Harga Tes PCR Turun, RS Hermina Keluhkan Stok Lama Belum Habis
Kamis, 19 Agustus 2021 - 13:11 WIB
JAKARTA - Harga tes swab PCR belakangan ini menjadi buah bibir masyarakat. Kini harga pasaran tes swab PCR di Jawa-Bali Rp495.000 dan di luar Jawa-Bali Rp550.000. Adapun hal itu berimbas kepada rumah sakit yang masih menyimpan stok dengan harga lama.
Managing Director Operational and General Affair PT Medikaloka Hermina TBK. Yulisar Khiat menjelaskan patokan harga Rp900.000 itu dikarenakan pada masa awal tes swab PCR dijadikan alat tes akurat Covid-19. Sementara fasilitas penunjang serta ketersediaan alat reagen masih sangat terbatas sehingga memerlukan waktu untuk memperolehnya atau inden.
Namun, seiring tingginya kebutuhan masyarakat maupun pihak lembaga kesehatan akan alat tes tersebut, hadirlah vendor-vendor serta pemerintah yang turut membantu pemenuhan ketersediaan alat tes swab PCR. Dimana hal itu berdampak pada persaingan harga yang sudah ditetapkan pada rumah sakit sebelumnya.
“Semakin banyaknya vendor-vendor dan juga pemerintah, mereka jadinya bersaing dan menurunkan harga-harga yang merupakan komponen cost limit kami,” katanya dalam diskusi virtual di Market Review IDX Channel, Kamis (19/8/2021).
Sehingga dengan demikian, pihak rumah sakit khususnya Hermina berusaha untuk dapat bertahan ditengah persaingan harga. Mengingat jumlah stok alat tes swab PCR yang tersedia masih banyak dimana stok tersebut dibeli pada saat harga pasar belum diturunkan. Salah satu usaha Rumah Sakit Hermina agar bisa survive adalah berkompromi dengan vendor terkait.
“Kami melakukan pengawasan pengendalian terhadap keterikatan dengan vendor. Jadi, kami tidak menyediakan stock yang banyak. Sehingga begitu pemerintah mengeluarkan peraturan, kami langsung melakukan pertemuan dan vendor prinsipnya mendukung. Memang masih ada sisa stock tapi tidak terlalu banyak,” jelas dia.
Di samping itu, guna meningkatkan tracing yang lebih baik, pemerintah berupaya untuk menyediakan komponen uji tes swab PCR secara berkelanjutan. Yulisar menyebut dengan volume yang meningkat maka akan menurunkan unit cost rumah sakit. “Semoga kami masih bisa tetap survive,” tutupnya.
Managing Director Operational and General Affair PT Medikaloka Hermina TBK. Yulisar Khiat menjelaskan patokan harga Rp900.000 itu dikarenakan pada masa awal tes swab PCR dijadikan alat tes akurat Covid-19. Sementara fasilitas penunjang serta ketersediaan alat reagen masih sangat terbatas sehingga memerlukan waktu untuk memperolehnya atau inden.
Namun, seiring tingginya kebutuhan masyarakat maupun pihak lembaga kesehatan akan alat tes tersebut, hadirlah vendor-vendor serta pemerintah yang turut membantu pemenuhan ketersediaan alat tes swab PCR. Dimana hal itu berdampak pada persaingan harga yang sudah ditetapkan pada rumah sakit sebelumnya.
“Semakin banyaknya vendor-vendor dan juga pemerintah, mereka jadinya bersaing dan menurunkan harga-harga yang merupakan komponen cost limit kami,” katanya dalam diskusi virtual di Market Review IDX Channel, Kamis (19/8/2021).
Sehingga dengan demikian, pihak rumah sakit khususnya Hermina berusaha untuk dapat bertahan ditengah persaingan harga. Mengingat jumlah stok alat tes swab PCR yang tersedia masih banyak dimana stok tersebut dibeli pada saat harga pasar belum diturunkan. Salah satu usaha Rumah Sakit Hermina agar bisa survive adalah berkompromi dengan vendor terkait.
“Kami melakukan pengawasan pengendalian terhadap keterikatan dengan vendor. Jadi, kami tidak menyediakan stock yang banyak. Sehingga begitu pemerintah mengeluarkan peraturan, kami langsung melakukan pertemuan dan vendor prinsipnya mendukung. Memang masih ada sisa stock tapi tidak terlalu banyak,” jelas dia.
Di samping itu, guna meningkatkan tracing yang lebih baik, pemerintah berupaya untuk menyediakan komponen uji tes swab PCR secara berkelanjutan. Yulisar menyebut dengan volume yang meningkat maka akan menurunkan unit cost rumah sakit. “Semoga kami masih bisa tetap survive,” tutupnya.
(nng)
tulis komentar anda