Kemenkeu Tegaskan Penempatan Dana Pemerintah untuk Bank Sehat
Kamis, 14 Mei 2020 - 08:30 WIB
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih meyakini perbankan kecil maupun sedang tidak akan goyah di tengah tekanan pandemi Covid-19. Pasalnya, rasio redit macet atau Non-Performing Loan (NPL) masih akan terjaga stabil hingga akhir tahun. ( Baca juga: LPS Longgarkan Denda Pembayaran Premi Penjamninan Perbankan)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan,angka NPL pada bulan Maret tercatat telah meningkat menjadi 2,79% dari Desember 2019 yang masih mencapai 2,53%.
"NPL ini kita harapkan sampai Covid-19 selesai tidak akan signifikan naik. Dan angka ini masih di 2,7% untuk bulan Maret. Kalau ada bank goyah dari sisi NPL saya yakin tidak ada," kata Wimboh.
Dia menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan saat ini masih terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang telah mengalami penurunan namun masih cukup tinggi yaitu sebesar 21,72% dimana pada saat Desember 2019 sempat mencapai 23,31%.
"Program restukturisasi perbankan cukup efektif untuk menekan pembengkakan NPL di perbankan. Wimboh menyebut, bilamana ada nasabah yang menunggak pokok dan bunga dapat dikategorikan lancar apabila kesehatan pembayarannya masih lancar sebelum pandemi covid-19 terjadi di Indonesia," katanya.
Dia menambahkan terdapat beberapa sektor yang mulai mengalami penurunan permintaan kredit hingga kredit macet. Adapun sektor-sektor tersebut bagian yang terdampak langsung dari pandemi Covid-19.
Sektor ini mulai mengalami kredit macet dan penurunan permintaan kredit di antaranya perhotelan, transportasi dan restoran. Sektor-sektor tersebut terdampak karena pengunjung dan penggunanya turun drastis akibat pandemi.
"Hotel penghuninya sudah berkurang banyak, transportasi sudah juga berhenti restoran juga sudah tidak ada pengunjungnya tapi ini semua kan bersifat sementara dan akan kita lihat kondisinya," katanya. (Rina Anggraeni)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan,angka NPL pada bulan Maret tercatat telah meningkat menjadi 2,79% dari Desember 2019 yang masih mencapai 2,53%.
"NPL ini kita harapkan sampai Covid-19 selesai tidak akan signifikan naik. Dan angka ini masih di 2,7% untuk bulan Maret. Kalau ada bank goyah dari sisi NPL saya yakin tidak ada," kata Wimboh.
Dia menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan saat ini masih terjaga. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang telah mengalami penurunan namun masih cukup tinggi yaitu sebesar 21,72% dimana pada saat Desember 2019 sempat mencapai 23,31%.
"Program restukturisasi perbankan cukup efektif untuk menekan pembengkakan NPL di perbankan. Wimboh menyebut, bilamana ada nasabah yang menunggak pokok dan bunga dapat dikategorikan lancar apabila kesehatan pembayarannya masih lancar sebelum pandemi covid-19 terjadi di Indonesia," katanya.
Dia menambahkan terdapat beberapa sektor yang mulai mengalami penurunan permintaan kredit hingga kredit macet. Adapun sektor-sektor tersebut bagian yang terdampak langsung dari pandemi Covid-19.
Sektor ini mulai mengalami kredit macet dan penurunan permintaan kredit di antaranya perhotelan, transportasi dan restoran. Sektor-sektor tersebut terdampak karena pengunjung dan penggunanya turun drastis akibat pandemi.
"Hotel penghuninya sudah berkurang banyak, transportasi sudah juga berhenti restoran juga sudah tidak ada pengunjungnya tapi ini semua kan bersifat sementara dan akan kita lihat kondisinya," katanya. (Rina Anggraeni)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda