Sentuh Petani dengan Teknologi, Crowde Ikut Majukan Sektor Pertanian Indonesia
Jum'at, 11 Juni 2021 - 18:09 WIB
Strategi kedua, Crowde menjadikan terciptanya ekonomi inklusif yang men-support permodalan bagi petani kecil dan unbanked. Caranya dengan menyediakan regu farmer consultant yang akan menolong petani di mana saja untuk mengajukan permodalan secara komputerisasi melalui aplikasi AgSales. Selain itu, juga membekali petani dengan literasi keuangan.
Ketiga, lanjut Mirza, Crowde bekerja sama dengan 9 off-taker institusional dan 118 off-taker retail lokal untuk menampung semua hasil panen mitra petani. Sehingga mereka tidak perlu lagi bingung mengenai akses pemasaran hasil panennya.
Mitra petani hanya perlu berkonsentrasi menjalankan budidayanya dan berusaha supaya produktivitas hasil panen bisa terus meningkat.
Upaya yang dilakukan Crowde ini adalah untuk mengatasi permasalahan pemasaran yang dihadapi petani Indonesia. Hal ini dikarenakan petani Indonesia masih sering mengalami situasi sulit, seperti fluktuasi harga, fasilitas seperti gudang dan transportasi yang belum memadai, lokasi produsen dan konsumen yang tersebar, kurangnya pengetahuan petani seputar pemasaran, tak tanggap kepada permintaan pasar, serta mekanisme distribusi yang tak efisien.
"Panjangnya proses distribusi pun membuat harga yang diterima petani relatif lebih rendah dari harga yang dibayarkan konsumen," tambahnya.
Upaya ini dirasakan manfaatnya oleh petani. Seperti yang disampaikan mitra petani Crowde di Kabandungan, Pian. “Saya bisa dengan mudah memperoleh akses permodalan, sehingga lahan garapan jadi kian luas sampai sanggup turut memaksimalkan pertanian di daerah saya," ucap Pian.
Upaya yang dilakukan perusahaan pun membawa Crowde terpilih menjadi salah satu startup di Indonesia yang mengikuti program Google for Startup Accelerator.
Ketiga, lanjut Mirza, Crowde bekerja sama dengan 9 off-taker institusional dan 118 off-taker retail lokal untuk menampung semua hasil panen mitra petani. Sehingga mereka tidak perlu lagi bingung mengenai akses pemasaran hasil panennya.
Mitra petani hanya perlu berkonsentrasi menjalankan budidayanya dan berusaha supaya produktivitas hasil panen bisa terus meningkat.
Upaya yang dilakukan Crowde ini adalah untuk mengatasi permasalahan pemasaran yang dihadapi petani Indonesia. Hal ini dikarenakan petani Indonesia masih sering mengalami situasi sulit, seperti fluktuasi harga, fasilitas seperti gudang dan transportasi yang belum memadai, lokasi produsen dan konsumen yang tersebar, kurangnya pengetahuan petani seputar pemasaran, tak tanggap kepada permintaan pasar, serta mekanisme distribusi yang tak efisien.
"Panjangnya proses distribusi pun membuat harga yang diterima petani relatif lebih rendah dari harga yang dibayarkan konsumen," tambahnya.
Upaya ini dirasakan manfaatnya oleh petani. Seperti yang disampaikan mitra petani Crowde di Kabandungan, Pian. “Saya bisa dengan mudah memperoleh akses permodalan, sehingga lahan garapan jadi kian luas sampai sanggup turut memaksimalkan pertanian di daerah saya," ucap Pian.
Upaya yang dilakukan perusahaan pun membawa Crowde terpilih menjadi salah satu startup di Indonesia yang mengikuti program Google for Startup Accelerator.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda