Setahun Lebih Tiarap, Tahun Ini Penjualan Mainan Bisa Naik 5 Persen
Jum'at, 03 Desember 2021 - 22:30 WIB
JAKARTA - Performa industri mainan anak nasional menunjukkan tren yang positif. Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia ( APMI ) optimistis penjualan mainan anak bisa naik 5% di tahun 2021.
"Target kami penjualan naik 5% dari tahun kemarin dan ini hampir mendekati target," ujar Ketua Bidang Mainan Kayu APMI Winata Riangsaputra dalam Market Review IDX Channel, Jumat (3/12/2021).
Winata mengatakan, saat ini penjualan mainan anak sedang memasuki peak season setelah hampir dua tahun cukup terdampak pandemi Covid-19. Permintaan ekspor ke beberapa negara juga mulai menunjukkan kenaikan.
"Penjualan mainan anak di bulan ini sangat baik. Beberapa negara juga melakukan impor dari kita karena stok mereka juga menipis," ungkapnya.
Dia melanjutkan, selama pandemi Covid-19 di tahun 2020, kapasitas produksi industri mainan anak hanya bisa berjalan 10% karena tidak ada permintaan yang signifikan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun setelah enam bulan, mulai ada kenaikan order karena perusahaan sudah bisa menjalankan penjualannya secara online, khususnya ke luar negeri.
"Volume produksi sudah mencapai sekitar 75% dari target," imbuhnya.
Winata menuturkan, jenis mainan yang diminati pasar domestik selama pandemi Covid-19 antara lain mainan edukasi dan mainan keluarga. Sementara jenis mainan yang diminati pasar ekspor adalah boneka dan mainan edukasi.
"Karena banyak yang sekolah dari rumah, maka orang tua membeli mainan agar anaknya bisa belajar sambil bermain. Sementara permainan keluarga seperti ular tangga dan monopoli diminati untuk mengisi waktu luang karena selama pandemi harus di rumah," jelasnya.
"Target kami penjualan naik 5% dari tahun kemarin dan ini hampir mendekati target," ujar Ketua Bidang Mainan Kayu APMI Winata Riangsaputra dalam Market Review IDX Channel, Jumat (3/12/2021).
Winata mengatakan, saat ini penjualan mainan anak sedang memasuki peak season setelah hampir dua tahun cukup terdampak pandemi Covid-19. Permintaan ekspor ke beberapa negara juga mulai menunjukkan kenaikan.
"Penjualan mainan anak di bulan ini sangat baik. Beberapa negara juga melakukan impor dari kita karena stok mereka juga menipis," ungkapnya.
Dia melanjutkan, selama pandemi Covid-19 di tahun 2020, kapasitas produksi industri mainan anak hanya bisa berjalan 10% karena tidak ada permintaan yang signifikan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun setelah enam bulan, mulai ada kenaikan order karena perusahaan sudah bisa menjalankan penjualannya secara online, khususnya ke luar negeri.
"Volume produksi sudah mencapai sekitar 75% dari target," imbuhnya.
Winata menuturkan, jenis mainan yang diminati pasar domestik selama pandemi Covid-19 antara lain mainan edukasi dan mainan keluarga. Sementara jenis mainan yang diminati pasar ekspor adalah boneka dan mainan edukasi.
Baca Juga
"Karena banyak yang sekolah dari rumah, maka orang tua membeli mainan agar anaknya bisa belajar sambil bermain. Sementara permainan keluarga seperti ular tangga dan monopoli diminati untuk mengisi waktu luang karena selama pandemi harus di rumah," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda