Tak Sekadar Terang, Berkat PLN Produksi Petani Bawang Sulsel Meningkat
Senin, 28 Desember 2020 - 18:53 WIB
Salah satunya sektor pertanian dengan terus melakukan upaya peningkatan produktivitas petani bawang merah sekaligus mendukung sumber energi yang lebih hemat dan ramah lingkungan, dengan meresmikan program layanan petik bawang merah menggunakan zero private genzet bagi petani di Desa Pekalobean, Anggeraja, Enrekang, pada medio Oktober 2020.
Zero private genzet memberikan kemudahan serta biaya operasional lebih efisien. Sehingga dapat meminimalisir bahkan meniadakan pembelian solar untuk genset karena beralihnya ke listrik PLN dan mengurangi penggunaan pestisida 50-70% dengan penggunaan lampu hama .
“ PLN berharap dengan adanya program petik bawang merah ini dapat meningkatkan kualitas dari pertanian bawang merah di Kabupaten Enrekang,” ujar General Manager PLN UIW Sulselrabar , Ismail Deu.
Kepala Dinas Sosial Enrekang , Zulkarnain Kara mengatakan, melalui program layanan petik bawang merah, PLN telah memberikan inovasi yang istimewa di sektor pertanian yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup petani bawang.
Kepala Dinas Pertanian, Addi menambahkan pihaknya sangat mengapresiasi dengan adanya program layanan petik bawang merah yang bisa mengurangi tingkat penggunaan pestisida di Desa Pekalobean.
“Kami sebut listrik masuk kebun, di mana listrik ini sangatlah bermanfaat, selain untuk irigasi pengairan. Sekarang program ini dapat mengurangi tingkat penggunaan pestisida dengan adanya inovasi lampu hama,” ujar Addi.
Program layanan petik bawang merah memiliki tiga program unggulan, program pompanisasi irigasi pengairan kebun bawang, dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar 35 ribu perhari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar 12-14 liter solar atau Rp72 ribu per hari dibandingkan penggunaan yang hanya membutuhkan sekitar 22.5 kwh atau Rp37 ribu per hari.
Program lampu hama (penangkap dan pengusir hama), dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp5.5 juta per panen setiap 4 bulan. Penggunaan tanpa lampu hama, petani membutuhkan Rp13 juta per panen, sedangkan lampu hama membutuhkan sekitar Rp 6,8 juta per panen.
Zero private genzet memberikan kemudahan serta biaya operasional lebih efisien. Sehingga dapat meminimalisir bahkan meniadakan pembelian solar untuk genset karena beralihnya ke listrik PLN dan mengurangi penggunaan pestisida 50-70% dengan penggunaan lampu hama .
“ PLN berharap dengan adanya program petik bawang merah ini dapat meningkatkan kualitas dari pertanian bawang merah di Kabupaten Enrekang,” ujar General Manager PLN UIW Sulselrabar , Ismail Deu.
Kepala Dinas Sosial Enrekang , Zulkarnain Kara mengatakan, melalui program layanan petik bawang merah, PLN telah memberikan inovasi yang istimewa di sektor pertanian yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup petani bawang.
Baca Juga
Kepala Dinas Pertanian, Addi menambahkan pihaknya sangat mengapresiasi dengan adanya program layanan petik bawang merah yang bisa mengurangi tingkat penggunaan pestisida di Desa Pekalobean.
“Kami sebut listrik masuk kebun, di mana listrik ini sangatlah bermanfaat, selain untuk irigasi pengairan. Sekarang program ini dapat mengurangi tingkat penggunaan pestisida dengan adanya inovasi lampu hama,” ujar Addi.
Program layanan petik bawang merah memiliki tiga program unggulan, program pompanisasi irigasi pengairan kebun bawang, dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar 35 ribu perhari. Misalnya menggunakan genset membutuhkan sekitar 12-14 liter solar atau Rp72 ribu per hari dibandingkan penggunaan yang hanya membutuhkan sekitar 22.5 kwh atau Rp37 ribu per hari.
Program lampu hama (penangkap dan pengusir hama), dengan adanya program ini petani lebih hemat sekitar Rp5.5 juta per panen setiap 4 bulan. Penggunaan tanpa lampu hama, petani membutuhkan Rp13 juta per panen, sedangkan lampu hama membutuhkan sekitar Rp 6,8 juta per panen.
tulis komentar anda