Tata Niaga Ayam Tak Sehat, Kementerian Perdagangan Diminta Turun Tangan
Kamis, 25 Maret 2021 - 12:27 WIB
(Baca juga:Curhat Peternak Ayam Rakyat Nasional, Dua Tahun Rugi Rp5,4 Triliun)
Sejatinya pangkal persoalan kerugian peternak mandiri itu lantaran terjadi kelebihan pasokan (over supply) ayam ke masyarakat pada 2019. Di satu sisi pasokan melimpah yang mengakibatkan harga ayam turun, di sisi lain harga sarana produksi peternakan (sapronak) melonjak.
Tahun 2019 ada kebijakan afkir dini yang digulirkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan). “Tapi itu tidak menolong karena harga sapronak sudah kelewat tinggi,” katanya.
(Baca juga:Jabar Butuh 400 Apartemen Ayam Demi Penuhi 2 Juta Ekor Ayam)
Perlu diketahui bahwa biaya sapronak yang terdiri dari biaya DOC (day old chicken), pakan dan obat-obatan itu mencapai 80% dari total produksi peternakan ayam. “Bagaimana kami bisa untung kalau biaya sapronak kelewat tinggi, sementara harga jual ayam dihargai rendah sekali,” katanya.
Sejatinya pangkal persoalan kerugian peternak mandiri itu lantaran terjadi kelebihan pasokan (over supply) ayam ke masyarakat pada 2019. Di satu sisi pasokan melimpah yang mengakibatkan harga ayam turun, di sisi lain harga sarana produksi peternakan (sapronak) melonjak.
Tahun 2019 ada kebijakan afkir dini yang digulirkan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan). “Tapi itu tidak menolong karena harga sapronak sudah kelewat tinggi,” katanya.
(Baca juga:Jabar Butuh 400 Apartemen Ayam Demi Penuhi 2 Juta Ekor Ayam)
Perlu diketahui bahwa biaya sapronak yang terdiri dari biaya DOC (day old chicken), pakan dan obat-obatan itu mencapai 80% dari total produksi peternakan ayam. “Bagaimana kami bisa untung kalau biaya sapronak kelewat tinggi, sementara harga jual ayam dihargai rendah sekali,” katanya.
(dar)
tulis komentar anda