Mengepakkan Kembali Sayap Garuda, Mungkinkah?
Selasa, 08 Juni 2021 - 05:35 WIB
“Menjadi aneh dengan manajemen Garuda karena kita sering lihat penerbangan penuh tapi kok merosot terus. Ini terjadi setelah pergantian direksi. Ini yang harus diungkap ke publik bahwa pergantian itu didasarkan pada persoalan miss manajemen dan terkait dengan persoalan keuangan,” katanya.
Sementara itu, pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati berpendapat, masalah yang dialami Garuda Indonesia perlu solusi jitu yang dimulai dari tata kelola perusahaan yang baik. Dia mencontohan, manajemen Garuda kerap kali tidak berumur panjang sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk jangka panjang.
“Idealnya Garuda kalau mau membereskan utang ya minimal empat tahun masa kepemimpinan direksinya,” kata dia.
Dia menambahkan, sebagai flag carrier satu-satunya yang dimiliki pemerintah, upaya penyelamatan mutlak harus dilakukan. “Mestinya dengan segala usaha, kata Erik akan diselamatkan, ya tunggu saja,” ucapnya.
Arista menambahkan, apabila memang negara sebagai pemilik saham tidak kuat mendanai maka dengan sangat terpaksa Garuda akan gugur seperti Merpati. Solusi lainnya, kata dia, membesarkan Citylink yang sahamnya 100% milik pemerintah.
“Skenarionya mungkin bisa dengan mempertahankan Garuda namun dengan kekuatan 40 armada saja dan berjalan dengan kondisi yang saat ini ada, disuntik seadanya, SDM dikurangi. Namun yang tidak kalah penting adalah memberikan kesempatan Citylink untuk berkembang dan dibesarkan, dinaikkan kelasnya lah,” katanya.
Sementara itu, pengamat penerbangan Arista Indonesia Aviation Center (AIAC) Arista Atmadjati berpendapat, masalah yang dialami Garuda Indonesia perlu solusi jitu yang dimulai dari tata kelola perusahaan yang baik. Dia mencontohan, manajemen Garuda kerap kali tidak berumur panjang sehingga tidak bisa berbuat banyak untuk jangka panjang.
“Idealnya Garuda kalau mau membereskan utang ya minimal empat tahun masa kepemimpinan direksinya,” kata dia.
Dia menambahkan, sebagai flag carrier satu-satunya yang dimiliki pemerintah, upaya penyelamatan mutlak harus dilakukan. “Mestinya dengan segala usaha, kata Erik akan diselamatkan, ya tunggu saja,” ucapnya.
Arista menambahkan, apabila memang negara sebagai pemilik saham tidak kuat mendanai maka dengan sangat terpaksa Garuda akan gugur seperti Merpati. Solusi lainnya, kata dia, membesarkan Citylink yang sahamnya 100% milik pemerintah.
“Skenarionya mungkin bisa dengan mempertahankan Garuda namun dengan kekuatan 40 armada saja dan berjalan dengan kondisi yang saat ini ada, disuntik seadanya, SDM dikurangi. Namun yang tidak kalah penting adalah memberikan kesempatan Citylink untuk berkembang dan dibesarkan, dinaikkan kelasnya lah,” katanya.
(ynt)
tulis komentar anda