Kunjungan Wisman Meningkat 4,57%, Pariwisata Indonesia Mulai Menggeliat
Rabu, 02 Desember 2020 - 08:15 WIB
“Tren wisatawan mancanegara ini yang masih belum banyak bergerak sehingga TPK dipengaruhi oleh wisatawan domestik,” ujarnya. (Baca juga: Covid-19 Bisa Sebabkan Gigi Penderita Tanggal)
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Oktober 2020 tercatat sebesar 1,62 hari. “Ini terjadi penurunan sebesar 0,18 poin jika dibandingkan dengan keadaan Oktober 2019,” ucapnya.
Meski sudah ada pelonggaran di sejumlah negara, ia menyatakan belum usainya pandemi Covid-19 masih membuat wisman wait and see untuk melakukan kunjungan ke luar negeri.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdulah mengatakan kenaikan jumlah wisman memang cenderung meningkat dari bulan ke bulan, tapi masih sangat terbatas dan jauh di bawah normal.
Namun, dengan asumsi vaksin sudah ada dan bisa didistribusikan pada awal 2021, diyakini pandemi secara bertahap akan mereda. “Pandemi diperkirakan benar-benar berakhir paling cepat kuartal III/2021,” kata Piter saat dihubungi di Jakarta, kemarin. (Baca juga: Moeldoko Ungkap Sulitnya Menumpas Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora)
Seiring meredanya pandemi, lanjut dia, pariwisata diprediksi akan mulai membaik. “Saya perkirakan pariwisata akan benar-benar pulih pada kuartal IV/2021,” sebut dia.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menambahkan permintaan sektor pariwisata akan naik jika masyarakat yakin bahwa penanganan Covid-19 berjalan dengan baik dan terjamin keamanannya.
Dia juga meminta agar pemerintah menghentikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta dan kota lainnya serta menghapus peraturan yang menghambat pergerakan masyarakat. (Lihat videonya: Mari Sukseskan Pilkada Serentak 2020)
Menurut dia, pelaksanaan PSBB di lapangan tidak dilakukan dengan disiplin baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Adapun selama PSBB diterapkan, tingkat okupansi hotel anjlok hingga ke kisaran 25%-30%. Bahkan pada bulan April-Mei 2020 ada anggota PHRI yang melaporkan bahwa sebanyak 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup. (Rina Anggraeni/Kunthi Fahmar Sandy)
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang selama Oktober 2020 tercatat sebesar 1,62 hari. “Ini terjadi penurunan sebesar 0,18 poin jika dibandingkan dengan keadaan Oktober 2019,” ucapnya.
Meski sudah ada pelonggaran di sejumlah negara, ia menyatakan belum usainya pandemi Covid-19 masih membuat wisman wait and see untuk melakukan kunjungan ke luar negeri.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdulah mengatakan kenaikan jumlah wisman memang cenderung meningkat dari bulan ke bulan, tapi masih sangat terbatas dan jauh di bawah normal.
Namun, dengan asumsi vaksin sudah ada dan bisa didistribusikan pada awal 2021, diyakini pandemi secara bertahap akan mereda. “Pandemi diperkirakan benar-benar berakhir paling cepat kuartal III/2021,” kata Piter saat dihubungi di Jakarta, kemarin. (Baca juga: Moeldoko Ungkap Sulitnya Menumpas Kelompok MIT Pimpinan Ali Kalora)
Seiring meredanya pandemi, lanjut dia, pariwisata diprediksi akan mulai membaik. “Saya perkirakan pariwisata akan benar-benar pulih pada kuartal IV/2021,” sebut dia.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menambahkan permintaan sektor pariwisata akan naik jika masyarakat yakin bahwa penanganan Covid-19 berjalan dengan baik dan terjamin keamanannya.
Dia juga meminta agar pemerintah menghentikan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta dan kota lainnya serta menghapus peraturan yang menghambat pergerakan masyarakat. (Lihat videonya: Mari Sukseskan Pilkada Serentak 2020)
Menurut dia, pelaksanaan PSBB di lapangan tidak dilakukan dengan disiplin baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Adapun selama PSBB diterapkan, tingkat okupansi hotel anjlok hingga ke kisaran 25%-30%. Bahkan pada bulan April-Mei 2020 ada anggota PHRI yang melaporkan bahwa sebanyak 2.000 hotel dan 8.000 restoran tutup. (Rina Anggraeni/Kunthi Fahmar Sandy)
(ysw)
tulis komentar anda