Kementan Revitalisasi Fungsi Fisik BPP KostraTani Patokbeusi
Minggu, 06 Desember 2020 - 20:14 WIB
JAKARTA - Gedung Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) adalah 'rumah besar penyuluh' untuk memecahkan tantangan dan kendala lapangan, sekaligus meningkatkan pengetahuan dan wawasan penyuluh melaksanakan tugas, fungsi dan peran BPP selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di kecamatan.
Guna mendukung hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan 'bedah kantor' BPP Patokbeusi di Kabupaten Subang, Jawa Barat sejak beberapa waktu lalu. Puncaknya pada Jumat (4/12) penyerahan mebel kantor kepada BPP Patokbeusi.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan dua langkah penting untuk memaksimalkan fungsi BPP Kostratani, dengan memperkuat sarana dan prasarana pendukung serta kapasitas dan kompetensi SDM BPP.
“Penguatan BPP Kostratani dalam fisik berupa bangunan sebagai rumah penyuluh di kecamatan. Sarana dan prasarana BPP, kita lengkapi fasilitas teknologi informasi atau IT. Mengapa IT? Fungsinya untuk komando dan pengelolaan kapasitas penyuluh,” kata Dedi Nursyamsi tiap kali jumpa petani dan penyuluh via virtual meeting di Agriculture War Room (AWR) maupun saat di daerah.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengatakan pengungkit terbesar produksi pertanian adalah SDM yakni petani dan penyuluh termasuk petani milenial. Menurutnya, hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa penguatan BPP selaku KostraTani dilakukan menyeluruh tanpa terkecuali.
“Seluruh hal mengenai KostraTani harus diperkuat. Dari gedung, sarana prasarana dan SDM. Fungsi KostraTani harus maksimal, berarti penguatan pun harus dilakukan bersamaan. Jadi BPP sudah benar-benar siap saat ditransformasi menjadi Kostratani,” kata Mentan Syahrul.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
Guna mendukung hal itu, Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan 'bedah kantor' BPP Patokbeusi di Kabupaten Subang, Jawa Barat sejak beberapa waktu lalu. Puncaknya pada Jumat (4/12) penyerahan mebel kantor kepada BPP Patokbeusi.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menegaskan dua langkah penting untuk memaksimalkan fungsi BPP Kostratani, dengan memperkuat sarana dan prasarana pendukung serta kapasitas dan kompetensi SDM BPP.
“Penguatan BPP Kostratani dalam fisik berupa bangunan sebagai rumah penyuluh di kecamatan. Sarana dan prasarana BPP, kita lengkapi fasilitas teknologi informasi atau IT. Mengapa IT? Fungsinya untuk komando dan pengelolaan kapasitas penyuluh,” kata Dedi Nursyamsi tiap kali jumpa petani dan penyuluh via virtual meeting di Agriculture War Room (AWR) maupun saat di daerah.
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) mengatakan pengungkit terbesar produksi pertanian adalah SDM yakni petani dan penyuluh termasuk petani milenial. Menurutnya, hal itu sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa penguatan BPP selaku KostraTani dilakukan menyeluruh tanpa terkecuali.
“Seluruh hal mengenai KostraTani harus diperkuat. Dari gedung, sarana prasarana dan SDM. Fungsi KostraTani harus maksimal, berarti penguatan pun harus dilakukan bersamaan. Jadi BPP sudah benar-benar siap saat ditransformasi menjadi Kostratani,” kata Mentan Syahrul.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
tulis komentar anda