Siap Bangun Kilang, Indonesia Targetkan Tidak Lagi Impor BBM Tahun 2026
Minggu, 31 Mei 2020 - 14:28 WIB
Untuk tahun 2024, kebutuhan BBM diperkirakan 80 juta KL, produksi BBM tetap 57,5 juta KL dan impor 25,9 juta KL.
Impor BBM turun drastis tahun 2025 di mana kebutuhan BBM diperkirakan 82,5 juta KL, sementara produksi BBM mencapai 68,1 juta KL dan impor 13,4 juta KL. Penurunan impor ini lantaran terdapat tambahan produksi BBM dari GRR Bontang.
"Tahun 2026, diharapkan ada tambahan produksi dari RDMP Cilacap dan GRR Tuban. Dengan rampungnya pembangunan RDMP dan GRR ini, kita tidak perlu impor BBM lagi," ujar Hidayat.
Dalam kesempatan terpisah, PT Pertamina (Persero) menegaskan, meskipun dunia masih dilanda pandemi Covid-19, penurunan demand BBM dan tekanan terhadap nilai kurs rupiah, Pertamina tetap fokus untuk menuntaskan proyek strategis nasional yang merupakan amanah dari Pemerintah, termasuk pembangunan kilang Cilacap sebagai bagian dari proyek RDMP dan GRR.
"Pertamina tetap menjalankan rencana investasi yang telah tertuang dalam RKAP, sekaligus memastikan amanah Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional melalui pembangunan kilang," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Jakarta.
Menurutnya, Pertamina akan memaksimalkan dan mengoptimalkan penyelesaian proyek pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru agar dapat selesai sesuai target waktu yang ditetapkan. Jika proyek ini rampung, nantinya kilang yang saat ini berkapasitas 1 juta barel per hari akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta barel per hari sehingga kebutuhan BBM dapat terpenuhi tanpa perlu impor.
"Dengan penuntasan RDMP dan GRR, Pertamina berharap dapat memenuhi target Pemerintah untuk menyetop impor BBM pada tahun 2026," pungkasnya.
Impor BBM turun drastis tahun 2025 di mana kebutuhan BBM diperkirakan 82,5 juta KL, sementara produksi BBM mencapai 68,1 juta KL dan impor 13,4 juta KL. Penurunan impor ini lantaran terdapat tambahan produksi BBM dari GRR Bontang.
"Tahun 2026, diharapkan ada tambahan produksi dari RDMP Cilacap dan GRR Tuban. Dengan rampungnya pembangunan RDMP dan GRR ini, kita tidak perlu impor BBM lagi," ujar Hidayat.
Dalam kesempatan terpisah, PT Pertamina (Persero) menegaskan, meskipun dunia masih dilanda pandemi Covid-19, penurunan demand BBM dan tekanan terhadap nilai kurs rupiah, Pertamina tetap fokus untuk menuntaskan proyek strategis nasional yang merupakan amanah dari Pemerintah, termasuk pembangunan kilang Cilacap sebagai bagian dari proyek RDMP dan GRR.
"Pertamina tetap menjalankan rencana investasi yang telah tertuang dalam RKAP, sekaligus memastikan amanah Pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan energi nasional melalui pembangunan kilang," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman di Jakarta.
Menurutnya, Pertamina akan memaksimalkan dan mengoptimalkan penyelesaian proyek pengembangan kilang dan pembangunan kilang baru agar dapat selesai sesuai target waktu yang ditetapkan. Jika proyek ini rampung, nantinya kilang yang saat ini berkapasitas 1 juta barel per hari akan meningkat dua kali lipat menjadi 2 juta barel per hari sehingga kebutuhan BBM dapat terpenuhi tanpa perlu impor.
"Dengan penuntasan RDMP dan GRR, Pertamina berharap dapat memenuhi target Pemerintah untuk menyetop impor BBM pada tahun 2026," pungkasnya.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda