Cermati, Perubahan Prilaku Konsumen hingga PascaPandemi
Selasa, 23 Maret 2021 - 17:43 WIB
JAKARTA - Kehadiran Pandemi Covid-19 memang mengejutkan dunia. Sebelum ini belum ada wabah penyakit yang mematikan menyebar begitu cepat dan masif ke seluruh negara di dunia. Masyarakat seluruh dunia saat ini masih berusaha untuk beradaptasi dengan kehadiran virus Covid-19 ini.
Kondisi saat ini mengharuskan semua orang untuk selalu mengikuti protokol kesehatan. Hal ini yang membuat pergeseran dan perubahan perilaku konsumen yang menyebabkan bisnis turut beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Lalu, perubahan seperti apa saja yang terjadi setelah munculnya pandemi, terlebih pada saat kondisi yang dianggap ‘new normal’? Apakah perubahan serta pergeseran perilaku konsumen yang terjadi saat ini dapat menjadi hal yang berlangsung lama?.
Diskusi menarik ini menjadi salah satu topik bahasan di hari kedua penyelenggaraan Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 “Reimagining the Future of Indonesia” (23 Maret 2021). Perubahan prilaku konsumen saat pandemi ini memang patut dicermati khususnya oleh para pelaku bisnis. Bagi Unilever Indonesia, salah satu pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia, meyakini perubahan prilaku konsumen ini masih akan terus berlangsung pascapandemi.
Perubahan prilaku konsumen saat pandemi bukan hanya prediksi namun terungkap dari hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19. Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center menjelaskan, di dalam survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini, terlihat bahwa 76,6% responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.
Terungkap juga bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%). “Sementara barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah”ujar Mulya Amri.
Ira Noviarti, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk juga mengatakan bahwa memang telah terjadi perubahan prilaku konsumen dalam setahun terakhir ini. Ke depan, menurutnya, akan ada new trends in consumer behaviour after covid. Perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, telah berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia
Hal tersebut menjadi urgensi bagi pelaku industri FMCG seperti Unilever Indonesia. para pelaku usaha harus bisa dengan cepat merespon perubahan prilaku tersebut. Bagi Unilever Indonesia, ini harus disikapi dengan gesit memanfaatkan momentum yang, bukan hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru.“Kami melipatgandakan kegesitan dalam berinovasi sejak awal pandemi,” ungkap Ira.
Kondisi saat ini mengharuskan semua orang untuk selalu mengikuti protokol kesehatan. Hal ini yang membuat pergeseran dan perubahan perilaku konsumen yang menyebabkan bisnis turut beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Lalu, perubahan seperti apa saja yang terjadi setelah munculnya pandemi, terlebih pada saat kondisi yang dianggap ‘new normal’? Apakah perubahan serta pergeseran perilaku konsumen yang terjadi saat ini dapat menjadi hal yang berlangsung lama?.
Diskusi menarik ini menjadi salah satu topik bahasan di hari kedua penyelenggaraan Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 “Reimagining the Future of Indonesia” (23 Maret 2021). Perubahan prilaku konsumen saat pandemi ini memang patut dicermati khususnya oleh para pelaku bisnis. Bagi Unilever Indonesia, salah satu pelaku industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia, meyakini perubahan prilaku konsumen ini masih akan terus berlangsung pascapandemi.
Perubahan prilaku konsumen saat pandemi bukan hanya prediksi namun terungkap dari hasil survei terbaru dari Katadata Insight Center mengenai Perilaku Keuangan Konsumen Selama Pandemi COVID-19. Mulya Amri selaku Direktur Riset Katadata Insight Center menjelaskan, di dalam survei yang melibatkan 2.491 responden di 34 provinsi ini, terlihat bahwa 76,6% responden merasa khawatir terhadap kondisi keuangan mereka sehingga lebih berhati-hati dalam menentukan alokasi pengeluaran.
Terungkap juga bahwa prioritas pengeluaran konsumen kini didominasi oleh barang kebutuhan sehari-hari (95,5%), biaya kesehatan (81,7%), dan untuk pendidikan (74,7%). “Sementara barang elektronik (6,1%), kendaraan (4,1%), dan wisata, hiburan atau hobi (3,6%) menempati prioritas terbawah”ujar Mulya Amri.
Ira Noviarti, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk juga mengatakan bahwa memang telah terjadi perubahan prilaku konsumen dalam setahun terakhir ini. Ke depan, menurutnya, akan ada new trends in consumer behaviour after covid. Perekonomian yang terkontraksi, ditambah dengan pembatasan mobilitas selama setahun ke belakang, telah berdampak besar pada perubahan perilaku konsumen di Indonesia
Hal tersebut menjadi urgensi bagi pelaku industri FMCG seperti Unilever Indonesia. para pelaku usaha harus bisa dengan cepat merespon perubahan prilaku tersebut. Bagi Unilever Indonesia, ini harus disikapi dengan gesit memanfaatkan momentum yang, bukan hanya membawa tantangan tetapi juga, membuka banyak peluang baru.“Kami melipatgandakan kegesitan dalam berinovasi sejak awal pandemi,” ungkap Ira.
Lihat Juga :
tulis komentar anda