokok berpeluang 1,3 kali lebih besar untuk usia dini mengkonsumsi rokok.
Berdasarkan temuan penelitiannya, tim peneliti PPKE Universitas Brawijaya memberikan rekomendasi dan usulan kepada pemerintah, untuk lebih mengoptimalisasi program pendidikan melalui wajib belajar untuk memberikan pemahaman terhadap dampak negatif perilaku merokok di usia dini dan perilaku merokok pada ibu hamil.
“Pengadaan program sosialisasi di sekolah maupun kegiatan di tingkat desa bagi orang tua (melalui PKK dan Posyandu) tentang penanggulangan merokok di usia dini dan pencegahan terjadinya stunting. Perlu penegasan aturan tentang pemasaran terbatas bagi produk IHT,” papar Joko Budi Santoso.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian dan kajiannya, lanjut Imanina, pihak PPKE Universitas Brawijaya menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis perilaku merokok pada usia dini dan prevalensi stunting, sedangkan metode kualitatif digunakan dalam analisis perilaku merokok pada ibu hamil.
Penelitian perilaku merokok pada usia dini dilakukan di beberapa wilayah yakni di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Banten. Berbagai provinsi tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena masing-masing dari wilayah itu telah mewakili daerah penghasil tembakau dan daerah non-penghasil tembakau untuk melihat faktor dominan penyebab usia dini merokok.
tulis komentar anda