Kerja Sama RI-Jerman Ibarat Si Kembar Nakula-Sadewa
Minggu, 11 April 2021 - 16:35 WIB
Agus menambahkan, hubungan bilateral kedua negara semakin meningkat dan erat dengan adanya momentum kunjungan resmi Presiden RI Joko Widodo ke Berlin pada 17-18 April 2016. Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel telah menyepakati kembali penguatan hubungan kemitraan strategis (stepping up strategic partnership) kedua negara melalui tiga fokus bidang kerja sama.
Pertama, kerja sama pendidikan vokasi (technical vocational education training). Kedua, kerja sama tentang energi terbarukan (renewable energy). Dan, ketiga, kerja sama sektor maritim untuk kebutuhan negara dan kepentingan nasional Indonesia-Jerman di masa mendatang.
“Jadi, tidak hanya di sektor perdagangan, investasi, dan industri, tetapi sinergi kedua negara juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Bahkan, kerja sama dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten melalui pendidikan vokasi,” paparnya.
Kerja sama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian dengan Jerman dipayungi dalam kerangka kerja sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan tingkat serapan lulusan pada sektor industri.
Adapun unit pendidikan Kemenperin yang mendapat dukungan melalui kerja sama SED-TVET meliputi empat perguruan tinggi vokasi, yakni Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik ATK Yogyakarta, dan Politeknik ATI Makassar. Selain itu, empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK-SMAK Bogor, SMK-SMTI Pontianak, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar).
Saat ini, terdapat sekitar 252 proyek investasi Jerman di Indonesia dengan nilai sekitar USD128 juta. Proyek investasi Jerman di Indonesia tersebut masih didominasi sektor-sektor perdagangan dan reparasipendidikan,hotel dan restoran, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
Pertama, kerja sama pendidikan vokasi (technical vocational education training). Kedua, kerja sama tentang energi terbarukan (renewable energy). Dan, ketiga, kerja sama sektor maritim untuk kebutuhan negara dan kepentingan nasional Indonesia-Jerman di masa mendatang.
“Jadi, tidak hanya di sektor perdagangan, investasi, dan industri, tetapi sinergi kedua negara juga akan menyentuh pada dimensi pembangunan berkelanjutan (sustainability development). Bahkan, kerja sama dalam menciptakan sumber daya manusia yang kompeten melalui pendidikan vokasi,” paparnya.
Kerja sama pendidikan vokasi antara Kementerian Perindustrian dengan Jerman dipayungi dalam kerangka kerja sama Sustainable Economic Development through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia dan tingkat serapan lulusan pada sektor industri.
Adapun unit pendidikan Kemenperin yang mendapat dukungan melalui kerja sama SED-TVET meliputi empat perguruan tinggi vokasi, yakni Politeknik STTT Bandung, Politeknik AKA Bogor, Politeknik ATK Yogyakarta, dan Politeknik ATI Makassar. Selain itu, empat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK-SMAK Bogor, SMK-SMTI Pontianak, SMK-SMAK Makassar, dan SMK-SMTI Makassar).
Saat ini, terdapat sekitar 252 proyek investasi Jerman di Indonesia dengan nilai sekitar USD128 juta. Proyek investasi Jerman di Indonesia tersebut masih didominasi sektor-sektor perdagangan dan reparasipendidikan,hotel dan restoran, industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik, serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.
(akr)
tulis komentar anda