Usulan Kenaikan ICP Sebesar USD65 per Barel Dinilai Realistis
Jum'at, 04 Juni 2021 - 11:15 WIB
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) dalam Rancangan APBN 2022 sebesar USD55-65 per barel. Angka ini lebih tinggi dari asumsi ICP dalam APBN 2021 yang sebesar USD45 per barel.
Baca juga:Kucurkan PNM Rp7,5 Triliun ke PLN, Erick Thohir: Itu untuk Penugasan
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, usulan ICP yang mencapai angka USD55-65 per barel merupakan angka yang realistis. Menurut dia, harga minyak dunia akan stabil di angka tersebut mengingat pertumbuhan ekonomi global akan meningkat seiring mulai berjalannya proses vaksinasi ini.
"Ini akan membuat kebutuhan akan energi di tahun 2022 yang akan datang akan terus tumbuh seiring berjalannya perekonomian global," ujarnya, Jumat (4/6/2021).
Selain itu, dengan tetap konsistennya OPCE+ dalam menahan laju produksi mereka maka akan menjaga supply dan demand global. "Amerika juga dengan stimulus ekonomi saat ini diharapkan akan berdampak pada tahun depan sehingga terus meningkat konsumsi BBM mereka," imbuhnya.
Meski begitu, masih ada tantangan yang harus diwaspadai terkait harga minyak mentah dunia di tahun depan. Menurut dia, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama yang dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang lanjutan. Hal ini akan menyebabkan negara-negara kembali melakukan lockdown.
Baca juga:Selidiki Neraka di Planet Venus, NASA Akan Kirim Dua Misi Baru
"Selain itu, jika OPEC+ akan menaikkan produksi mereka maka akan dipastikan harga minyak dunia akan mengalami penurunan. Di sisi lain, wacana dari IEA untuk mengurangi kegiatan pengeboran menjadi tantangan tersendiri," tuturnya.
Baca juga:Kucurkan PNM Rp7,5 Triliun ke PLN, Erick Thohir: Itu untuk Penugasan
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, usulan ICP yang mencapai angka USD55-65 per barel merupakan angka yang realistis. Menurut dia, harga minyak dunia akan stabil di angka tersebut mengingat pertumbuhan ekonomi global akan meningkat seiring mulai berjalannya proses vaksinasi ini.
"Ini akan membuat kebutuhan akan energi di tahun 2022 yang akan datang akan terus tumbuh seiring berjalannya perekonomian global," ujarnya, Jumat (4/6/2021).
Selain itu, dengan tetap konsistennya OPCE+ dalam menahan laju produksi mereka maka akan menjaga supply dan demand global. "Amerika juga dengan stimulus ekonomi saat ini diharapkan akan berdampak pada tahun depan sehingga terus meningkat konsumsi BBM mereka," imbuhnya.
Meski begitu, masih ada tantangan yang harus diwaspadai terkait harga minyak mentah dunia di tahun depan. Menurut dia, pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan utama yang dikhawatirkan akan menimbulkan gelombang lanjutan. Hal ini akan menyebabkan negara-negara kembali melakukan lockdown.
Baca juga:Selidiki Neraka di Planet Venus, NASA Akan Kirim Dua Misi Baru
"Selain itu, jika OPEC+ akan menaikkan produksi mereka maka akan dipastikan harga minyak dunia akan mengalami penurunan. Di sisi lain, wacana dari IEA untuk mengurangi kegiatan pengeboran menjadi tantangan tersendiri," tuturnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda