Kebijakan Biden Soal Pajak Korporasi Dinanti, Pasar Mulai Bersiap
Senin, 09 November 2020 - 17:11 WIB
JAKARTA - Kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) berdampak tidak hanya ke pasar finansial, tetapi juga sektor riil Indonesia. Dalam jangka pendek, para pelaku pasar finansial di AS maupun global menyambut positif kemenangan Biden karena ada kepastian mengenai kondisi politik di AS.
"Setelah itu, para pelaku pasar finansial AS akan menunggu pengumuman rencana kebijakan berkait dengan korporasi, terutama pajak korporasi," kata Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Alexander Sugandi saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Joe Biden Presiden AS, RI Bisa Ambil Untung )
Biden berencana, menaikkan pajak korporasi dan pajak untuk kelas atas di AS. Dengan demikian market di AS bisa bereaksi negatif jika rencana kenaikan pajak Biden dianggap terlalu besar, akan tetapi bisa juga netral jika kenaikannya dianggap wajar.
"Pada periode tersebut pasar-pasar finansial di berbagai negara (termasuk di Indonesia) akan dipengaruhi oleh pergerakan di bursa saham AS dan yield US Treasury," sebut dia.
Bursa saham Indonesia juga akan dipengaruhi pergerakan bursa regional, terutama bursa Singapura dan bursa RRC. "Intinya pergerakan di pasar finansial sifatnya jangka pendek. Sementara dampak ke sektor riil terutama berkait dengan ekspor Indonesia," kata Eric.
(Baca Juga: Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Airlangga: Indonesia Butuh Ketenangan )
Menurut dia, jika kepemimpinan Biden bisa mempercepat pemulihan ekonomi AS, maka dampaknya akan positif untuk ekspor Indonesia karena AS adalah salah satu negara tujuan ekspor Indonesia.
Selain dampak di pasar finansial dan sektor riil, ada dampaknya juga terhadap pola diplomasi ekonomi AS. Berbeda dengan Trump yang proteksionis dan menyukai diplomasi bilateral dan tidak menyukai diplomasi multilateral.
"Biden pro globalisasi dan free trade dan akan menggunakan pola pola diplomasi multilateral seperti melalui WTO dan APEC," katanya.
"Setelah itu, para pelaku pasar finansial AS akan menunggu pengumuman rencana kebijakan berkait dengan korporasi, terutama pajak korporasi," kata Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia Eric Alexander Sugandi saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/11/2020).
(Baca Juga: Joe Biden Presiden AS, RI Bisa Ambil Untung )
Biden berencana, menaikkan pajak korporasi dan pajak untuk kelas atas di AS. Dengan demikian market di AS bisa bereaksi negatif jika rencana kenaikan pajak Biden dianggap terlalu besar, akan tetapi bisa juga netral jika kenaikannya dianggap wajar.
"Pada periode tersebut pasar-pasar finansial di berbagai negara (termasuk di Indonesia) akan dipengaruhi oleh pergerakan di bursa saham AS dan yield US Treasury," sebut dia.
Bursa saham Indonesia juga akan dipengaruhi pergerakan bursa regional, terutama bursa Singapura dan bursa RRC. "Intinya pergerakan di pasar finansial sifatnya jangka pendek. Sementara dampak ke sektor riil terutama berkait dengan ekspor Indonesia," kata Eric.
(Baca Juga: Joe Biden Menang Pilpres AS 2020, Airlangga: Indonesia Butuh Ketenangan )
Menurut dia, jika kepemimpinan Biden bisa mempercepat pemulihan ekonomi AS, maka dampaknya akan positif untuk ekspor Indonesia karena AS adalah salah satu negara tujuan ekspor Indonesia.
Selain dampak di pasar finansial dan sektor riil, ada dampaknya juga terhadap pola diplomasi ekonomi AS. Berbeda dengan Trump yang proteksionis dan menyukai diplomasi bilateral dan tidak menyukai diplomasi multilateral.
"Biden pro globalisasi dan free trade dan akan menggunakan pola pola diplomasi multilateral seperti melalui WTO dan APEC," katanya.
(akr)
tulis komentar anda