16% Warga RI Ogah Divaksin Covid-19, Erick Thohir: Kita Engga Mau Paksakan
Selasa, 01 Desember 2020 - 20:25 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, masih ada masyarakat yang tidak mau melakukan vaksin covid-19 . Menurut perhitungan jumlahnya sebanyak 16% masyarakat tidak ingin divaksin, sedangkan 66% mau vaksin Covid-19.
"Data survei 66% rakyat Indonesia percaya vaksin ada, 16% enggak mau di vaksin. Tapi, kita enggak mau paksakan," kata Menteri Erick Thohir dalam video virtual, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Agar Tak Timbulkan Kebingungan, Pemerintah Monopoli Vaksinasi Covid-19 )
Lebih lanjut Erick mengharapkan, dengan adanya vaksin Covid-19 ini bisa menekan penularan dan angka kematian akibat corona. Sementara itu Pemerintah telah memilih vaksin Sinovac yang diterangkan sudah memenuhi standar WHO.
"Kita beli sesuai standar WHO yang sudah melalui uji klinis, kita terbuka dengan MUI dan BPOM karena keamanan rakyat Indonesia adalah utama," tandasnya.
(Baca Juga: Erick Ketuk Pintu Hati Orang Tajir Bayar Sendiri Vaksin Covid-19 )
Sebagai informasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan, baru ada satu vaksin Covid-19 yang masuk ke Indonesia dan akan segera memperoleh izin emergency use of authorization atau EUA, yaitu vaksin Sinovac. Sinovac adalah vaksin produksi Sinovac Biotech asal China yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Vaksin Covid-19 Sinovac sedang melalui uji coba tahap ketiga yang berlangsung sejak Agustus 2020. Sebanyak 1.620 relawan telah melalui uji klinis dan menerima suntikan pertama vaksin. Sedangkan 1.603 relawan di antaranya sudah menerima suntikan kedua.
(Baca Juga: Persiapan Vaksin Covid-19 Datang, Ini Hal Pertama yang Harus Diketahui Masyarakat )
Menyusul Sinovac, terdapat sejumlah produk vaksin yang akan melalui uji klinis di Indonesia. Produk vaksin tersebut adalah Pfizer, Sputnik, dan Astrazeneca. BPOM telah berkomunikasi dengan produsen vaksin untuk penggunaan produk tersebut sebagai bahan pengujian.
"Data survei 66% rakyat Indonesia percaya vaksin ada, 16% enggak mau di vaksin. Tapi, kita enggak mau paksakan," kata Menteri Erick Thohir dalam video virtual, Selasa (1/12/2020).
(Baca Juga: Agar Tak Timbulkan Kebingungan, Pemerintah Monopoli Vaksinasi Covid-19 )
Lebih lanjut Erick mengharapkan, dengan adanya vaksin Covid-19 ini bisa menekan penularan dan angka kematian akibat corona. Sementara itu Pemerintah telah memilih vaksin Sinovac yang diterangkan sudah memenuhi standar WHO.
"Kita beli sesuai standar WHO yang sudah melalui uji klinis, kita terbuka dengan MUI dan BPOM karena keamanan rakyat Indonesia adalah utama," tandasnya.
(Baca Juga: Erick Ketuk Pintu Hati Orang Tajir Bayar Sendiri Vaksin Covid-19 )
Sebagai informasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan, baru ada satu vaksin Covid-19 yang masuk ke Indonesia dan akan segera memperoleh izin emergency use of authorization atau EUA, yaitu vaksin Sinovac. Sinovac adalah vaksin produksi Sinovac Biotech asal China yang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero).
Vaksin Covid-19 Sinovac sedang melalui uji coba tahap ketiga yang berlangsung sejak Agustus 2020. Sebanyak 1.620 relawan telah melalui uji klinis dan menerima suntikan pertama vaksin. Sedangkan 1.603 relawan di antaranya sudah menerima suntikan kedua.
(Baca Juga: Persiapan Vaksin Covid-19 Datang, Ini Hal Pertama yang Harus Diketahui Masyarakat )
Menyusul Sinovac, terdapat sejumlah produk vaksin yang akan melalui uji klinis di Indonesia. Produk vaksin tersebut adalah Pfizer, Sputnik, dan Astrazeneca. BPOM telah berkomunikasi dengan produsen vaksin untuk penggunaan produk tersebut sebagai bahan pengujian.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda