Lagi, BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
Kamis, 16 Desember 2021 - 15:38 WIB
JAKARTA - BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) atau suku bunga acuan kembali ditahan pada level 3,5% basis poin (bps). Demikian pula dengan suku bunga Deposit Facility, tetap sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility tetap di angka 4,25%.
Hal ini diputusakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 15-16 Desember 2021.
Gubernur Bank Indonesia , Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sustain keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Berdasarkan assessment secara keseluruhan, Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 15 sampai 16 Desember memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5%," kata Perry di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Menurut dia BI juga terus mengoptimalkan, seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut dengan menempuh berbagai langkah.
"Ini demi menjaga stabilitas keuangan, pertumbuhan, dan juga pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
Hal ini diputusakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada tanggal 15-16 Desember 2021.
Gubernur Bank Indonesia , Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan sustain keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
"Berdasarkan assessment secara keseluruhan, Rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 15 sampai 16 Desember memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 3,5%," kata Perry di Jakarta, Kamis (16/12/2021).
Menurut dia BI juga terus mengoptimalkan, seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut dengan menempuh berbagai langkah.
"Ini demi menjaga stabilitas keuangan, pertumbuhan, dan juga pemulihan ekonomi nasional," tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda