Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat
Senin, 28 Desember 2020 - 18:53 WIB
“Karena saya sudah tahu solusi mengusir hama dengan lampu pijar, maka saya ada rencana pembukaan lahan baru untuk tahun 2021. Melalui itu kita sudah tidak ragu menanam lagi.
"Pestisida itu tidak terlalu mempan untuk ulat, karena mungkin sudah kebal jadi kita coba untuk pake teknologi lampu supaya kita mengusir tidak membunuh lagi,” paparnya.
Sementara itu, Camat Anggeraja, Kabupaten Enrekang, Suparman mengungkapkan, masyarakat petani terbantu sekali dengan hadirnya inovasi lampu pijar yang dijadikan pengusir hama, jadinya ada pengurangan penggunaan pestisida.
"Dahulu dua pikul bisa dianggarkan Rp50 juta, sekarang hanya Rp20 juta dengan asumsi penggunaan pestisida berkurang 70 sampai 85%. Jadi dari sisi kesehatan, bisa dipastikan petani sudah berkurang yang terpapar menggunakan pestisida," ungkapnya.
Dia mengakui, warga di Kecamatan Anggeraja sejak pertengahan tahun 2020 mulai melirik penggunaan lampu pijar tersebut, lalu kemudian meminta ke PLN untuk dipasangkan jaringan listrik.
"Semua petani pakai, makanya kalau di gunung-gunung daerah kami sudah seperti kota metropolitan makanya ramai kelihatan lampunya. kalau melihat di gunung sebelah, kayak kota besar padahal di sana merupakan lahan pertanian bawang merah," ungkapnya.
Suparman mengakui, dari sisi kualitas, bawang merah sudah tidak ada lagi bawang kecil, semua kualitasnya bagus dan bersaing dengan bawang impor.
"Alhamdulillah, sangat signifikan tidak ada lagi bawang kecil hasil semuanya bagus. Kualitas sekarang sudah bersaing dengan impor, pestisida sudah dikurangi. dulunya satu sampai dua hari semprot, sekarang baru satu minggu diberikan pestisida. Hasilnyapun sudah kian meluas dipasarkan tidak saja di Sulawesi, tapi ke Kalimantan hingga Papua," terangnya.
tulis komentar anda