Mengepakkan Kembali Sayap Garuda, Mungkinkah?
Selasa, 08 Juni 2021 - 05:35 WIB
Namun, saat meminta keterangan dari pihak Sriwijaya Air, Senior Manager Corporate Communication Theodora Erika menyatakan bahwa pihaknya belum bisa memberikan pernyataan.
“Mohon maaf, kami belum bisa komen,” ujar Erika melalui pesan singkat.
Pada tahun lalu, Lion Air Grup juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Maskapai milik Rusdi Kirana menyebut PHK menyasar pada karyawan yang kontraknya habis.
Namun kini di tengah lesunya bisnis penerbangan, Lion Air Grup justru menghidupkan kembali dan membuka beberapa rute baru. Corporate Communication Strategic Lion Air Grup Danang Mandala Prihantoro mengatakan pasar dan tren penerbangan akan tumbuh positif atau tumbuh kembali.
“Hal tersebut sesuai dengan geografis di Indonesia sebagai negara kepulauan serta kebutuhan dari permintaan pasar penerbangan dalam rangka kemudahan mobilisasi orang dan barang,” ujarnya kepada KORAN SINDO.
Lion Air Grup terus melakukan analisis dan pengkajian pasar terhadap penerbangan berjadwal penumpang, tidak berjadwal penumpang, dan sewa angkut kargo. Namun, Danang tidak mau membuka data tentang jumlah penumpang, kargo, dan kondisi keuangan perusahaan.
Perlu Langkah Radikal
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P Deddy Yevri Sitorus mengatakan, perlu langkah cukup radikal untuk memperbaiki kinerja Garuda Indonesia. Dia ingin agar penyelesaian masalah Garuda dilakukan dengan menyentuh langsung pada akar masalah.
“Sebelum hal itu tercapai manajemen harus mengambil langkah konkrit. Menurutnya mau tidak mau memang harus dilakukan layoff dengan situasi yang saat ini terjadi,“ katanya saat Raker Komisi VI dengan Kementrian BUMN.
Adapun anggota Komisi VI dari Partai Demokrat Herman Khaeron berpendapat, upaya mempertahankan eksistensi Garuda Indonesia sama dengan mempertahankan harkat martabat bangsa. Pasalnya, Garuda Indonesia sudah lama mengudara dan terkenal di mana pun.
“Mohon maaf, kami belum bisa komen,” ujar Erika melalui pesan singkat.
Pada tahun lalu, Lion Air Grup juga melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Maskapai milik Rusdi Kirana menyebut PHK menyasar pada karyawan yang kontraknya habis.
Namun kini di tengah lesunya bisnis penerbangan, Lion Air Grup justru menghidupkan kembali dan membuka beberapa rute baru. Corporate Communication Strategic Lion Air Grup Danang Mandala Prihantoro mengatakan pasar dan tren penerbangan akan tumbuh positif atau tumbuh kembali.
“Hal tersebut sesuai dengan geografis di Indonesia sebagai negara kepulauan serta kebutuhan dari permintaan pasar penerbangan dalam rangka kemudahan mobilisasi orang dan barang,” ujarnya kepada KORAN SINDO.
Lion Air Grup terus melakukan analisis dan pengkajian pasar terhadap penerbangan berjadwal penumpang, tidak berjadwal penumpang, dan sewa angkut kargo. Namun, Danang tidak mau membuka data tentang jumlah penumpang, kargo, dan kondisi keuangan perusahaan.
Perlu Langkah Radikal
Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDI-P Deddy Yevri Sitorus mengatakan, perlu langkah cukup radikal untuk memperbaiki kinerja Garuda Indonesia. Dia ingin agar penyelesaian masalah Garuda dilakukan dengan menyentuh langsung pada akar masalah.
“Sebelum hal itu tercapai manajemen harus mengambil langkah konkrit. Menurutnya mau tidak mau memang harus dilakukan layoff dengan situasi yang saat ini terjadi,“ katanya saat Raker Komisi VI dengan Kementrian BUMN.
Adapun anggota Komisi VI dari Partai Demokrat Herman Khaeron berpendapat, upaya mempertahankan eksistensi Garuda Indonesia sama dengan mempertahankan harkat martabat bangsa. Pasalnya, Garuda Indonesia sudah lama mengudara dan terkenal di mana pun.
tulis komentar anda