Perdana, Komoditas Rempah-rempah Diekspor Langsung dari Sulteng ke Vietnam
Jum'at, 02 April 2021 - 21:05 WIB
Menurut Longki, komoditas pertanian memiliki peran yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan daerah, di mana perannya bukan saja terhadap ketahanan pangan tetapi juga memberi andil yang cukup besar terhadap pproduk domestik regional bruto (PDRB) daerah melalui ekspor.
“Kami memberikan apresiasi kepada Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang telah mengkoordinir pelaksanaan ini bersama dinas yang terkait sejalan dengan program Menteri Pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekspor pertanian karena hal tersebut sebagai komitmen Badan Karantina Pertanian dalam rangka memperkuat sistem perkarantinaan guna mendorong percepatan layanan perkarantinaan pada proses bisnis ekspor,” kata dia.
Gubernur Sulteng berharap, Badan Karantina Pertanian dapat terus meningkatkan peranannya sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian dalam memastikan bahwa seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal sanitari maupun fitosanitari, sehingga memiliki daya saing di pasar global.
Menurut Longki, patut disyukuri bahwa di tengah pandemi Covid-19 tetap bisa meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Tengah.
Sementara itu, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan pada Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Junaidi mengatakan, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan Iqfast, tiga komoditas pertanian (rempah-rempah) di Sulawesi Tengah telah diberangkatkan ke negara Vietnam dan Tiongkok sebanyak total 63,78 ton.
Dia menuturkan, pada tahun 2020 lalu Karantina Pertanian Palu mencatat sebanyak 35 komoditas telah diekspor dari Sulawesi Tengah ke berbagai negara dengan total nilai barang mencapai Rp444,46 miliar.
“Sebanyak 35 komoditas tersebut didominasi dari sub sektor perkebunan seperti kelapa bulat, kelapa parut, minyak kelapa, kakao biji, getah pinus, cengkeh dan lain-lain,” sebut Junaidi.
“Kami memberikan apresiasi kepada Balai Karantina Pertanian Kelas II Palu yang telah mengkoordinir pelaksanaan ini bersama dinas yang terkait sejalan dengan program Menteri Pertanian untuk mendorong pertumbuhan ekspor pertanian karena hal tersebut sebagai komitmen Badan Karantina Pertanian dalam rangka memperkuat sistem perkarantinaan guna mendorong percepatan layanan perkarantinaan pada proses bisnis ekspor,” kata dia.
Gubernur Sulteng berharap, Badan Karantina Pertanian dapat terus meningkatkan peranannya sebagai fasilitator perdagangan produk pertanian dalam memastikan bahwa seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal sanitari maupun fitosanitari, sehingga memiliki daya saing di pasar global.
Menurut Longki, patut disyukuri bahwa di tengah pandemi Covid-19 tetap bisa meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Tengah.
Sementara itu, Kepala Pusat Kepatuhan, Kerja Sama dan Informasi Perkarantinaan pada Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian, Junaidi mengatakan, berdasarkan data pada sistem perkarantinaan Iqfast, tiga komoditas pertanian (rempah-rempah) di Sulawesi Tengah telah diberangkatkan ke negara Vietnam dan Tiongkok sebanyak total 63,78 ton.
Dia menuturkan, pada tahun 2020 lalu Karantina Pertanian Palu mencatat sebanyak 35 komoditas telah diekspor dari Sulawesi Tengah ke berbagai negara dengan total nilai barang mencapai Rp444,46 miliar.
“Sebanyak 35 komoditas tersebut didominasi dari sub sektor perkebunan seperti kelapa bulat, kelapa parut, minyak kelapa, kakao biji, getah pinus, cengkeh dan lain-lain,” sebut Junaidi.
(luq)
Lihat Juga :
tulis komentar anda