PGN Pasok Gas Perdana ke Pabrik Kertas FajarPaper 9,2 BBTUD
Selasa, 28 September 2021 - 20:53 WIB
JAKARTA - PGN berhasil menyalurkan gas bumi perdana atau gas in ke FajarPaper dengan volume 6,14-9,2 miliar british thermal unit per day (BBTUD) untuk keperluan perawatan pabrik produksi yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan PGN mengoptimasi layanan gas bumi ke FajarPaper menggunakan skema seasonal selling atau penjualan musiman. Di mana, volume gas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
"Subholding Gas mengoptimalkan seluruh kemampuan dari sisi pasokan maupun infrastruktur, sehingga kebutuhan gas bumi dapat dilayani baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Faris seperti dikutip dari pernyataannya, Senin (28/9/2021).
Faris berharap, layanan gas bumi ke FajarPaper dapat semakin mendorong pertumbuhan pasar PGN di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Penyaluran gas ke FajarPaper menggunakan fasilitas meter PT Pertamina EP (PEP) di Stasiun Pertagas Tegal Gede Bekasi dan Pipa Pertagas, dengan mekanisme pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh DJKN Kementerian Keuangan.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan bahwa penyaluran gas ke FajarPaper menggunakan pemanfaatan dan pengoperasian alat ukur bersama dari PEP, PGN, dan Pertagas. PGN mengintegrasikan infrastruktur gas agar gas in berjalan lancar sesuai standard operating procedure (SOP), serta mendukung kehandalan pasokan gas.
"Integrasi infrastruktur ini menjadi salah satu bukti efektifitas dari pembentukan Subholding Group Pertamina, terlebih khusus di Subholding Gas," terang Achmad.
FajarPaper merupakan produsen kertas kemasan di Indonesia. Gas bumi merupakan salah satu energi yang dapat memberikan efisiensi dan paling bersih dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.
Sebagai informasi, PGN juga telah menyalurkan gas bumi perdana ke Alumindo Alloy Abadi. Penambahan pelanggan industri baru juga dilakukan di Kawasan Industri Deltamas seperti Summit Seoyeon Automotive Indonesia dan Yili Indonesia Dairy. Total volume gas dari penambahan industri baru dari Januari-September 2021 di area Bekasi sebesar 6,6 BBTUD.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan PGN mengoptimasi layanan gas bumi ke FajarPaper menggunakan skema seasonal selling atau penjualan musiman. Di mana, volume gas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.
"Subholding Gas mengoptimalkan seluruh kemampuan dari sisi pasokan maupun infrastruktur, sehingga kebutuhan gas bumi dapat dilayani baik jangka pendek maupun jangka panjang," kata Faris seperti dikutip dari pernyataannya, Senin (28/9/2021).
Faris berharap, layanan gas bumi ke FajarPaper dapat semakin mendorong pertumbuhan pasar PGN di wilayah Bekasi dan sekitarnya. Penyaluran gas ke FajarPaper menggunakan fasilitas meter PT Pertamina EP (PEP) di Stasiun Pertagas Tegal Gede Bekasi dan Pipa Pertagas, dengan mekanisme pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) yang dikelola oleh DJKN Kementerian Keuangan.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar menjelaskan bahwa penyaluran gas ke FajarPaper menggunakan pemanfaatan dan pengoperasian alat ukur bersama dari PEP, PGN, dan Pertagas. PGN mengintegrasikan infrastruktur gas agar gas in berjalan lancar sesuai standard operating procedure (SOP), serta mendukung kehandalan pasokan gas.
"Integrasi infrastruktur ini menjadi salah satu bukti efektifitas dari pembentukan Subholding Group Pertamina, terlebih khusus di Subholding Gas," terang Achmad.
FajarPaper merupakan produsen kertas kemasan di Indonesia. Gas bumi merupakan salah satu energi yang dapat memberikan efisiensi dan paling bersih dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.
Sebagai informasi, PGN juga telah menyalurkan gas bumi perdana ke Alumindo Alloy Abadi. Penambahan pelanggan industri baru juga dilakukan di Kawasan Industri Deltamas seperti Summit Seoyeon Automotive Indonesia dan Yili Indonesia Dairy. Total volume gas dari penambahan industri baru dari Januari-September 2021 di area Bekasi sebesar 6,6 BBTUD.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda