Wabah Covid-19, Berpotensi Ganggu Investasi Tambang
Jum'at, 08 Mei 2020 - 08:13 WIB
Perusahaan yang didukung para kontraktor masih dapat menjalankan operasional dengan aman sesuai target, sehingga mampu menghasilkan volume produksi yang baik, .
“Sejauh ini dampak pandemic Covid19 masih dapat dikendalikan sehingga Perusahaan dapat terus beroperasi dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, PT Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan perencanaan keberlangsungan bisnis untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius terhadap operasional bila pandemi terjadi berkepanjangan.
Perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan juga tingkat penyebaran Covid-19, ketersediaan tenaga kerja dan faktor-faktor non-teknis lainnya. “Perusahaan tentu akan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan operasional," tambah Febriany Eddy.
Optimisme perusahaan agar tetap beroperasional ditengah pandemi, terhadang penyebaran Covid-19 yang kini tidak saja menyerang ditengah masyarakat.
Tapi juga di internal perusahaan, dimana berdasarkan data Dinas Kesehatan tercatat sebanyak sembilan orang terpapar Covid-19 yang kemudian disebut klaster Vale. Efeknya, PT Vale Indonesia melakukan rapid tes massal terhadap 11.000 karyawan dan kontraktor demi menekan epicentrum penyebaran penyakit tersebut.
Jika hasilnya jumlah terpapar semakin tinggi, bisa jadi skema awal yang disiapkan manajemen PT Vale akan diterapkan. Meski sebelumnya, PT Vale telah berupaya menjaga agar lini produksi terutama operasi tambang dan smelter tetap berjalan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan pekerja serta lingkungan.
Febriany Eddy secara tegas menyebutkan, apabila dampak pandemic ini telah membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja, maka PT Vale telah menyiapkan skenario pengurangan produksi bahkan penghentian operasi (shutdown). Keputusan shutdown ini bisa saja terjadi, apalagi bagian korporasi Vale SA lainnya sudah mengambil keputusan tersebut.
Dalam penelusuran SINDO, Vale SA telah memutuskan untuk menghentikan produksi dan menerapkan mode perawatan dan pemeliharaan selama empat minggu pada bagian operasi lain di Voisey’s Bay Canada. Keputusan ini diambil sebagai bentuk antisipasi mewabahnya penyakit Covid-19 di wilayah tersebut.
“Kami menyadari bahwa keputusan pengurangan produksi atau shutdown ini nantinya bukanlah suatu keputusan yang mudah karena operasi PT Vale di Sorowako masih sangat berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi setempat,”tegasnya.
“Sejauh ini dampak pandemic Covid19 masih dapat dikendalikan sehingga Perusahaan dapat terus beroperasi dengan tetap memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, PT Vale tetap memperhatikan kondisi aktual di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung yang belum dapat diprediksi kapan berakhirnya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan perencanaan keberlangsungan bisnis untuk mengantisipasi dampak yang lebih serius terhadap operasional bila pandemi terjadi berkepanjangan.
Perencanaan dibuat dengan mempertimbangkan juga tingkat penyebaran Covid-19, ketersediaan tenaga kerja dan faktor-faktor non-teknis lainnya. “Perusahaan tentu akan selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan operasional," tambah Febriany Eddy.
Optimisme perusahaan agar tetap beroperasional ditengah pandemi, terhadang penyebaran Covid-19 yang kini tidak saja menyerang ditengah masyarakat.
Tapi juga di internal perusahaan, dimana berdasarkan data Dinas Kesehatan tercatat sebanyak sembilan orang terpapar Covid-19 yang kemudian disebut klaster Vale. Efeknya, PT Vale Indonesia melakukan rapid tes massal terhadap 11.000 karyawan dan kontraktor demi menekan epicentrum penyebaran penyakit tersebut.
Jika hasilnya jumlah terpapar semakin tinggi, bisa jadi skema awal yang disiapkan manajemen PT Vale akan diterapkan. Meski sebelumnya, PT Vale telah berupaya menjaga agar lini produksi terutama operasi tambang dan smelter tetap berjalan dengan tetap mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan pekerja serta lingkungan.
Febriany Eddy secara tegas menyebutkan, apabila dampak pandemic ini telah membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja, maka PT Vale telah menyiapkan skenario pengurangan produksi bahkan penghentian operasi (shutdown). Keputusan shutdown ini bisa saja terjadi, apalagi bagian korporasi Vale SA lainnya sudah mengambil keputusan tersebut.
Dalam penelusuran SINDO, Vale SA telah memutuskan untuk menghentikan produksi dan menerapkan mode perawatan dan pemeliharaan selama empat minggu pada bagian operasi lain di Voisey’s Bay Canada. Keputusan ini diambil sebagai bentuk antisipasi mewabahnya penyakit Covid-19 di wilayah tersebut.
“Kami menyadari bahwa keputusan pengurangan produksi atau shutdown ini nantinya bukanlah suatu keputusan yang mudah karena operasi PT Vale di Sorowako masih sangat berpengaruh terhadap aspek sosial ekonomi setempat,”tegasnya.
tulis komentar anda