Survei Menteri Terbaik Jokowi, LPI: Erick Thohir Terdepan Dalam Hal Terobosan
Kamis, 08 Juli 2021 - 20:49 WIB
JAKARTA - Hasil studi Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menempatkan kinerja sejumlah menteri dalam Kabinet Indonesia Maju Jilid II berada dalam performa terbaik.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, menyebutkan Menteri BUMN Erick Thohir terdepan dalam hal terobosan, gagasan dan kecekatan. Misalnya, ketika awal pandemi masuk ke Indonesia, dia bertindak cepat menyulap peruntukan wisma Atlet untuk fasilitasi pelayanan medis untuk pasien yang terpapar virus Covid-19 dan upaya lain dalam membantu pemerintah mengatasi virus asal Wuhan, China, tersebut.
LPI menilai seluruh atribut leadership Menteri Erick Thohir cukup baik. Dia menilai, sejak awal diberikan mandat oleh Presiden Jokowi menggawangi institusi Kementerian BUMN, Erick menggelontorkan gagasan dan agenda transformasi BUMN.
Menurut Boni, Erick setidaknya berhasil dalam melakukan pemetaan manajemen BUMN berdasarkan nilai ekonomi dan pelayanan publik. Kedua, dalam hal mengatur dinamika portofolio terkait dengan rencana dan upaya transformasi BUMN untuk melikuidasi atau menggabungkan (merger) bisnis BUMN agar fokus pada bisnis inti.
Baca juga:Nintendo Switch OLED 7 Inci Siap Dipasarkan, Gamer Nilai Kurang Greget
Erick juga dinilai berhasil dalam penanganan proyek strategis. Dalam hal ini, rencana transformasi BUMN tetap bertanggung jawab terhadap pembiayaan public service obligation (PSO) melalui formalisasi pendanaan pemerintah. Sejauh ini, kementerian BUMN melakukan pembangunan ekosistem yang sehat dengan menggandeng BUMD dan mengembangkan kemitraan. Perbaikan ekosistem juga ditujukan untuk penaganan Covid-19, karena saat ini rumah sakit (RS) BUMN memiliki keterbatasan.
Selain gagasan, Erick Thohir juga membuat kebijakan yang dinilai LPI cukup baik. Boni mengungkapkan, salah satunya Kementerian BUMN mengembangkan program aplikasi Project Management Office (PMO) dan portofolio manajemen dengan anggaran senilai Rp8,2 miliar. Di mana tujuan kebijakan itu, untuk mengintegrasikan semua database yang ada di BUMN, termasuk data kinerja keuangan BUMN. Program Pemulihan Ekonomi Nasional juga telah melibatkan peranan yang besar dari BUMN.
Dalam catatan LPI, Boni menegaskan, dari seluruh atribut responsiveness kinerja Erick Thohir cukup baik. Selain itu, kesigapan Erick Thohir juga terlihat saat gelombang pertama Covid-19 di tahun 2020.
Baca juga:1 Jam Dibuka, 4.000 Kuota Vaksinasi COVID-19 di SMS Tangerang Ludes
Boni mengulas, pendekatan ini lazim digunakan di sejumlah negara yang demokrasinya relatif lebih mapan. Dari ketiga pendekatan yang penilaiannya diberikan secara subjektif oleh para pakar, LPI menguantifikasi pengukuran dengan memberikan bobot terhadap ketiga dimensi indikator itu. Indikator leadership memberi kontribusi 30% kepada nilai kinerja, indikator policies menyumbang 20% dan indikator responsiveness diberi porsi terbesar yaitu 50% dari total pengukuran.
Selain Erick Thohir, Boni menjelaskan, dari ketiga dimensi indikator itu performa menteri Kabinet yang berada dalam kategori terbaik di antaranya, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Mensos Tri Rismaharini.
“Misalnya, Pak Mahfud, dalam konteks stabilitas politik dia cukup berani dan dinilai tegas dalam memutuskan sejumlah kebijakan penting. Contoh, keputusan menetapkan KKB di Papua sebagai kelompok teroris yang dengan itu menjadi jalan masuk untuk melakukan langkah lain. Kemudian Menteri Yaqut, dinilai dari terobosan dan keberaniannya untuk mengubah paradigma dan perspektif publik terhadap institusi Kementerian Agama yang selama ini tidak begitu intim dan afirmatif dalam pendekatan pluralisme agama di Indonesia. Lalu, Menteri Risma keunggulannya terletak pada komitmennya membersihkan institusi Kemensos dari praktik korupsi,” urai Boni.
Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens, menyebutkan Menteri BUMN Erick Thohir terdepan dalam hal terobosan, gagasan dan kecekatan. Misalnya, ketika awal pandemi masuk ke Indonesia, dia bertindak cepat menyulap peruntukan wisma Atlet untuk fasilitasi pelayanan medis untuk pasien yang terpapar virus Covid-19 dan upaya lain dalam membantu pemerintah mengatasi virus asal Wuhan, China, tersebut.
LPI menilai seluruh atribut leadership Menteri Erick Thohir cukup baik. Dia menilai, sejak awal diberikan mandat oleh Presiden Jokowi menggawangi institusi Kementerian BUMN, Erick menggelontorkan gagasan dan agenda transformasi BUMN.
Menurut Boni, Erick setidaknya berhasil dalam melakukan pemetaan manajemen BUMN berdasarkan nilai ekonomi dan pelayanan publik. Kedua, dalam hal mengatur dinamika portofolio terkait dengan rencana dan upaya transformasi BUMN untuk melikuidasi atau menggabungkan (merger) bisnis BUMN agar fokus pada bisnis inti.
Baca juga:Nintendo Switch OLED 7 Inci Siap Dipasarkan, Gamer Nilai Kurang Greget
Erick juga dinilai berhasil dalam penanganan proyek strategis. Dalam hal ini, rencana transformasi BUMN tetap bertanggung jawab terhadap pembiayaan public service obligation (PSO) melalui formalisasi pendanaan pemerintah. Sejauh ini, kementerian BUMN melakukan pembangunan ekosistem yang sehat dengan menggandeng BUMD dan mengembangkan kemitraan. Perbaikan ekosistem juga ditujukan untuk penaganan Covid-19, karena saat ini rumah sakit (RS) BUMN memiliki keterbatasan.
Selain gagasan, Erick Thohir juga membuat kebijakan yang dinilai LPI cukup baik. Boni mengungkapkan, salah satunya Kementerian BUMN mengembangkan program aplikasi Project Management Office (PMO) dan portofolio manajemen dengan anggaran senilai Rp8,2 miliar. Di mana tujuan kebijakan itu, untuk mengintegrasikan semua database yang ada di BUMN, termasuk data kinerja keuangan BUMN. Program Pemulihan Ekonomi Nasional juga telah melibatkan peranan yang besar dari BUMN.
Dalam catatan LPI, Boni menegaskan, dari seluruh atribut responsiveness kinerja Erick Thohir cukup baik. Selain itu, kesigapan Erick Thohir juga terlihat saat gelombang pertama Covid-19 di tahun 2020.
Baca juga:1 Jam Dibuka, 4.000 Kuota Vaksinasi COVID-19 di SMS Tangerang Ludes
Boni mengulas, pendekatan ini lazim digunakan di sejumlah negara yang demokrasinya relatif lebih mapan. Dari ketiga pendekatan yang penilaiannya diberikan secara subjektif oleh para pakar, LPI menguantifikasi pengukuran dengan memberikan bobot terhadap ketiga dimensi indikator itu. Indikator leadership memberi kontribusi 30% kepada nilai kinerja, indikator policies menyumbang 20% dan indikator responsiveness diberi porsi terbesar yaitu 50% dari total pengukuran.
Selain Erick Thohir, Boni menjelaskan, dari ketiga dimensi indikator itu performa menteri Kabinet yang berada dalam kategori terbaik di antaranya, Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Mensos Tri Rismaharini.
“Misalnya, Pak Mahfud, dalam konteks stabilitas politik dia cukup berani dan dinilai tegas dalam memutuskan sejumlah kebijakan penting. Contoh, keputusan menetapkan KKB di Papua sebagai kelompok teroris yang dengan itu menjadi jalan masuk untuk melakukan langkah lain. Kemudian Menteri Yaqut, dinilai dari terobosan dan keberaniannya untuk mengubah paradigma dan perspektif publik terhadap institusi Kementerian Agama yang selama ini tidak begitu intim dan afirmatif dalam pendekatan pluralisme agama di Indonesia. Lalu, Menteri Risma keunggulannya terletak pada komitmennya membersihkan institusi Kemensos dari praktik korupsi,” urai Boni.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda