Bisa Jadi Penyangga Ekonomi Nasional, Ayo Gotong Royong Optimalkan Wakaf
Sabtu, 31 Oktober 2020 - 00:15 WIB
JAKARTA - Pengembangan wakaf menjadi salah satu isu penting sebagai buffer penyangga ekonomi nasional yang sedang hadapi resesi. Gerakan wakaf memperoleh momentum baru dengan terarfimarsinya kebijakan pemberdayaan dana sosial keagamaan dan pengembangan kelembagaan ekonomi umat dalam program prioritas nasional pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Sinergi pada pemangku kepentingan yang berjalan harus memberi ekosistem positif pada wakaf bahkan menjangkau seluruh pemangku kepentingan," kata Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Muhammad Fuad Nasar saat webinar ISEF di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
(Baca Juga: Indonesia Negara Paling Dermawan, Potensi Wakaf Capai Ratusan Triliun )
Menurutnya saat ini juga dibutuhkan cetak biru blueprint sebagai induk pengembangan wakaf dalam jangka pendek menengah dan jangka panjang. "Jika wakaf dioptimalkan, maka dapat bertranformasi menjadi kelembagaan sosioekonomi," sebut dia.
Partisipasi dan gerakan wakaf memerlukan edukasi pada kalangan generasi muda seperti pelajar dan mahasiswa sebagai elit generasi terpelajar. "Kita berharap bahwa ke depan penguatan perwakafan akan semakin berdaya guna dengan kolaborasi antar elemen masyarakat dan segenap ototitas," ungkap dia.
(Baca Juga: Dana Abadi Umat, Wapres Siapkan Gerakan Nasional Wakaf Tunai )
Sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menambahkan, pemerintah berencana membuat gerakan nasional untuk pengumpulan wakaf tunai. Sebab selama ini penggunaan dana wakaf hanya untuk masjid, madrasah, atau pemakaman.
Wapres pun mendorong penguatannya melalui Gerakan Nasional Wakaf Tunai (GNWT) untuk memperluas partisipasi seluruh masyarakat. “Melalui gerakan ini saya yakin akan terkumpul suatu dana yang besar untuk mendukung pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuh Wapres.
"Sinergi pada pemangku kepentingan yang berjalan harus memberi ekosistem positif pada wakaf bahkan menjangkau seluruh pemangku kepentingan," kata Sekretaris Ditjen Bimas Islam, Muhammad Fuad Nasar saat webinar ISEF di Jakarta, Jumat (30/10/2020).
(Baca Juga: Indonesia Negara Paling Dermawan, Potensi Wakaf Capai Ratusan Triliun )
Menurutnya saat ini juga dibutuhkan cetak biru blueprint sebagai induk pengembangan wakaf dalam jangka pendek menengah dan jangka panjang. "Jika wakaf dioptimalkan, maka dapat bertranformasi menjadi kelembagaan sosioekonomi," sebut dia.
Partisipasi dan gerakan wakaf memerlukan edukasi pada kalangan generasi muda seperti pelajar dan mahasiswa sebagai elit generasi terpelajar. "Kita berharap bahwa ke depan penguatan perwakafan akan semakin berdaya guna dengan kolaborasi antar elemen masyarakat dan segenap ototitas," ungkap dia.
(Baca Juga: Dana Abadi Umat, Wapres Siapkan Gerakan Nasional Wakaf Tunai )
Sebelumnya Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menambahkan, pemerintah berencana membuat gerakan nasional untuk pengumpulan wakaf tunai. Sebab selama ini penggunaan dana wakaf hanya untuk masjid, madrasah, atau pemakaman.
Wapres pun mendorong penguatannya melalui Gerakan Nasional Wakaf Tunai (GNWT) untuk memperluas partisipasi seluruh masyarakat. “Melalui gerakan ini saya yakin akan terkumpul suatu dana yang besar untuk mendukung pembangunan nasional serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuh Wapres.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda