Cadangan Migas RI Masih Menjanjikan, Blok Cepu Sumbang Lebih 200 Ribu Barel/Hari
Kamis, 10 Juni 2021 - 08:28 WIB
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, pengapalan lifting ke-700 dari Blok Cepu ini menjadi milestone penting bagi ketahanan energi Indonesia. Ditambah serta memberikan harapan bahwa potensi hulu migas Indonesia masih menjanjikan.
"Penghargaan kami sampaikan kepada Exxon Cepu atas atas upayanya dari mulai menemukan cadangan dari 450 juta barel sampai bisa mengidentifikasi sumber yang 940 juta barel. Produksi sudah di mulai sejak tahun 2016, dari 160 ribu barel per hari hingga sekarang yang sudah bisa mencapai lebih dari 200 ribu barel per hari. Suatu capaian yang luar biasa," ujar Arifin di Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Arifin menilai capaian tersebut hanya didapat dari hasil kerja keras dan kemapuan teknis yang dimiliki. Ia berharap kemampuan ini bisa terus dikembangkan untuk bisa mengoptimalkan produksi minyak dan gas di Indonesia.
"Kita bekerjasama bahu membahu saling berbagi pengetahuan untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal demi kesejahteraan masyarakat Indonesia," lanjut Arifin.
Di samping itu, Arifin juga mengapresiasi penerapan kaidah keselamatan kerja yang baik sehingga sejak beroperasi tidak pernah terjadi kecelakaan kerja.
"Kami berharap potensi-potensi yang ada agar segera bisa dikembangkan, sehingga bisa dijadikan cadangan untuk kemudian bisa dilakukan proses produksinya," pungkas Arifin.
Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dimulai pada tahun 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal 4 tahun 2015.
"Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220.000 barel per hari (bopd) selama 5 (lima) tahun. Tingkat produksi plateu ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam PoD, di mana sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama dua tahun," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soecipto.
Berdasarkan penilaian teknis, cadangan minyak Lapangan Banyu Urip telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta barel minyak saat final investment decision (FID). Meski demikian, seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah.
"Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu," jelasnya.
"Penghargaan kami sampaikan kepada Exxon Cepu atas atas upayanya dari mulai menemukan cadangan dari 450 juta barel sampai bisa mengidentifikasi sumber yang 940 juta barel. Produksi sudah di mulai sejak tahun 2016, dari 160 ribu barel per hari hingga sekarang yang sudah bisa mencapai lebih dari 200 ribu barel per hari. Suatu capaian yang luar biasa," ujar Arifin di Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Arifin menilai capaian tersebut hanya didapat dari hasil kerja keras dan kemapuan teknis yang dimiliki. Ia berharap kemampuan ini bisa terus dikembangkan untuk bisa mengoptimalkan produksi minyak dan gas di Indonesia.
"Kita bekerjasama bahu membahu saling berbagi pengetahuan untuk bisa mendapatkan hasil yang optimal demi kesejahteraan masyarakat Indonesia," lanjut Arifin.
Di samping itu, Arifin juga mengapresiasi penerapan kaidah keselamatan kerja yang baik sehingga sejak beroperasi tidak pernah terjadi kecelakaan kerja.
"Kami berharap potensi-potensi yang ada agar segera bisa dikembangkan, sehingga bisa dijadikan cadangan untuk kemudian bisa dilakukan proses produksinya," pungkas Arifin.
Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, dimulai pada tahun 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal 4 tahun 2015.
"Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220.000 barel per hari (bopd) selama 5 (lima) tahun. Tingkat produksi plateu ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam PoD, di mana sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama dua tahun," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soecipto.
Berdasarkan penilaian teknis, cadangan minyak Lapangan Banyu Urip telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta barel minyak saat final investment decision (FID). Meski demikian, seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah.
"Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu," jelasnya.
(akr)
tulis komentar anda