Kenaikan Cukai Rokok Tak Jamin Petani Tembakau Sejahtera
Jum'at, 11 Desember 2020 - 07:53 WIB
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk menaikan cukai rokok mulai tahun depan. Kenaikan yang akan dimulai pada Februari 2021 ini akan ikut mengerek harga rokok di pasaran.
Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap kesejahteraan petani tembakau? Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kenaikan harga atau cukai rokok tidak akan terlalu berpengaruh besar pada kesejahteraan petani tembakau. Bahkan hal ini tidak terjadi hanya satu kali saja.
(
)
“Kenaikan cukai rokok dan kenaikan harga rokok itu tidak pernah menaikkan kesejahteraan petani tembakau,” ujarnya saat dihubungi MNC News Portal, Jumat (11/12/2020).
Menurut Piter, struktur dari pasar pertanian yang membuat hal tersebut terjadi. Maksudnya, para petani di dalam negeri tidak pernah mendapatkan harga yang terbaik termasuk tembakau. “Karena struktur dari pasar pertanian kita kan seperti itu. Petani tidak pernah mendapatkan harga yang terbaik,” jelasnya.
( )
Piter mengungkapkan, persoalan tata niaga tembakau mengalami distorsi tidak sempurna. Hal ini tidak terlepas dari peran rantai perdagangan yang berlaku di Indonesia.
“Enggak bisa (diawasi). Sebenarnya persoalan tata niaga tembakau dan tata niaga produk pertanian kita 'terdistorsi' tidak sempurna. Karena peran dari rantai perdagangan kita,” jelas Piter.
Lantas bagaimana pengaruhnya terhadap kesejahteraan petani tembakau? Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, kenaikan harga atau cukai rokok tidak akan terlalu berpengaruh besar pada kesejahteraan petani tembakau. Bahkan hal ini tidak terjadi hanya satu kali saja.
(
Baca Juga
“Kenaikan cukai rokok dan kenaikan harga rokok itu tidak pernah menaikkan kesejahteraan petani tembakau,” ujarnya saat dihubungi MNC News Portal, Jumat (11/12/2020).
Menurut Piter, struktur dari pasar pertanian yang membuat hal tersebut terjadi. Maksudnya, para petani di dalam negeri tidak pernah mendapatkan harga yang terbaik termasuk tembakau. “Karena struktur dari pasar pertanian kita kan seperti itu. Petani tidak pernah mendapatkan harga yang terbaik,” jelasnya.
( )
Piter mengungkapkan, persoalan tata niaga tembakau mengalami distorsi tidak sempurna. Hal ini tidak terlepas dari peran rantai perdagangan yang berlaku di Indonesia.
“Enggak bisa (diawasi). Sebenarnya persoalan tata niaga tembakau dan tata niaga produk pertanian kita 'terdistorsi' tidak sempurna. Karena peran dari rantai perdagangan kita,” jelas Piter.
(ind)
tulis komentar anda