Terinspirasi A.T Mahmud, Sayur Kendal Pelihara Lingkungan Hidup Lewat Bacaan

Rabu, 27 Januari 2021 - 17:52 WIB
Dia terpaksa turun gunung karena pohon-pohon pinus yang merupakan makanan kegemarannya, digusur-ditebang pengembang yang berencana mendirikan villa. Tentu saja dongeng yang mengandung pesan “hijau” dan disampaikan dalam tata bahasa yang apik dan narasi indah itu sangat diperlukan.

Sastra Hijau itu Kaya

Ya, sastra hijau yang menyempitkan diri pada tema tunggal memerangi perusakan lingkungan itu dalam prakteknya memberikan kebebasan nyaris tidak terbatas kepada penulisnya.

Kebebasan untuk menokohkan hampir apa saja: pohon, banjir bandang, angin yang senantiasa membisikkan pesan ekologis, tetes hujan, kembang-kembang rumput, bahkan gelombang tsunami di bibir pantai.

Dengan imajinasi seluas cakrawala, seorang anak pembaca sastra hijau tanpa kesulitan menangkap: manusia bukanlah satu-satunya makhluk di muka bumi ini. Ia harus berbagi.




Diakui atau tidak, binasanya lingkungan hijau merupakan dosa kolektif para orang tua yang telah mewariskan bumi yang gundul, hewan liar yang kehilangan habitatnya, dan aneka bencana buatan manusia lainnya.

Semua mesti terlibat dalam gerakan meluruskan kesalahan bersama ini. Kendati bukan yang pertama, apa yang dilakukan oleh pihak swasta seperti Sayur Kendal belakangan ini patut diikuti.

Sekecil apa pun skalanya, perusahaan sayur-mayur yang menyelenggarakan Sayembara Menulis Cerpen Anak “Kisah Bumi” sepanjang pertengahan Januari–Maret 2021 ini telah melanjutkan sebuah tradisi “hijau.” Yakni, menanamkan kesadaran untuk memelihara lingkungan hidup lewat bacaan yang bermutu kepada anak-anak kita.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More