Dari Desa Membangun Ekonomi Indonesia
Selasa, 25 Mei 2021 - 06:32 WIB
Kalau 74.961 desa ini tertangani secara mikro, keberhasilan agregatif itu (berjenjang) kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. (akan) Terjadi penurunan kemiskinan signifikan karena penanganannya fokus.
Akankah penggunaan desa jadi terarah?
Makanya, kita lagi genjot agar berbasis SDGs desa ini supaya perencanaan pembangunan desa tahun depan itu betul-betul berbasis data. Bukan imajinasi. Ketika sudah berbasis data, maka perdebatannya data bukan keinginan.
Memang selama ini seperti apa?
Dalam rencana pembangunan desa (musdes), ada tokoh marah-marah karena jalan di depan rumahnya belum dibangun. Padahal itu jalan buntu. Ketika bicara akses ekonomi itu enggak penting. Sementara itu, dana desa itu fokusnya dua hal, yakni peningkatan ekonomi dan SDM. Pertumbuhan ekonomi itu (bentuknya) infrastruktur produktif. Itu bicaranya bangun jalan dan irigasi. Jalan ke ladang dan jalan ke akses kabupaten untuk mempermudahkan mobilitas hasill pertanian. Irigasi supaya tidak banjir. Kalau hujan tersalurkan dengan bagus.
Apa hambatan pemutakhiran data ini?
Yang paling susah dalam hal data itu dua hal. Pertama, mengumpulkan dan memperbaharui. Ini yang mulai sekarang tak ingatkan semua. Jadi kepala desa dan pendamping desa tolong dipikirkan bagaimana perbaharui data ini karena enggak mungkin tahunan (tapi harus) Mingguan. Nanti saya akan minta secara resmi kepada desa, setelah data termutakhirkan agar data tidak sia-sia, harus ada satu personel di desa yang khusus day to day memantau data. Kedua, update. Valid itu mudah. Hampir semua data kita (valid), tapi update-nya yang tidak. Jadi tidak valid.
Hanya kemiskinan yang akan turun karena data ini?
Saya bilang sama bupati, kalau sampean nanti memanfaatkan pemutakhiran data ini secara serius: satu periode akan mempunyai prestasi yang luar biasa. Utamanya, penurunan kemiskinan, stunting, dan peningkatan SDM.
Berapa pemutakhiran data ini?
Akankah penggunaan desa jadi terarah?
Makanya, kita lagi genjot agar berbasis SDGs desa ini supaya perencanaan pembangunan desa tahun depan itu betul-betul berbasis data. Bukan imajinasi. Ketika sudah berbasis data, maka perdebatannya data bukan keinginan.
Memang selama ini seperti apa?
Dalam rencana pembangunan desa (musdes), ada tokoh marah-marah karena jalan di depan rumahnya belum dibangun. Padahal itu jalan buntu. Ketika bicara akses ekonomi itu enggak penting. Sementara itu, dana desa itu fokusnya dua hal, yakni peningkatan ekonomi dan SDM. Pertumbuhan ekonomi itu (bentuknya) infrastruktur produktif. Itu bicaranya bangun jalan dan irigasi. Jalan ke ladang dan jalan ke akses kabupaten untuk mempermudahkan mobilitas hasill pertanian. Irigasi supaya tidak banjir. Kalau hujan tersalurkan dengan bagus.
Apa hambatan pemutakhiran data ini?
Yang paling susah dalam hal data itu dua hal. Pertama, mengumpulkan dan memperbaharui. Ini yang mulai sekarang tak ingatkan semua. Jadi kepala desa dan pendamping desa tolong dipikirkan bagaimana perbaharui data ini karena enggak mungkin tahunan (tapi harus) Mingguan. Nanti saya akan minta secara resmi kepada desa, setelah data termutakhirkan agar data tidak sia-sia, harus ada satu personel di desa yang khusus day to day memantau data. Kedua, update. Valid itu mudah. Hampir semua data kita (valid), tapi update-nya yang tidak. Jadi tidak valid.
Hanya kemiskinan yang akan turun karena data ini?
Saya bilang sama bupati, kalau sampean nanti memanfaatkan pemutakhiran data ini secara serius: satu periode akan mempunyai prestasi yang luar biasa. Utamanya, penurunan kemiskinan, stunting, dan peningkatan SDM.
Berapa pemutakhiran data ini?
tulis komentar anda