Harga Obat dan Vitamin Melonjak, Tapi Ada Perusahaan Farmasi yang Malah Rugi
Selasa, 19 Mei 2020 - 14:46 WIB
Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius, mengatakan, pertumbuhan laba tersebut ditopang oleh penjualan yang naik 10,07% menjadi Rp5,79 triliun. kinerja yang berhasil dicapai Kalbe farma ini membuat, margin laba bersih atau net profit margin (NPM) perseroan berada di level 11,55%. Rasio profitabilitas itu meningkat dari posisi 11,3% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan Naik, Tapi INAF Masih Rugi
Pandemic Covid 19 juga membuat penjualan PT Indofarma ( Persero) Tbk sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, terkerek naik. Indofarma mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp 148,16 miliar, naik 8,73% dibanding penjualan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 136,26 miliar.
Penjualan perseroan sepanjang kuartal I 2020 ditopang oleh penjualan domestik sebesar Rp 142,86 miliar, naik 6,18% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, ekspor Indofarma tercatat mencapai Rp 5,3 miliar, melonjak 207,4% dibanding kuartal I 2019 yang sebesar Rp 1,72 miliar.
Dari jenis obat yang dijual, di pasar domestik penjualan Indofarma masih didominasi oleh penjualan obat ethical atau obat dengan resep, sebesar Rp 118,94 miliar (naik 72,65%) . Disusul oleh penjualan alat kesehatan sebesar Rp 22,73 miliar ( turun 64,53%).
Untuk pasar ekspor, produk over the counter (OTC), yakni obat tanpa resep, masih jadi andalan. Ekspor OTC Indofarma kuartal I 2020 tercatat sebesar Rp 5,09 miliar, melonjak 198,88%, dibanding kuartal I 2019 yang sebesar Rp 1,7 miliar.
Meski demikian, kinerja penjualan yang positif ini tidak diimbangi dengan performa beban pokok penjualan. Sepanjang kuartal I 2020, beban pokok penjualan Indofarma tercatat sebesar Rp 119,51 miliar, naik 37,3%. Akibatnya, perusahan farmasi dengan kode emiten INAF ini pun mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 21,42 miliar. Meski demikian, rugi bersih Indofarma ini lebih rendah 1,57% dibanding rugi bersih kuartal I 2019.
Untuk mengatasi kerugaian ini, ada perubahan besar yang akan dilakukan Indofarma. Tahun ini, perseroan akan mengubah portofolio bisnis, menjadi produsen alat kesehatan. Saat ini kontribusi bisnis perseroan sebesar 85% masih didominasi bisnis farmasi, sementara alat kesehatan baru mencapai 15%. Baca juga: Erick: BUMN Farmasi Siap Pasok 4,7 Juta Masker
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, David Hidayat , juga memprediksi tahun ini penjualan produk dari Sido Muncul stagnan. Meski demikian, David masih berharap laba bersih tidak ikut tertekan selama masa pandemi ini.
Sepanjang Kuartal I 2020, mencatatkan penjualan bersih Rp 730,72 miliar di kuartal I-2020, naik tipis 2,39% dibanding periode yang sama tahun 2019. Kenaikan penjualan ini berimbas pada laba yang dibukukan perusahaan, menjadi Rp231,53 miliar naik 10,85% dari semula Rp208,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan Naik, Tapi INAF Masih Rugi
Pandemic Covid 19 juga membuat penjualan PT Indofarma ( Persero) Tbk sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, terkerek naik. Indofarma mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp 148,16 miliar, naik 8,73% dibanding penjualan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 136,26 miliar.
Penjualan perseroan sepanjang kuartal I 2020 ditopang oleh penjualan domestik sebesar Rp 142,86 miliar, naik 6,18% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara, ekspor Indofarma tercatat mencapai Rp 5,3 miliar, melonjak 207,4% dibanding kuartal I 2019 yang sebesar Rp 1,72 miliar.
Dari jenis obat yang dijual, di pasar domestik penjualan Indofarma masih didominasi oleh penjualan obat ethical atau obat dengan resep, sebesar Rp 118,94 miliar (naik 72,65%) . Disusul oleh penjualan alat kesehatan sebesar Rp 22,73 miliar ( turun 64,53%).
Untuk pasar ekspor, produk over the counter (OTC), yakni obat tanpa resep, masih jadi andalan. Ekspor OTC Indofarma kuartal I 2020 tercatat sebesar Rp 5,09 miliar, melonjak 198,88%, dibanding kuartal I 2019 yang sebesar Rp 1,7 miliar.
Meski demikian, kinerja penjualan yang positif ini tidak diimbangi dengan performa beban pokok penjualan. Sepanjang kuartal I 2020, beban pokok penjualan Indofarma tercatat sebesar Rp 119,51 miliar, naik 37,3%. Akibatnya, perusahan farmasi dengan kode emiten INAF ini pun mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 21,42 miliar. Meski demikian, rugi bersih Indofarma ini lebih rendah 1,57% dibanding rugi bersih kuartal I 2019.
Untuk mengatasi kerugaian ini, ada perubahan besar yang akan dilakukan Indofarma. Tahun ini, perseroan akan mengubah portofolio bisnis, menjadi produsen alat kesehatan. Saat ini kontribusi bisnis perseroan sebesar 85% masih didominasi bisnis farmasi, sementara alat kesehatan baru mencapai 15%. Baca juga: Erick: BUMN Farmasi Siap Pasok 4,7 Juta Masker
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, David Hidayat , juga memprediksi tahun ini penjualan produk dari Sido Muncul stagnan. Meski demikian, David masih berharap laba bersih tidak ikut tertekan selama masa pandemi ini.
Sepanjang Kuartal I 2020, mencatatkan penjualan bersih Rp 730,72 miliar di kuartal I-2020, naik tipis 2,39% dibanding periode yang sama tahun 2019. Kenaikan penjualan ini berimbas pada laba yang dibukukan perusahaan, menjadi Rp231,53 miliar naik 10,85% dari semula Rp208,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda